Loading...
Logo TinLit
Read Story - No Life, No Love
MENU
About Us  

“Tidak ada jalan terbaik untuk memutus kerinduan pada hal yang tak tercapai, hanya nostalgia yang mampu mengembannya.”

***

Erilya sudah dijadwalkan untuk datang ke kampus hari ini. Sebelum itu dia mendatangi tempat-tempat dia dulu pernah singgah. Pertama dia datang ke sekolahnya pagi sekali ketika pukul setengah enam tepat. Dia sengaja datang di pagi hari agar tidak ada orang yang melihat dirinya masuk ke dalam gerbang. Dia merasa lega bisa melihat sekolah yang selama tiga tahun menjadi tempatnya menimba ilmu.

Sekolah Menengah Atas yang menjadi idaman di kotanya itu masih memiliki warna dan desain yang sama. Yang membedakan hanya beberapa bangunan tua yang dulu menjadi ruang kelasnya tidak ada. Monyet yang dulu ada di sekolah juga sudah dikembalikan kepada dinas terkait. Pohon-pohon besar yang dulu ada di beberapa titik juga sudah tidak ada dan digantikan dengan pohon-pohon baru. Semua telah berubah, begitu juga dengan Erilya. Tubuhnya telah berubah ke arah lebih dewasa. Pikirannya juga sudah berubah. Dahulu sewaktu SMA dia memikirkan akan menjadi apa dirinya nanti ternyata setelah berada di masa itu dirinya menemukan jawabannya bahwa tidak menjadi apa-apa.

Erilya lalu berjalan ke belakang sekolah. Dia melihat kantin-kantin yang masih berjejer rapi. Beberapa penjual di sana sepertinya sudah berganti. Erilya menyadari betapa lamanya dia sudah tumbuh. Kenyataannya semua memang sudah berubah seiring berjalannya waktu. Erilya kembali berjalan ke lorong-lorong kelas. Dia mengamati bekas bangunan yang dulu menjadi kelasnya.

Dia mengingat betapa bahagianya dia dulu dengan sahabat-sahabatnya. Melakukan kenalakan, membolos di jam pelajaran, ke kantin, selalu mencari-cari kesempatan untuk ke kamar mandi, dan banyak hal lainnya. Erilya tertawa kecil mengingat itu.

Ada ingatan lainnya yang muncul dalam benaknya. Dia mengingat pertemuan pertamanya dengan Geo, bagaimana dia mencintai pria itu, dan seberapa banyak interaksi yang berusaha Erilya bangun. Ternyata semuanya sudah berlalu dengan baik. Semua orang sudah memiliki takdir hidupnya sendiri-sendiri. Tepat pukul 06.30. Erilya lalu bergegas untuk keluar dari sekolah. Dia hampir saja bertemu dengan guru yang dulu pernah mengajarnya. Erilya langsung larit terbirit-birit dan keluar dari area kelas. Dia berjalan di parkiran, dia melihat guru piket yang sudah berjaga di depan lapangan.

“Ini harusnya lewat gerbang samping kalau nggak mau ketahuan,” gumam Erilya. Anak-anak sekolah menatap dirinya dari atas sampai bawah karena terlihat seperti orang asing. Erilya berusaha tersenyum ketika mereka melihatnya. Setelah itu dia berjalan dengan cepat.

“Kakak siapa?” Seorang perempuan dengan jas almameter menghadangnya. Erilya lalu tersenyum dengan canggung.

“Kakak cuma mau lihat-lihat kok.” Erilya menjawab dengan kaku. Dia tidak memiliki jawaban terbaik untuk dikatakan kepada anak gadis itu.

“Kakak kalau mau keluar lewat gerbang samping.” Gadis itu menjawab dengan lugas. Dia menunjuk gerbang samping yang terkunci. Ya dari dulu gerbang itu selalu terkunci, seingatnya baru sekali gerbang itu dibuka ketika ada masalah di gerbang utama.

“Iya kakak tahu kok. Dulu kakak pernah bersekolah di sini. Terima kasih ya.” Erilya berjalan melewati gadis itu. Dia merasa tidak enak karena tidak memberikan apa-apa sehingga dia berbalik dan memanggil anak gadis itu. “Kamu nanti cita-citanya kuliah di mana?” tanya Erilya.

“Di universitas di provinsi ini, Kak.”

Erilya mengangguk-angguk. Daridulu memang ada banyak orang di kotanya yang ingin berkuliah di universitas provinsi. Erilya lalu mengambil gantungan kunci yang ada ditas kecilnya. Beruntungnya tadi dia memasukkan kunci motornya ke dalam tas. Dia kemudian mengambil gantungan kunci yang memakai logo universitas yang dituju adik itu. Gantungan kunci itu sudah jelek dan lama. Beberapa akriliknya tergores, tetapi hanya itu kenang-kenangan yang dia punya.

