Loading...
Logo TinLit
Read Story - No Life, No Love
MENU
About Us  

“Memulai hidup baru di negara baru bukan berarti melarikan diri dari masalah yang lalu.”

***

Ada orang yang pernah mengatakan bahwa jika memutuskan hubungan dan menghilang begitu saja ketika ada masalah maka sama artinya dengan membuat masalah baru. Tetapi bagi orang yang mengalami tentunya itu adalah pilihan terbaik untuk mengasingkan diri dan memulai hidup yang baru. Apakah hidup baru itu tidak akan terhindarkan dari masalah? Tentunya masalah akan dapat ditemui di mana pun. Yang orang lain butuhkan ketika meninggalkan tempat yang lama ditempatinya karena suasana baru memberikan kesan baru dan semangat baru.

Orang-orang bisa menyetting pikirannya untuk bahagia dan melepaskan semua beban yang terasa berat di pundaknya dulu. Tidak ada salahnya jika orang-orang memilih berganti tempat. Semua orang punya caranya sendiri untuk mendapatkan ketenangan batinnya.

Masa tunggu satu bulan telah berakhir dan Erilya bahagia bisa merasakan udara empat musing di Eropa. Cahaya hangat yang menerpa kulitnya. Daun-daun maple yang berguguran dari pepohonan benar-benar bisa dia lihat. Dulu mungkin dia hanya bisa membayangkannya dari cerita di novel-novel yang dia baca, sekarang dia bisa merasakannya.

Dia mengambil daun maple berbentuk jari dengan warna kuning kejinggan itu. Dia menatap daun itu dengan perasaan senang. Dia tidak pernah membayangkan akan melakukan perjalanan jauh, perjalanan yang lama di atas pesawat untuk pertama kalinya, dan sampai ke negara empat musim. Dia tidak menyangka bisa merasakan udara musim gugur.

Erilya kemudian mengambil foto daun itu dan memberikannya kepada keluarganya.

Erilya: Lihat daun maple ini. Haha

Helena: Bawain satu nanti kalau pulang, Kak. Bisa jadi gantungan kunci

Mama: Bisa buka bisnis gantungan kunci daun maple

Papa: Papa nonton aja, nanti kalau ada urusan di bea cukai nggak ikut-ikutan

Helena: Diam, papa. Melunturkan semangat orang-orang berbisnis

Mama: Tauk deh. Papa emang nggak punya jiwa bisnis

Papa: Biarin daripada dipalak preman. Kamu udah sampai, Er? Gimana rasanya di Eropa?

Mama: Udah sampai lah, Pa. Itu dia habis foto daun kuning-kuning gitu. Mana ada di sini

Papa: Ada, Ma. Banyak di sini. Kayak nggak pernah lihat daun kering aja.

Erilya tertawa melihat respon keluarganya. Erilya jadi merindukan mereka padahal baru dua hari yang lalu tidak melihat mereka. Apalagi Helena, dia sudah satu bulan tidak melihat adiknya itu. Sekarang justru mereka berpisah negara.

Erilya: Udah sampai, Pa. Kemarin aku beres-beres jadi baru bisa main sekarang.

Helena: Pulang kapan, Kak?

Erilya tertawa keras melihat pesan adiknya. Bisa-bisanya gadis itu menanyakan hal itu, padahal Erilya baru juga menjejakkan kakinya di sana.

Erilya: Masih lama lah, Hel. Paling juga nanti kalau udah lulus pulang dulu

Helena: Kakak mau nyari kerja di sana?

Erilya: Tentu saja. Kenapa harus balik ketika nggak ada pekerjaan dan gaji yang sesuai? Masa udah kabur harus kembali lagi. Nanggung, apresiasinya nggak ada

Papa: Nggak masalah kamu mau di sana, yang penting tetep pulang ya setahun atau dua tahun sekali. Siapa tahu nanti kamu bisa lihat gajah terbang di sini karena udah kelamaan tinggal di sana

Erilya kembali tertawa melihat lelucon garing yang diberikan oleh papanya. Dia lalu menutup ponselnya dan melihat sekeliling kampus. Bangunan besar dengan gaya khas Eropa itu memanjakan matanya. Gayanya khas dan hampir mirip dengan bangunan kota lama di Indonesia. Bangunan yang besar dengan pilar-pilar kokoh. Erilya akan mengabadikan semua momen yang bisa dia dapatkan di sini. Dia akan menyimpan semuanya dengan baik.

