Loading...
Logo TinLit
Read Story - In Her Place
MENU
About Us  

Bintang–bintang sudah kembali bersembunyi, berganti dengan matahari yang menyinari bumi dari ufuk timur. Kehangatannya sangatlah mendamaikan hati, tapi tidak untuk hati Rei.

Rasa lelah dan takutnya kini sudah menghilang. Keadaan tubuhnya sudah kembali normal, dan air matanya pun telah terkuras meski masih meninggalkan sembab di matanya.

Ia pun keluar dari persembunyian. Menatap langit biru indah terbentang luas di atas kepalanya. Ratusan kali ia mengucap syukur kepada Allah karena masih diberi kesempatan untuk hidup. Ia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika ia tewas terbunuh seperti Ema.

Langkahnya mengarah kembali ke rumah. Bau darah sedikit tercium di jaket hitam milik Ema yang ia pakai tadi pagi. Untungnya noda darah yang menempel di bagian lengan terkelabui dengan pekatnya warna kainnya yang hitam. Perampok itu tidak mungkin masih bertahan di sana. Rei akan tiba di rumah dan mengungkapkan kebenaran, berharap seseorang menolong Ema dan membawanya ke Rumah sakit agar nyawanya tertolong. Tentu saja ia tak ingin paman dan bibinya pulang dengan menanggung kesedihan.

Lelah di kedua kakinya masih terasa. Ia tak sanggup lagi untuk berjalan cepat. Langkahnya diperlambat menelusuri jalan raya yang padat oleh kendaraan, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku jaket, sedangkan kepalanya tertunduk menghindari pancaran sinar matahari tepat di hadapannya

Sebuah mobil marcedes silver mengiringi langkahnya perlahan. Rei melihat mobil itu, merasa terganggu. Bukannya terus jalan, mobil itu malah berhenti di hadapannya, membuat langkah Rei terhalang. Tiba-tiba, seorang pria bertubuh tinggi berisi dan berkulit putih keluar dari dalam mobil tersebut, menghampiri Rei yang memandang penuh heran. Ia sama sekali tak mengenal lelaki itu.

"Ema!" panggil pria itu dengan senyum tampan. "Alhamdulillah, terima kasih, ya Allah. Akhirnya Mas nemuin kamu, Ma. Mas cari-cari kamu satu maleman. Ngapain kamu di sini?"

Rei semakin bingung. Keningnya berkerut dan bibirnya setengah menganga mendengar kata-kata pria itu. Apa lagi ini? Pikirnya tidak menahu.

"Kita pulang sekarang, Ma. Kita semua cemasin kamu. Ayo!" Pria itu menarik lengan Rei dengan paksa, tetapi Rei justru menghempaskannya. Jelas saja, karena ia merasa pria ini pasti salah paham. Mungkin karena kemiripannya dengan Ema, pria ini jadi salah orang.

"Lepasin! Kamu ini siapa?."

Kali ini giliran pria itu yang bingung. "Kamu ini ngomong apa sih, Ma? Masa kamu lupa sama Mas Wirya?"

Mas Wirya? Rei ingat, Ema pernah cerita tentang kakak laki-lakinya yang biasa ia panggil Mas Wirya. Ternyata ini orangnya. Sayang sekali, dia salah orang.

"Ayo kita pulang, Ma. Mbak Vivi sangat mencemaskanmu." Mas Wirya memohon pada gadis yang ia yakini adalah adiknya.

"Tapi aku bukan Ema. Mas salah orang," ujar Rei berusaha meluruskan kesalahpahaman tersebut.

"Kamu ini ngaco! Kalau kamu bukan Ema jadi siapa? Setan? Kamu pikir Mas nggak hafal muka adik sendiri apa?"

"Beneran, Mas... aku bukan Ema tapi Renata. Ema yang asli udah—" Kalimatnya terhenti, Wirya memotong kata-katanya.

"Udah apa?" Wirya menggelengkan kepala, adiknya semakin ngaco, pikirnya. "Jaket ini? Mas inget banget, ini ‘kan jaket yang Mas belikan dari Korea."

Rei menatap jaket yang ia kenakan. Ia lupa, benar-benar lupa kalau jaket ini milik Ema. Wajar saja jika Wirya mengenalnya dengan sangat baik. Rei juga mengeluarkan dompet dan ponsel dari dalam saku.

"Astaga! Bego banget, ih!" celetuknya dalam hati.

"Kamu mau mengelak apa lagi? Sekarang juga ikut Mas pulang, Ema. Ayo!" Wirya mengulurkan tangannya bermaksud mengajak Rei.