“Ini buat kamu. Semoga kamu bisa lolos di situ dan nanti jadi adik tingkat kakak.” Erilya memberikan gantungan kunci itu dan pergi. Dia naik ke pagar beton yang tingginya hanya dua meter. Erilya bisa dengan mudah melewatinya. Sudah waktunya dia pergi ke kampus dan meminta surat rekomendasi.

***

 Selama di daerah kampusnya, Erilya menerima banyak nasihat dari dosen pembimbingnya. Mereka berdua memang sejak dulu sudah seperti seorang sahabat. Umur mereka memang cukup jauh, mungkin sekitar sepuluh tahunan tetapi Erilya dan dosennya masih bisa berteman. Setelah melewati waktu yang lama sendiri, akhirnya dosennya itu bisa menikah juga. Beliau memiliki suami yang tidak jauh dari profesinya sebagai seorang dosen. Sama-sama di dunia pendidikan.

“Saya sempet kaget lho waktu baca berita. Saya kira kamu sudah nggak ada. Nggak ada kabar lanjutan setelah itu soalnya. Kamu juga nggak bisa saya hubungi.” Dosen itu menggebu-gebu menceritakan keadaannya saat itu.

“Tapi saya sekarang udah di sini, Mba.” Erilya tersenyum mendengarnya. Dia sebenarnya bingung harus menjawab apa tapi ya dia berusaha menghargai cerita dosennya.

“Padahal loh saya udah nyuruh kamu buat lanjut aja S2-nya. Kamu itu punya potensi di bidang akademik. Sangat disayangkan jika kamu nggak lanjut.” Dosennya menunjuk Erilya.

“Ya ini pada akhirnya saya mau lanjut, Mba.” Erilya menyodorkan surat rekomendasi dalam bahasa Inggris kepada dosennya. Dia ingin meminta dosen itu untuk menuliskan surat rekomendasi dalam bahasa Inggris.

“Setelah dua tahun berlalu ya. Hemm memang dari awal tempat kamu itu buat lanjut pendidikan tapi malah ditunda-tunda sampai seperti ini.” Dosen itu berbicara sambil menyisir formulir yang diberikan alumni mahasiswanya. “Ini saya harus nulis dalam bahasa Inggris ya?”

“Ya, Mba. Ya seperti itu.”

“Heem oke deh. Emang kamu mau lanjut di mana?” tanya dosen itu kembali. Otaknya sedang menyusun kalimat bahasa Inggris agar sesuai dengan kata dan grammar yang ada.

“Eropa sih, Mba. Saya tertarik untuk ke Eropa.”

“Hemm berarti kamu nanti nggak ngelanjutin sastra kamu?” Dosen itu menoleh menatap Erilya. Dia sangat menyayangkan bahwa mahasiwanya tidak melanjutkan penelitian S1-nya. Padahal Erilya bisa menjadi pionerr untuk membuka jalan sebagai dosen kajian fantasi.

“Sepertinya enggak, mba. Saya mungkin akan mencoba jurusan interdisipliner mereka. Saya lihat ada beberapa yang cocok buat saya.” Dosen itu terlihat kecewa dengan penjelasan Erilya. Apalagi memang perempuan itu digadang-gadang sebagai pemegang teori fantasi yang jarang dipelajari.

“Saya bahkan sudah berencana dari dulu mau mengajak kamu melakukan penelitian di bidang fantasi, tetapi kamu malah mencari yang lain. Ya sudah kalau begitu. Saya tetap menuliskan yang baik kok untuk kamu. Siapa tahu kamu berubah pikiran dan lanjut ke peminatan kamu yang dulu.”

Dosen itu menuliskan surat yang panjang dan detail. Raut wajahnya terlihat benar-benar puas untuk mengantarkan anak didiknya menempuh kehidupan yang baru. Ya, setidaknya dia masih bisa menuliskan surat itu. Dia hanya berharap kalau Erilya tidak berhenti untuk saat ini. Dia akan menjamin bahwa dunai sastra yang dicintai perempuan itu tidak akan pernah berubah.

“Saya sangat berterima kasih atas keinginan yang ingin ibu berikan. Saya sangat-sangat tersanjung mendengarnya. Mungkin saya akan memikirkannya lagi nanti.”

“Baik.” Dosen itu meletakkan ponselnya. Dia menatap mahasiswanya yang sekarang memiliki fitur wajah dewasa. Tidak lama bertemu membuat dosen itu sedikit kagum. “Kamu bisa hubungi saya kapan saja kalau bertemu kendala ya.”

