Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sweet Seventeen
MENU
About Us  

Rumahku kayak zona perang. Begitu aku tiba di rumah, semua orang terlihat heboh. Apalagi Mama, seakan-akan saat ini sedang ada zombie outbreak yang mengakibatkan munculnya kepanikan masal.

Mama pasti sudah menonton video Dafa. Pasti saat ini Mama sudah punya ide untuk menyelamatkan namaku dari public humiliation. Bagi Mama, image itu nomor satu. Jadi, Mama enggak akan tinggal diam melihatku dipermalukan oleh Dafa.

Terlebih ini Dafa, yang selama ini jadi unofficial partner in crime Mama.

“Ma…”

“Ansel, kamu mending pulang aja, ya. Jangan ke sini dulu. Kalau bisa jangan bareng Anna dulu selama beberapa hari ke depan sampai masalahnya clear.” Mama memotong ucapanku. Mama melewatiku dan menghampiri Ansel, lalu menarik lengannya menuju pintu.

Ansel cuma bisa pasrah mengikuti perkataan Mama.

“No,” jeritku dan menghadang mereka. “An, lo di sini aja.”

Mama menatapku dengan ekspresi keras, siap memarahiku saat ini juga.

“Ma, Ansel juga ketimpa masalah karena Dafa.”

“Ansel memang ketimpa masalah, itu karena kalian bikin Dafa salah paham. Makanya Mama minta Ansel buat menjauh dulu sampai suasana kondusif lagi,” balas Mama.

Itu ide paling konyol. Kalau mau masalah ini kelar, aku harus menyelesaikannya bareng Ansel. Ansel enggak seharusnya ikut terlibat dalam masalah ini. Dia enggak pernah cari masalah. Ansel enggak pernah cari gara-gara. Dia sebisa mungkin menghindar dari sorotan. Namun sekarang dia ketimpa masalah karena Dafa yang sengaja mencari gara-gara

“Nyokap lo benar. Gue balik dulu, ya.”

Melihat Ansel keluar dari rumahku, membuatku jadi kalut. Aku mengejarnya, sekalipun menimbulkan teriakan protes dari Mama.

“An, sorry.”

Ansel tersenyum, senyum lembut yang biasanya selalu bisa menenangkanku.

“Nyokap lo benar. Kalau ada yang lihat gue di sini, lihat gue deket-deket lo, bisa makin kencang gosipnya.” Ansel berusaha menenangkanku.

“Tapi … kan …”

“Lo teman gue, An. Kita udah temenan lama, masalah ini enggak akan bikin lo berhenti jadi teman gue, kan?” potongnya.

“Masalah ini enggak bikin lo berhenti jadi teman gue, kan?” Aku mengembalikan pertanyaan itu.

Ansel tertawa. “Ya enggaklah, gila apa. Lo teman gue, terserah orang mikirnya gimana. Nyokap lo pasti udah punya ide buat perbaikin nama lo, kalau ada yang bisa gue lakuin, gue akan bantu.”

“Janji?”

Sekali lagi Ansel tertawa. “Janji. Sejak ulang tahun ke-tujuh, gue selalu nepatin janji sama lo. Kali ini pun sama, gue janji akan bantuin.”

“Sekalipun Dafa bakal makin drama?”

Ansel berhenti tertawa dan menatapku serius. “Sekalipun pacar lo berkoar-koar jadi korban atau orang-orang menuduh gue jadi bajingan paling berengsek yang ngerusak hubungan orang lain, gue pasti bakal bantuin lo.”

Ada rasa tenang mengisi hatiku. Aku tahu, Ansel selalu memegang janjinya. Dia temanku. Kejadian ini enggak akan membuatnya meninggalkanku. Jadi, aku melepas kepergian Ansel sampai mobilnya menghilang di balik belokan jalan.

Setelah enggak ada yang bisa kulakukan lagi, aku kembali menemui Mama di dalam rumah.

“Mama udah punya konsep buat nyelesaiin masalah ini,” ujar Mama tanpa basa basi. “Kita harus bikin video tandingan.”

An eye for an eye.

Video sebagai balasan untuk video Dafa.

Aku mengangguk, kali ini satu suara dengan Mama.

“Isinya kamu mengaku salah dan minta maaf sama Dafa. Kalau perlu sampai nangis. Bilang kalau kamu enggak ada maksud buat selingkuh. Ini salahnya Ansel dan kamu enggak enak karena dia temanmu. Tapi Dafa malah salah paham, kamu enggak selingkuh. Kamu sayangnya cuma sama Dafa.” Mama berkata panjang lebar.

