Loading...
Logo TinLit
Read Story - Only One
MENU
About Us  

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

 

Seharusnya aku bisa lebih waspada. Agar, tidak terjadi hal buruk seperti sekarang ini. Karena, ini bisa membuat kekacauan yang mungkin tidak mudah diselesaikan. Apalagi, bisa menimbulkan masalah besar. Tak hanya itu, akan ada rasa sakit karena susah dibudidayakan. Apalagi bila merasa sakit hati seorang gadis. Oleh karena itu, aku harus menjauh serta menenangkan orang-orang yang bisa dalam keadaan tidak baik maupun buruk. Terutama bagi kesehatan mentalnya.

 

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

 

"Semua hal buruk akan berganti dengan kebaikan, Mah. Jadi, ayo berjuang buat sembuh. Ada Seta yang selalu menungguin Mama. Sayang Mama, sampai kapanpun." Semesta terus mengajak Alena menyampaikan. Berharap, mendapat respon dari Alena. Mamanya. Mungkin, hanya sebatas senyuman tipis atau gerakan jari dari Mamanya.

 

Hidup Semesta terasa hampa, tanpa senyum kehadiran wanita itu. Karena, sedari kecil harus menyaksikan keadaan Mamanya sudah tidak baik-baik saja. Rasanya ingin menyalahkan Papanya. Namun, itu tidak akan mengubah apapun. Karena Papa Semesta juga tidak peduli pada kesehatan Alena. Istrinya. Seharusnya, sedikit aja memberikan perhatian. Agar, siapa yang tahu keadaan Alena sedikit membaik. Yang dilakukan justru sebaliknya, Papa Semesta seperti tidak pernah berasumsi keberadaan Alena.

 

Mungkin memang dulu sempat terjadi konflik serta terjadi hebat antara kedua orang tua Semesta. Namun, Papa Semesta setiap kali selesai berdiskusi meninggalkan rumah. Entah sampai beberapa hari. Bahkan, mungkin bisa satu minggu.

 

Alena. Mama Semesta, termasuk wanita kuat pada awalnya. Akan tetapi, lama kelamaan tidak bisa menahan beban pikiran. Terlebih lagi, sering mendapat tekanan batin dari Papa Semesta. Ditambah lagi, tahu bila suaminya memiliki wanita lain di luar sana. Bahkan mungkin sampai kini masih berhubungan khusus dengan Papa Semesta.

 

Semesta berjanji, tidak akan memaafkan Papanya bila masih berhubungan dengan wanita yang telah membuat ikatan kedua orang tuanya renggang. Bahkan bisa dikatakan hancur berantakan.

 

Apalagi ia bisa melihat betapa buruknya kondisi Alena. Mamanya. Cukup membuat Semesta sedikit trauma dengan apa yang sudah terjadi di masa kecil. Untunglah, trauma itu tidak berkepanjangan. Karena, ia mendapatkan banyak dukungan dari saudara-saudaranya. Jika tidak, mungkin ia mengambil jauh berbeda apa yang dialami Mamanya.

 

Dan, Papa Semesta tidak pernah peduli dengan kondisi istrinya dan Semesta. Padahal, mereka merupakan keluarga harmonis sebelum diterjang badai orang ketiga. Alam semesta masih bertahan di rumah itu karena terpaksa. Menunggu, tempat sekaligus waktu yang pas untuk pergi dari rumah penuh kenangan. Baik kenangan baik maupun buruk.

 

Sebenarnya, ia masih ingat sempat merasakan sebuah kebahagiaan masa kecil bermain serta bercengkrama dengan kedua orang tuanya. Hanya saja, semua berubah menjadi kesedihan dalam sekejap. Semesta masih ingat, sosok wanita yang sudah berhasil merebut hati Papanya. Ternyata benar, istri sah lebih segalanya daripada selingkuhan. Itu yang terjadi pada kisah keluarga Semesta.

