Loading...
Logo TinLit
Read Story - Simfoni Rindu Zindy
MENU
About Us  

Zindy mengembuskan napas panjang. Kepalanya menyandar di atas meja. Dia nampak lesu saat menatap layar smartphone miliknya. Jam saat itu sudah menunjukkan waktu pulang sekolah.
 
“Kamu kenapa? Lesu amat. Ini udah jam pulang sekolah. Zin.” Rara memeriksa dahi Zindy dengan telapak tangannya.

“Videoku viewers-nya sedikit. Aku udah berusaha edit video sebaik mungkin.” Keluh Zindy.

“Ya elah. Nggak ada yang instan, Zin. Kita tuh cuma rakyat biasa. Harus konsisten upload. Jangan menyerah dulu. Waktu masih panjang.” Hibur Rara.

“Nasehatmu kayak lirik lagu yang baru viral aja.” Zindy mengeluarkan uang dari dalam dompetnya. 

“Kan apa-apa harus diusahakan. Kalo nggak berhasil hari ini, siapa tahu berhasil minggu depan. Kalo nggak bulan ini ya mungkin bulan depan. Kalo tahun depan kejauhan deh.” Rara memeriksa wajahnya di cermin. 

“Ini. Aku baru bisa cicil segini. Maaf ya. Mungkin lama.” Zindy memberikan satu lembar uang pecahan lima puluh ribu rupiah pada Rara.

“Nggak dikembalikan juga nggak papa, lho. Aku kan juga sempat take buat bahan konten video Toktok-ku.” Rara enggan menerima uang itu. 

“Aku nggak mau merepotkanmu. Kamu udah baik banget mau pinjemin uang buat modal aku dagang. Tolong diterima ya! Bagiku hutang harus dibayar. Takut ditagih di akhirat.” 

“Ya udah. Aku terima deh.” Rara menerima uang itu. 

“Kalo kontenku tentang jualan terus kayaknya bosan deh. Mau berhenti tapi aku juga pengen sukses jadi konten kreator.” Zindy menatap akun Toktok-nya.

“Coba aja nanti kontennya divariasi. Mungkin bisa buat ASMR menata dagangan. Jangan berhenti. Siapa tahu nanti ayahmu lihat videomu. Upss!” Rara spontan menutup mulutnya. Zindy tertunduk begitu mendengar kata ayah. Memori tentang orang itu langsung berputar lagi di pikirannya. “Maaf, aku nggak bermaksud….”

“Nggak papa. Kamu malah memberikanku inspirasi baru. Iya, mungkin nanti ayah bisa lihat videoku. Mungkin jadi kayak Toktok do your magic. Aku juga ingin tahu bagaimana kabarnya sekarang. Sudah hidup atau meninggal. Zean sering banget tanya tentang ayah.” Zindy mencurahkan isi hatinya. Air matanya berusaha dia bendung. 

“Sabar ya. Setelah ini aku yakin, kamu suatu saat pasti jadi orang sukses! Konten kreator dan affiliate sukses!” Hibur Rara. 

“Makasih ya udah menghiburku,” tangan Zindy menghapus air matanya yang tak sadar menetes. 

“Ayo, aku temenin jualan. Mami papiku baru di luar kota. Aku pulangnya agak malam nggak papa. Pengen liat cowok-cowok ganteng di lapangan basket. Tim basket sekolah kita baru latihan. Kalo nemenin kamu jualan kan nggak ada yang curiga, hihihi.” Rara membayangkan sosok cowok tampan yang dia taksir.


Tangan Zindy membereskan sisa dagangannya. Dia berdoa dalam hati semoga sore ini ada pembeli. Meski recehan tapi begitu berharga untuk membantu mencicil uang SPP-nya yang masih banyak menunggak. Rara juga memeriksa barang bawaannya. Keduanya segera keluar dari kelas menuju ke area lapangan basket yang ada di tengah area sekolah. 

“Bentar, deh. Aku kayaknya mau ke kamar mandi. Ada panggilan alam dulu, nih!” Rara segera berlari menuju toilet.

“Ide bagus buat konten. Jualan saat sore hari.” Zindy berjalan menuju pinggir lapangan. “Lapar nggak, Gaes?” Sapanya tanpa canggung. “Aku ada cemilan lho, murah dan enak deh.” 

Bertahan hidup lebih penting. Bodo amat soal pandangan orang. Aku harus lulus dan dapat ijazah SMA terus lanjut kuliah. 

Zindy terus menawarkan dagangannya. Dia terduduk di pinggir lapangan. Tak bisa dipungkiri. Wajahnya lelah. Sore itu belum banyak yang membeli dagangannya. Dari kejauhan nampak tim basket sedang latihan bertanding seru-serunya. Kepala Zindy baru saja menunduk untuk mengatur cemilan di keranjangnya. 

Tiba-tiba- DUK!!!

“Aduh!” Bola basket nyasar mendarat di kepala Zindy. Cemilan di keranjang itu juga berserakan terkena jatuhan bola basket itu. Zindy menahan rasa sakit dan nyut-nyutan di kepala. 