Selama sepersekian detik, aku terpana mendengar ucapan Mama.

“Orang-orang bisa terima kalau kamu mengaku salah, tapi jangan sepenuhnya terima ini salahmu. Makanya, Ansel pilihan yang pas. Narasinya cocok, gampang diterima.” Mama melanjutkan.

Apa, sih, yang ada di otak Mama?

“Enggak salah, Ma?”

Mama mengangguk tegas. “Kecuali kalau kamu punya ide lain yang lebih masuk akal.”

Menimpakan kesalahan kepada Ansel? This is crazy. Sekalipun Ansel bukan sahabat terbaikku, aku enggak sudi melampiaskan kesalahan kepadanya dan membuatnya dipermalukan lebih jauh lagi.

“Setelah itu, kamu minta balikan sama Dafa. Gimana caranya, kalian harus balikan. Kalau enggak, peran di series itu bisa lepas dari tangan kamu,” lanjut Mama, masih berapi-api.

Aku terpaku di tempat, kesulitan mencerna ucapan Mama.

Aku enggak akan menimpakan kesalahan kepada Ansel. Aku juga enggak akan merendahkan diri di depan Dafa dengan meminta maaf. Meskipun harus kehilangan banyak hal, aku enggak peduli.

“Aku enggak akan ngelampiasin kesalahan ke Ansel. Aku juga enggak akan minta maaf sama Dafa karena aku enggak salah.” Aku berkata tegas.

“Anna…”

“Lebih baik aku dicap sebagai tukang selingkuh dari pada minta maaf sama dia,” potongku sengit.

“Kamu nyadar enggak omonganmu itu ngaco?” balas Mama, enggak kalah sengit. “Kalau kamu dapat cap tukang selingkuh, image kamu bisa rusak. Endorse bisa hilang. Sekarang aja followers kamu udah berkurang lebih dari seribu. Malah ada hashtag unfollow Karianna. Ini enggak bisa dibiarin.”

Tentu saja, bagi Mama yang paling penting adalah image. Karena itu gerbang menuju endorsement dan sumber pemasukan paling penting. Juga pintu untuk mendekati produser agar aku dapat peran di proyek akting.

“Followers aku mau hilang semua juga aku enggak peduli,” balasku.

“Karianna!”

“Kalau Mama mau bikin vlog itu, Mama aja yang ngomong di sana. Terserah Mama mau ngomong apa, mau jelek-jelekin anak sendiri juga enggak masalah.” Aku berbalik dan menuju kamar.

Namun, Mama mencekal lenganku.

“Kamu maunya apa?”

“Aku maunya berhenti. Aku capek, Ma. Sekarang kesabaranku sudah enggak ada lagi. Apalagi Dafa makin ngaco. Mama tahu, kan, tujuan dia bikin video itu apa?” jawabku. “Dia cuma pengin viral, makanya playing victim begitu. Dia udah nebak kalau Mama akan nyuruh aku bikin video tandingan kayak ide Mama barusan, biar dia ada ide buat konten berikutnya. Begitu aja terus, semuanya demi konten.”

“Ini enggak bakal kejadian kalau kamu dan Ansel…”

“Jangan bawa-bawa Ansel lagi. Dia korban sebenarnya, bukan aku, apalagi Dafa.” Rasanya baru kali ini aku melawan Mama. Ada rasa enggak enak ketika meninggikan suara di depan ibuku, membuatku diliputi rasa bersalah.

Namun, Mama yang membuatku jadi bersikap seperti ini.

“Aku enggak mau bikin video tandingan atau apa pun. Aku enggak mau terlibat sama Dafa lagi. Aku enggak peduli sama endorsement atau apa pun.”

“Kamu peduli sama image kamu?”

“Enggak,” balasku sengit. “Apa pentingnya image itu? Enggak ada, Ma.”

“Kamu mau diam aja dituduh tukang selingkuh?”

“Biarin. Nanti juga kalau ada gosip lain, mereka bakal lupa sama aku.”

“Terus soal mimpi-mimpi kamu, gimana?”

“Mimpi-mimpi aku?” Aku mendengkus. “Mimpiku yang mana? Aku aja enggak tahu mimpiku sebenarnya apa.”

“Kamu mau terkenal dan kamu sudah bekerja keras. Sekarang kamu mau biarin gitu aja?” tanya Mama lagi.

Aku menelan ludah. “Seingatku, yang pengin aku terkenal itu Mama. Jadi ini mimpinya Mama, bukan aku.”