Rei bingung apa yang harus dikatakannya lagi. Apa pun yang diungkapkannya pria ini tetap tidak akan percaya. Karena dia begitu yakin kalau Rei adalah Ema.

"Ema itu adik, Mas?" tanyanya.

Jelas saja Wirya semakin tampak bingung dengan tingkah laku adiknya yang seperti orang amnesia. "Kenapa, sih?"

"Ema sudah meninggal, dia baru saja terbunuh sejam yang lalu di rumah aku. Dan sekarang kita harus pergi ke sana untuk melihat keadaannya."

Ada kerutan dalam di kening Wirya setelah mendengar pernyataan mengejutkan dari bibir seorang gadis yang notabene: adalah adiknya sendiri (sangkanya). Yang delapan belas jam lalu kabur dari rumah tanpa alasan yang jelas. Dan sekarang setelah ia menemukannya, adiknya malah bersikap seperti orang amnesia yang takut kena culik. Tentu saja ia tak percaya. Mempercayai kata-kata adiknya―yang menurutnya cuma alasan―sama saja dengan menipu dirinya sendiri dalam situasi yang tak dimengerti.

"Meninggal?" Wirya memasang wajah maklum.

"Bukan―bukan meninggal, barangkali sekarat. Tadi aku juga hampir dibunuh sama perampok itu, tapi aku berhasil kabur. Aku sempat lihat Ema tergeletak hampir tewas." Rei menarik tangan pria itu bermaksud membawanya ke tempat kejadian perkara, tapi Wirya menahannya, berusaha untuk tak bergerak dari tempat ia berdiri.

"Mas! Ayo! Adik Mas butuh bantuan di sana. Kalo nggak kita bisa terlambat."

Orang yang dimaksud malah memandangnya penuh tanya. Apa yang membuat adiknya jadi seperti ini? Apakah dia jatuh dan kepalanya membentur sesuatu? Apa dia salah makan? Mungkin saja ada orang yang berusaha mendukuninya sampai Ema mesti kabur dari rumah dan membuatnya hampir kehilangan setengah kewarasannya, sampai lupa pada kakak laki- lakinya sendiri. Wirya tetap tak mau bergerak sementara Rei berusaha membuatnya yakin dengan semua cerita tragis yang baru saja dipaparkan.

"Ema!" Wirya menggenggam tangan gadis itu. Membelai rambutnya yang basah lantaran keringat. "Mas nggak tau apa yang membuat kamu jadi kayak gini. Tapi kamu harus pulang, Dik. Kamu ceritakan apa yang mengganggu kamu. Mas pasti bakal bantu, jangan menyimpan rahasia yang bikin kamu jadi tertekan kayak gini."

"Tertekan?"

"Maksud, Mas―Mas nggak mau kamu jadi stress cuma gara-gara hal sepele."

Rei menepis tangan Wirya. Kini tampangnya berubah garang. "Mas menganggap aku nggak waras? Mas pikir aku sakit jiwa? Aku ngomong yang sebenernya, ini tentang hidup dan mati adik Mas."

"Kita pulang, Ma―"

"Memangnya Mas nggak peduli lagi sama nasib Ema?"

Wirya merangkul tubuh Rei, menyeretnya seperti penculik di film Jackie Chan. "Mas peduli sama kamu! Itu makanya Mas harus bawa kamu pulang. Rumah adalah tempat yang paling aman, Ma."

Rei berusaha menahan diri, tapi ia tak cukup kuat untuk melawan tubuh kekar pria itu, ia terlalu lelah setelah berlarian dalam jarak yang lumayan jauh. Bahkan kakinya tak sanggup menopang beban tubuhnya sekedar untuk membuat tapak kokoh di atas bebatuan.

"Hei! Lepasin gue! Gue mau dibawa ke mana?" teriaknya. Ia tak punya daya apa-apa untuk melawan kecuali membiarkan Wirya memaksanya masuk ke dalam mobil dan menutup pintu dengan kasar lalu menguncinya dari luar. Dengan gerakan cepat Wirya membuka kuncinya lagi lalu masuk ke jok pengemudi lantas melajukan mobilnya dengan injakan pedal gas penuh ketangguhan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (6)
  • kevinsen

    Ema ... sial banget kamu ketemu dopleganger T_T
    3 bab nya bikin penasaran, selanjutnya ?