Erilya tersenyum. Setidaknya memang benar bahwa akan ada orang baik di tengah-tengah ketikajelasan hidupmu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A Sky Between Us
63      55     2     
Romance
Sejak kecil, Mentari selalu hidup di dalam sangkar besar bernama rumah. Kehidupannya ditentukan dari ia memulai hari hingga bagaimana harinya berakhir. Persis sebuah boneka. Suatu hari, Mentari diberikan jalan untuk mendapat kebebasan. Jalan itu dilabeli dengan sebutan 'pernikahan'. Menukar kehidupan yang ia jalani dengan rutinitas baru yang tak bisa ia terawang akhirnya benar-benar sebuah taruha...
The Best Gift
47      45     1     
Inspirational
Tidak ada cinta, tidak ada keluarga yang selalu ada, tidak ada pekerjaan yang pasti, dan juga teman dekat. Nada Naira, gadis 20 tahun yang merasa tidak pernah beruntung dalam hal apapun. Hidupnya hanya dipenuhi dengan tokoh-tokoh fiksi dalam  novel-novel dan drama  kesukaannya. Tak seperti manusia yang lain, hidup Ara sangat monoton seakan tak punya mimpi dan ambisi. Hingga pertemuan dengan ...
Trust Me
83      75     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
40 Hari Terakhir
1462      881     1     
Fantasy
Randy tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan berakhir secepat ini. Setelah pertunangannya dengan Joana Dane gagal, dia dihadapkan pada kecelakaan yang mengancam nyawa. Pria itu sekarat, di tengah koma seorang malaikat maut datang dan memberinya kesempatan kedua. Randy akan dihidupkan kembali dengan catatan harus mengumpulkan permintaan maaf dari orang-orang yang telah dia sakiti selama hidup...
Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari
3202      1689     0     
Inspirational
Judul ini bukan hanya sekadar kalimat, tapi pelukan hangat yang kamu butuhkan di hari-hari paling berat. "Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari" adalah pengingat lembut bahwa menjadi manusia tidak berarti harus selalu tersenyum, selalu tegar, atau selalu punya jawaban atas segalanya. Ada hari-hari ketika kamu ingin diam saja di sudut kamar, menangis sebentar, atau sekadar mengeluh karena semua teras...
Fusion Taste
233      200     1     
Inspirational
Serayu harus rela kehilangan ibunya pada saat ulang tahunnya yang ke lima belas. Sejak saat itu, ia mulai tinggal bersama dengan Tante Ana yang berada di Jakarta dan meninggalkan kota kelahirannya, Solo. Setelah kepindahannya, Serayu mulai ditinggalkan keberuntunganya. Dia tidak lagi menjadi juara kelas, tidak memiliki banyak teman, mengalami cinta monyet yang sedih dan gagal masuk ke kampus impi...
H : HATI SEMUA MAKHLUK MILIK ALLAH
49      46     0     
Romance
Rasa suka dan cinta adalah fitrah setiap manusia.Perasaan itu tidak salah.namun,ia akan salah jika kau biarkan rasa itu tumbuh sesukanya dan memetiknya sebelum kuncupnya mekar. Jadi,pesanku adalah kubur saja rasa itu dalam-dalam.Biarkan hanya Kau dan Allah yang tau.Maka,Kau akan temukan betapa indah skenario Allah.Perasaan yang Kau simpan itu bisa jadi telah merekah indah saat sabarmu Kau luaska...
Diary of Rana
256      214     1     
Fan Fiction
“Broken home isn’t broken kids.” Kalimat itulah yang akhirnya mengubah hidup Nara, seorang remaja SMA yang tumbuh di tengah kehancuran rumah tangga orang tuanya. Tiap malam, ia harus mendengar teriakan dan pecahan benda-benda di dalam rumah yang dulu terasa hangat. Tak ada tempat aman selain sebuah buku diary yang ia jadikan tempat untuk melarikan segala rasa: kecewa, takut, marah. Hidu...
Sendiri diantara kita
1825      918     3     
Inspirational
Sendiri di Antara Kita Arien tak pernah benar-benar pergi. Tapi suatu hari, ia bangun dan tak lagi mengingat siapa yang pernah memanggilnya sahabat. Sebelum itu, mereka berlima adalah lingkaran kecil yang sempurna atau setidaknya terlihat begitu dari luar. Di antara canda, luka kecil disimpan. Di balik tawa, ada satu yang mulai merasa sendiri. Lalu satu kejadian mengubah segalanya. Seke...
CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
121      109     1     
Inspirational
Aina Awa Seorang Gadis Muda yang Cantik dan Ceria, Beberapa saat lagi ia akan Lulus SMA. Kehidupannya sangat sempurna dengan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Sampai Sebuah Buku membuka tabir masa lalu yang membuatnya terseret dalam arus pencarian jati diri. Akankah Aina menemukan berhasil kebenarannya ? Akankah hidup Aina akan sama seperti sebelum cerita merah itu menghancurkannya?