Leon langsung berlari kecil, panik, ”Eh,maaf banget! Kamu nggak papa?”

Zindy belum sempat menjawab. Matanya tak bisa berbohong. Dia kembali tersihir menatap ketampanan wajah Leon. Badan atletis terbalut jersey warna putih. Rara muncul kembali dari toilet, dia membawa tisu di tangan. Begitu melihat sahabatnya memegangi kepala, dia panik. 

“Lho, lho!” Aku baru juga tinggal sebentar. Kamu udah ditimpuk bola basket?! Astaga, kenapa bisa segitunya jualan camilan?!” 

Leon tersenyum canggung, “Iti salahku. Serius nggak sengaja.”

Zindy meringis kecil. “Sore ini udah cukup berat, sekarang kepalaku juga berat.”

Rara semakin mendekat ke telinga Zindy, dia berbisik, “Bestie, kalau yang nimpuk kayak gini, aku rela tiap hari….” 

Zindy mencelos, “bisa diam nggak, Ra?” 

Leon berjongkok di dekat keranjang Zindy. Dia membantu mengambil cemilan yang terjatuh. Salah satu cemilan dia ambil. “Aku beli ini ya. Semangat jualannya.” Dia memberikan uang lebih kepada Zindy, lalu pergi sambil tersenyum. 

Zindy masih terdiam. Pipinya mulai memerah. 

Rara tertawa melihat hal itu, “duh, kalau setiap hari kaya gini. Jualan jadi candu, ya?” 

“Apaan sih!” Zindy semakin memerah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kisah Cinta Gadis-Gadis Biasa
836      482     1     
Inspirational
Raina, si Gadis Lesung Pipi, bertahan dengan pacarnya yang manipulatif karena sang mama. Mama bilang, bersama Bagas, masa depannya akan terjamin. Belum bisa lepas dari 'belenggu' Mama, gadis itu menelan sakit hatinya bulat-bulat. Sofi, si Gadis Rambut Ombak, berparas sangat menawan. Terjerat lingkaran sandwich generation mengharuskannya menerima lamaran Ifan, pemuda kaya yang sejak awal sudah me...
Menemukan Kebahagiaan di Tengah Pandemi
244      182     1     
True Story
Siapakah yang siap dengan sebuah perubahan drastis akibat Virus Corona19? Pandemi akibat virus corona 19 meninggalkan banyak luka dan trauma serta merenggut banyak kebahagiaan orang, termasuk aku. Aku berjuang menemukan kembali makna kebahagiaan. Ku kumpulkan foto-foto lama masa kecilku, ku rangkai menjadi sebuah kisah. Aku menemukan kembali makna kebahagiaan di tengah pandemi. Kebahagiaan itu ad...
Life
315      219     1     
Short Story
Kutemukan arti kehidupan melalui kalam-kalam cinta-Mu
Untuk Reina
25543      3902     30     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?
Seberang Cakrawala
122      110     0     
Romance
sepasang kekasih menghabiskan sore berbadai itu dengan menyusuri cerukan rahasia di pulau tempat tinggal mereka untuk berkontemplasi
Pembuktian Cahaya
471      346     0     
Short Story
Aku percaya, aku bisa. Aku akan membuktikan bahwa matematika bukanlah tolak ukur kecerdasan semua orang, atau mendapat peringkat kelas adalah sesuatu yang patut diagung-agung \'kan. Aku percaya, aku bisa. Aku bisa menjadi bermanfaat. Karena namaku Cahaya. Aku akan menjadi penerang keluargaku, dan orang-orang di sekitarku
Secuil Senyum Gadis Kampung Belakang
462      353     0     
Short Story
Senyumnya begitu indah dan tak terganti. Begitu indahnya hingga tak bisa hilang dalam memoriku. Sayang aku belum bernai menemuinya dan bertanya siapa namanya.
Inspektur Cokelat: Perkara Remaja
339      236     1     
Short Story
Elliora Renata, seorang putri dari salah satu keluarga ternama di Indonesia, hal itu tak menjamin kebahagiaannya. Terlahir dengan kondisi albinis dan iris mata merah tajam, banyak orang menjauhinya karena kehadirannya disinyalir membawa petaka. Kehidupan monoton tanpa ada rasa kasih sayang menjadikannya kehilangan gairah bersosialisasinya sampai akhirnya...serangkaian kejadian tak menyenangkan...
Help Me Help You
1730      1025     56     
Inspirational
Dua rival akademik di sebuah sekolah menengah atas bergengsi, Aditya dan Vania, berebut beasiswa kampus ternama yang sama. Pasalnya, sekolah hanya dapat memberikan surat rekomendasi kepada satu siswa unggul saja. Kepala Sekolah pun memberikan proyek mustahil bagi Aditya dan Vania: barangsiapa dapat memastikan Bari lulus ujian nasional, dialah yang akan direkomendasikan. Siapa sangka proyek mus...
Malu malu cinta diam diam
508      373     0     
Short Story
Melihatmu dari jauhpun sudah membuatku puas. karena aku menyukaimu dalam diam dan mencintaimu dalam doaku