Berada di negara dengan tingkat hidup yang tinggi dan tidak perlu dikejar-kejar umur membuatnya tenang. Dia tidak merisaukan apa pun saat ini. Dia cukup beradaptasi dengan baik dan membangun hubungan yang baik dengan mahasiswa lainnya. Dia tidak perlu memikirkan nanti dia lulus akan menjadi apa karena takut mendapatkan diskriminasi dari jurusan yang diambilnya. Dia tidak perlu memikirkan kekhawatiran itu. Sekarang yang perlu dia lakukan adalah bersosialisasi dengan baik dan mendapatkan banyak teman.

Erilya tidak malu-malu lagi menggunakan bahasa Inggrisnya. Meskipun belum terlalu fasih tapi dia sudah berani. Dahulu di Indonesia dia sangat takut menggunakan bahasa Inggris karena adanya policy grammar yang menyebalkan. Kenyataannya orang luar juga tidak memakai grammar yang baik. Maka dari itu dia bisa mengembangkan kemampuan bahasanya dengan baik.

Erilya tidak hanya berkenalan dengan orang-orang yang asli keturunan Eropa tetapi juga dengan mahasiswa asing lainnya. Dia bisa saling memahami perasaan mereka yang jauh dari keluarga, sekaligus bisa belajar budaya dari teman yang lain.

Tidak ada diskriminasi selama Erilya bermain dengan mereka. Kehidupan ini jelas tidak pernah dia bayangkan tetapi ternyata kehidupan ini yang terbaik untuk dirinya. Dia bisa menjadi dirinya sendiri dan mereka juga memiliki frekuensi yang sama dengan dirinya. Topik-topik yang mereka sukai, makanan, dan hal-hal gila lainnya. Bisa bertemu banyak orang dan belajar budaya menjadi hal yang paling menyenangkan selama hidupnya.

Erilya juga memulai penelitian dengan mereka. Meskipun baru mengenal dan berteman tidak lebih dari satu bulan, mereka sudah merencanakan untuk membuat sebuah penelitian yang nantinya akan diikutsertakan lomba.

Erilya sangat semangat dengan hal itu. Dia dulu di Indonesia tidak menemukan teman yang cocok untuk ambis, sekarang semuanya ambis. Memang seharusnya dia dari dulu berteman dengan orang-orang seperti itu sehingga dia akan lebih jelas menemukan inti kehidupannya. Dia tidak perlu berputar-putar selama dua tahun mencari hal-hal yang tidak pasti. Sekarang semuanya pasti, dari dulu dia sudah suka dalam meneliti sesuatu, sekarang dia mendapatkan kesempatan itu. Dia akan melakukan yang terbaik. Mungkin memang jalan hidupnya ada di dunia akademik. Tidak masalah selama dia senang menjalaninya. Seperti yang orang tuanya selalu tekankan. Apa pun boleh Erilya jalani selama dia senang melakukan itu.