    Comment on chapter Chapter 3 - Darah dan Pelarian
  • tatihasanah

    hati-hati tuh langit kayanya tau tentang tabiatmu rei

    Comment on chapter Chapter 7 - Tujuh Lapisan Langit
  • almaputri

    berarti muka ema sama rei identik banget sampe masnya sendiri ga bisa bedain

    Comment on chapter Chapter 4 - Salah Orang
  • almaputri

    sindrom anak remaja, percaya aja sama orang woyyy

    Comment on chapter Chapter 3 - Darah dan Pelarian
  • penulisabal

    biasanya kalo udah ketemu doppleganger tuh bad luck wkwk

    Comment on chapter Chapter 2 - Bagai Cermin Satu Arah
  • karina016

    sikap Ema sedikit mencurigakan

    Comment on chapter Chapter 2 - Bagai Cermin Satu Arah
Similar Tags
Tanda Tangan Takdir
220      177     1     
Inspirational
Arzul Sakarama, si bungsu dalam keluarga yang menganggap status Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai simbol keberhasilan tertinggi, selalu berjuang untuk memenuhi ekspektasi keluarganya. Kakak-kakaknya sudah lebih dulu lulus CPNS: yang pertama menjadi dosen negeri, dan yang kedua bekerja di kantor pajak. Arzul, dengan harapan besar, mencoba tes CPNS selama tujuh tahun berturut-turut. Namun, kegagal...
One-Week Lover
1913      968     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
SILENT
5564      1669     3     
Romance
Tidak semua kata di dunia perlu diucapkan. Pun tidak semua makna di dalamnya perlu tersampaikan. Maka, aku memilih diam dalam semua keramaian ini. Bagiku, diamku, menyelamatkan hatiku, menyelamatkan jiwaku, menyelamatkan persahabatanku dan menyelamatkan aku dari semua hal yang tidak mungkin bisa aku hadapi sendirian, tanpa mereka. Namun satu hal, aku tidak bisa menyelamatkan rasa ini... M...
RANIA
2466      887     1     
Romance
"Aku hanya membiarkan hati ini jatuh, tapi kenapa semua terasa salah?" Rania Laila jatuh cinta kepada William Herodes. Sebanarnya hal yang lumrah seorang wanita menjatuhkan hati kepada seorang pria. Namun perihal perasaan itu menjadi rumit karena kenyataan Liam adalah kekasih kakaknya, Kana. Saat Rania mati-matian membunuh perasaan cinta telarangnya, tiba-tiba Liam seakan membukak...
Tentang Hati Yang Mengerti Arti Kembali
868      541     5     
Romance
Seperti kebanyakan orang Tesalonika Dahayu Ivory yakin bahwa cinta pertama tidak akan berhasil Apalagi jika cinta pertamanya adalah kakak dari sahabatnya sendiri Timotius Ravendra Dewandaru adalah cinta pertama sekaligus pematah hatinya Ndaru adalah alasan bagi Ayu untuk pergi sejauh mungkin dan mengubah arah langkahnya Namun seolah takdir sedang bermain padanya setelah sepuluh tahun berlalu A...
Her Glamour Heels
547      383     3     
Short Story
Apa yang akan kalian fikirkan bila mendengar kata heels dan berlian?. Pasti di khayalan kalian akan tergambar sebuah sepatu hak tinggi mewah dengan harga selangit. Itu pasti,tetapi bagiku,yang terfikirkan adalah DIA. READ THIS NOWWW!!!!
TWINS STORY
1332      717     1     
Romance
Di sebuah mansion yang sangat mewah tinggallah 2 orang perempuan.Mereka kembar tapi kayak nggak kembar Kakaknya fenimim,girly,cewek kue banget sedangkan adiknya tomboynya pake banget.Sangat berbeda bukan? Mereka adalah si kembar dari keluarga terkaya nomor 2 di kota Jakarta yaitu Raina dan Raina. Ini adalah kisah mereka berdua.Kisah tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan kisah tentang ci...
Premium
Akai Ito (Complete)
6768      1350     2     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...
Cinta Wanita S2
7293      1825     0     
Romance
Cut Inong pulang kampung ke Kampung Pesisir setelah menempuh pendidikan megister di Amerika Serikat. Di usia 25 tahun Inong memilih menjadi dosen muda di salah satu kampus di Kota Pesisir Barat. Inong terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara, ketiga abangnya, Bang Mul, Bang Muis, dan Bang Mus sudah menjadi orang sukses. Lahir dan besar dalam keluarga kaya, Inong tidak merasa kekurangan suatu...
Kesempatan
20602      3290     5     
Romance
Bagi Emilia, Alvaro adalah segalanya. Kekasih yang sangat memahaminya, yang ingin ia buat bahagia. Bagi Alvaro, Emilia adalah pasangan terbaiknya. Cewek itu hangat dan tak pernah menghakiminya. Lantas, bagaimana jika kehadiran orang baru dan berbagai peristiwa merenggangkan hubungan mereka? Masih adakah kesempatan bagi keduanya untuk tetap bersama?