Aku melihat ekspresi terluka di wajah Mama, yang membuat perasaan bersalah di hatiku jadi makin tebal. Karena itu, aku berlari menuju kamar dan mengunci diri karena enggak mau menyakiti Mama lebih jauh lagi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Cinta Sebatas Doa
614      431     0     
Short Story
Fero sakit. Dia meminta Jeannita untuk tidak menemuinya lagi sejak itu. Sementara Jeannita justru menjadi pengecut untuk menemui laki-laki itu dan membiarkan seluruh sekolah mengisukan hubungan mereka tidak lagi sedekat dulu. Padahal tidak. Cukup tunggu saja apa yang mungkin dilakukan Jeannita untuk membuktikannya.
Reandra
2079      1161     67     
Inspirational
Rendra Rangga Wirabhumi Terbuang. Tertolak. Terluka. Reandra tak pernah merasa benar-benar dimiliki oleh siapa pun. Tidak oleh sang Ayah, tidak juga oleh ibunya. Ketika keluarga mereka terpecah Cakka dan Cikka dibagi, namun Reandra dibiarkan seolah keberadaanya hanya membawa repot. Dipaksa dewasa terlalu cepat, Reandra menjalani hidup yang keras. Dari memikul beras demi biaya sekolah, hi...
The Best Gift
42      40     1     
Inspirational
Tidak ada cinta, tidak ada keluarga yang selalu ada, tidak ada pekerjaan yang pasti, dan juga teman dekat. Nada Naira, gadis 20 tahun yang merasa tidak pernah beruntung dalam hal apapun. Hidupnya hanya dipenuhi dengan tokoh-tokoh fiksi dalam  novel-novel dan drama  kesukaannya. Tak seperti manusia yang lain, hidup Ara sangat monoton seakan tak punya mimpi dan ambisi. Hingga pertemuan dengan ...
TENTANG WAKTU
2107      899     6     
Romance
Elrama adalah bintang paling terang di jagat raya, yang selalu memancarkan sinarnya yang gemilang tanpa perlu susah payah berusaha. Elrama tidak pernah tahu betapa sulitnya bagi Rima untuk mengeluarkan cahayanya sendiri, untuk menjadi bintang yang sepadan dengan Elrama hingga bisa berpendar bersama-sama.
When You Reach Me
7707      2015     3     
Romance
"is it possible to be in love with someone you've never met?" alternatively; in which a boy and a girl connect through a series of letters. [] Dengan sifatnya yang kelewat pemarah dan emosional, Giana tidak pernah memiliki banyak teman seumur hidupnya--dengan segelintir anak laki-laki di sekolahnya sebagai pengecualian, Giana selalu dikucilkan dan ditakuti oleh teman-teman seba...
Can You Hear My Heart?
559      337     11     
Romance
Pertemuan Kara dengan gadis remaja bernama Cinta di rumah sakit, berhasil mengulik masa lalu Kara sewaktu SMA. Jordan mungkin yang datang pertama membawa selaksa rasa yang entah pantas disebut cinta atau tidak? Tapi Trein membuatnya mengenal lebih dalam makna cinta dan persahabatan. Lebih baik mencintai atau dicintai? Kehidupan Kara yang masih belia menjadi bergejolak saat mengenal ras...
When Flowers Learn to Smile Again
1081      768     10     
Romance
Di dunia yang menurutnya kejam ini, Jihan hanya punya dirinya sendiri. Dia terjebak pada kelamnya malam, kelamnya hidup, dan kelamnya dunia. Jihan sempat berpikir, jika dunia beserta isinya telah memunggunginya sebab tidak ada satu pun yang peduli padanya. Karena pemikirannya itu, Jihan sampai mengabaikan eksistensi seorang pemuda bernama Natha yang selalu siap menyembuhkan luka terdalamnya. B...
Premium
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
14972      2074     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...
Rumah?
59      57     1     
Inspirational
Oliv, anak perempuan yang tumbuh dengan banyak tuntutan dari orangtuanya. Selain itu, ia juga mempunyai masalah besar yang belum selesai. Hingga saat ini, ia masih mencari arti dari kata rumah.
Simfoni Rindu Zindy
834      568     0     
Inspirational
Zindy, siswi SMA yang ceria dan gigih, terpaksa tumbuh lebih cepat sejak ayahnya pergi dari rumah tanpa kabar. Di tengah kesulitan ekonomi dan luka keluarga yang belum sembuh, Zindy berjualan di sekolah demi membantu ibunya membayar SPP. Bermodal keranjang jinjing dan tekad baja, ia menjadi pusat perhatian terkadang diejek, tapi perlahan disukai. Dukungan sahabatnya, Rara, menjadi pondasi awal...