Sesekali Erilya masih menulis di novelnya. Ternyata pembacanya cukup banyak sehingga Erilya menjadi lebih semangat untuk menulis terus. Memang benar jika takdir itu tidak pernah kita sangka-sangka.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
XIII-A
726      540     4     
Inspirational
Mereka bukan anak-anak nakal. Mereka hanya pernah disakiti terlalu dalam dan tidak pernah diberi ruang untuk sembuh. Athariel Pradana, pernah menjadi siswa jeniushingga satu kesalahan yang bukan miliknya membuat semua runtuh. Terbuang dan bertemu dengan mereka yang sama-sama dianggap gagal. Ini adalah kisah tentang sebuah kelas yang dibuang, dan bagaimana mereka menolak menjadi sampah sejar...
Can You Hear My Heart?
450      270     11     
Romance
Pertemuan Kara dengan gadis remaja bernama Cinta di rumah sakit, berhasil mengulik masa lalu Kara sewaktu SMA. Jordan mungkin yang datang pertama membawa selaksa rasa yang entah pantas disebut cinta atau tidak? Tapi Trein membuatnya mengenal lebih dalam makna cinta dan persahabatan. Lebih baik mencintai atau dicintai? Kehidupan Kara yang masih belia menjadi bergejolak saat mengenal ras...
Dimension of desire
211      179     0     
Inspirational
Bianna tidak menyangka dirinya dapat menemukan Diamonds In White Zone, sebuah tempat mistis bin ajaib yang dapat mewujudkan imajinasi siapapun yang masuk ke dalamnya. Dengan keajaiban yang dia temukan di sana, Bianna memutuskan untuk mencari jati dirinya dan mengalami kisah paling menyenangkan dalam hidupnya
Happy Death Day
561      308     81     
Inspirational
"When your birthday becomes a curse you can't blow away" Meski menjadi musisi adalah impian terbesar Sebastian, bergabung dalam The Lost Seventeen, sebuah band yang pada puncak popularitasnya tiba-tiba diterpa kasus perundungan, tidak pernah ada dalam kamus hidupnya. Namun, takdir tetap membawa Sebastian ke mikrofon yang sama, panggung yang sama, dan ulang tahun yang sama ... dengan perayaan h...
Paint of Pain
914      645     29     
Inspirational
Vincia ingin fokus menyelesaikan lukisan untuk tugas akhir. Namun, seorang lelaki misterius muncul dan membuat dunianya terjungkir. Ikuti perjalanan Vincia menemukan dirinya sendiri dalam rahasia yang terpendam dalam takdir.
Taruhan
51      48     0     
Humor
Sasha tahu dia malas. Tapi siapa sangka, sebuah taruhan konyol membuatnya ingin menembus PTN impian—sesuatu yang bahkan tak pernah masuk daftar mimpinya. Riko terbiasa hidup dalam kekacauan. Label “bad boy madesu” melekat padanya. Tapi saat cewek malas penuh tekad itu menantangnya, Riko justru tergoda untuk berubah—bukan demi siapa-siapa, tapi demi membuktikan bahwa hidupnya belum tama...
Sweet Like Bubble Gum
1078      769     2     
Romance
Selama ini Sora tahu Rai bermain kucing-kucingan dengannya. Dengan Sora sebagai si pengejar dan Rai yang bersembunyi. Alasan Rai yang menjauh dan bersembunyi darinya adalah teka-teki yang harus segera dia pecahkan. Mendekati Rai adalah misinya agar Rai membuka mulut dan memberikan alasan mengapa bersembunyi dan menjauhinya. Rai begitu percaya diri bahwa dirinya tak akan pernah tertangkap oleh ...
Tanpo Arang
38      32     1     
Fantasy
Roni mengira liburannya di desa Tanpo Arang bakal penuh dengan suara jangkrik, sinyal HP yang lemot, dan makanan santan yang bikin perut “melayang”. Tapi ternyata, yang lebih lemot justru dia sendiri — terutama dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi di sekitar villa keluarga yang sudah mereka tinggali sejak kecil. Di desa yang terkenal dengan cahaya misterius dari sebuah tebing sunyi, ...
Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari
1930      1173     0     
Inspirational
Judul ini bukan hanya sekadar kalimat, tapi pelukan hangat yang kamu butuhkan di hari-hari paling berat. "Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari" adalah pengingat lembut bahwa menjadi manusia tidak berarti harus selalu tersenyum, selalu tegar, atau selalu punya jawaban atas segalanya. Ada hari-hari ketika kamu ingin diam saja di sudut kamar, menangis sebentar, atau sekadar mengeluh karena semua teras...
Kini Hidup Kembali
70      62     1     
Inspirational
Sebenarnya apa makna rumah bagi seorang anak? Tempat mengadu luka? Bangunan yang selalu ada ketika kamu lelah dengan dunia? Atau jelmaan neraka? Barangkali, Lesta pikir pilihan terakhir adalah yang paling mendekati dunianya. Rumah adalah tempat yang inginnya selalu dihindari. Namun, ia tidak bisa pergi ke mana-mana lagi.