Teruntuk Sakha ....
Ini awal 'Heavenly Project' milik kita. Aku langsung mulai saja, ya.
Berbicara kehilangan dan ditinggalkan, aku pikir keduanya saling berhubungan. Ketika ditinggalkan, maka kita akan merasa kehilangan. Setiap anggota tubuh sepertinya tahu bahwa ia akan merasakan sakit, tetapi memilih untuk menepis hal itu. Ah, tidak apa-apa mungkin ini sebentar saja. Seandainya mereka memang tidak kembali, mungkin aku akan menangis hanya dalam jangka waktu seminggu.
Nyatanya? Salah. Aku yang terlihat dingin dan tidak berperasaan sebenarnya sedang menggali kuburanku sendiri. Diam-diam sebenarnya aku selalu memikirkan setiap detil kesalahan yang kuperbuat. Aku selalu berpikir tanpa menemukan jawaban.
Kamu tahu? Rasanya seperti berjalan di terowongan yang gelap, tanpa batas. Tidak bisa lagi bersedih ataupun marah kepada keadaan lagi. Fase itu udah habis, rasanya aku memang pantas hidup seperti ini.
Jadi, berhentilah mengasihani, memberi pertolongan, atau menatapku dengan wajah sedih. Aku tidak butuh, mengerti? Apa kamu tahu bahwa terkadang kebaikan akan dianggap sebagai bentuk kejahatan bagi seseorang? Semoga kamu paham. Sekian.
~Reina Binari Cahya
***
Teruntuk Reina ....
Ini video rekaman kita masing-masing di Heavenly Project yang pertama. Aku tidak berharap banyak bahwa suatu saat nanti kamu akan memutarnya, tapi izinkan aku untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran.
Berbicara kehilangan dan ditinggalkan. Ketika mengenang momen di mana orang yang kukagumi meninggalkanku rasanya tidak menyenangkan. Aku kebingungan. Kenapa aku tidak bersedih atau menangis? Aku tidak bisa marah atau menyalahkan keadaan? Aku hanya linglung dan tetap menjadi manusia ceroboh yang kamu kenal.
Mengingat momen itu memberikanku pelajaran bahwa aku harus menggunakan setiap waktu yang ada sebaik-baiknya. Aku berusaha sebisa mungkin membuat dan merekam kenangan baik bersama orang-orang tersebut. Aku akan berusaha menjadi orang yang baik, memberikan kenyamanan bagi orang yang kukasihi.
Ini memang terkesan naif, bahkan kamu langsung membuang wajah, tersenyum sinis. Apa pun itu, aku ingin menjadi sebuah rumah, di mana orang di dalamnya hidup dengan nyaman dan tenang. Ya, aku tahu itu susah diwujudkan, tapi bisa tolong dukung aku? Jujur, aku tidak mau merasakan kehilangan lagi.
~Sakha Abimana Widjaya