Bab 40
Dosis Kecil
Bulan berikutnya, Lala kontrol ke Dokter Rori lagi. Keluhnya, “Dok, saya akan menikah. Tolong beri saya obat yang cocok kalau nanti saya hamil.”
“Tidak ada obat yang cocok untuk wanita hamil. Anaknya bisa cacat. Suamimu harus mengerti kondisimu. Jika ia tidak mau mengerti, sebaiknya kalian putus saja,” ujar Dokter Rori.
“Dok?” gumam Lala, putus asa. Keningnya sedikit berkerut. Dokter yang ini serasa tidak cocok dengan Lala. Lala juga menjadi harus mengirit-irit obatnya karena dosis yang diberikan oleh dokter ini kecil sekali. Ada kalanya, Lala tidak meminum obatnya jika dirasa penyakitnya tidak kambuh agar obatnya cukup di saat ia kambuh.
Akhirnya, ketika Soni berkunjung kembali ke rumah Lala, ia memergoki Lala yang sedang kesakitan sambil memegangi kepalanya. Lala ketahuan juga. Tak disangka, Soni berkata, “Tidak apa-apa. Aku akan menerimamu apa adanya.”
Lala terkejut. Selama ini, ia selalu diputuskan kekasihnya karena ia ketahuan berpenyakit mental. Namun, sekarang berbeda. Bisiknya, “Mungkin, ini jodohku.”