 

“Kayaknya, Mama butuh udara segar biar gak bosen di kamar. Kalo gitu, kita jalan-jalan keluar dulu ya.” Semesta serta mengganti pergeseran posisi duduk Alena dari kasur ke kursi roda yang memang sudah tersedia. Kemudian, Semesta mulai mendorong wanita paruh baya itu untuk keluar dari kamar. Sebelumnya, ia sudah meminta izin lebih dahulu pada suster yang menjaga Alena. Mamanya.

 

Perlahan, Semesta mulai mengajak Mamanya ke area taman belakang rumahnya. Di sana terdapat beberapa tanaman bunga. Karena memang sedari dulu Alena selalu merawatnya sebagai taman bunga kesukaannya.

 

"Liat, Mah. Bunga-bunga di sini terawat dengan baik. Soalnya, memang selalu disirami sama bibik. Jadi, indah banget kan pemandangannya." Semesta sudah menghentikan kursi roda Alena berjongkok sambil memegang kedua tangan Mamanya.

 

Alena terdiam, lalu sedikit menyuguhkan senyuman. Meskipun demikian, masih dengan kosong. Akan tetapi, cukup ada perkembangan Alena tersenyum. Itu membuat Semesta sangat bahagia. Sepertinya, wanita paruh baya itu memang ingin menikmati alam luar. Agar, bisa mengalami perubahan suasana. Mungkin, bisa menenangkan diri.

 

Semesta teringat awal mula Mamanya menjadi seperti sekarang. Oleh karena itu, emosi terlalu terbawa saat berdiskusi dengan Papanya. Teriak-teriakan mulai menggema. Bahkan Semesta kecil meneteskan air mata sambil menutup kedua telinga. Agar, tidak mendengar segala kata kejam sekaligus konflik hebat itu. Ia tak mau sampai ada orang yang bernasib sama dengan Mamanya. Sehingga, ia akan melindungi siapa pun. menjadi semesta yang sedikit teringat dengan sosok Auretta. Lantaran, ia sempat melihat gadis itu hampir saja memicu terjebak dalam kesamaan di kantin sekolah. Untung saja, dia bisa menjauhkan Auretta dari sana.

 

Semesta ingin semua orang yang dikenal maupun terdekatnya selalu sehat. Tidak memiliki penyakit parah. Oleh karena itu, pasti tidak akan mudah ditangani dengan baik. Bahkan, bisa berakhir seperti Mamanya.

 

"Dia lucu, Mah. Tapi, dia punya gangguan kecemasan. Itu bikin Seta sedikit khawatir sama tuh cewek. Nggak cuma itu, aku ngerasa akan ada sesuatu yang hebat akan membuat dia bisa sedih. Semoga aja, itu cuma feeling jelek aku aja." Entah kenapa sedari kemarin, setiap melihat Auretta. Semesta merasa ada yang membuatnya tidak mengenakannya.

 

Mata Alena sedikit berkedip-kedip seakan mengeluarkan curahan hati dari Semesta. Membuat Semesta merasa bahagia. Ia mulai paham, saat menceritakan Auretta, Mamanya terlihat antusias. Terbukti, beberapa kali Alena memberi respon positif. Padahal, biasanya hanya diam saja. Mungkin, sosok Auretta cukup menarik perhatian Mama Semesta.

 

"Mah... Kalo Mama udah sembuh nanti. Semesta mau nemuin Mama sama Auretta, deh. Kayaknya, Mama kalo ketemu dia bakalan senang. Soalnya, sekarang aja udah bikin Mama mau respon aku." Semesta sepertinya, suatu hari nanti ingin mempertemukan Mamanya dengan Auretta. Meskipun demikian, adik kelasnya belum tentu mau menerima permintaannya. Namun, hal itu patut dicoba.

 

Semesta mulai bisa membayangkan bila Mamanya bertemu Auretta. Akan merasa bahagia, suasana menjadi ramai penuh keceriaan. Apalagi, Alena sering menginginkan punya anak perempuan. Namun, tidak bisa diwujudkan dengan kondisi seperti sekarang ini.

 

"Suatu hari nanti, Mama pasti ketemu sama Auretta, kok. Kalau sekarang belum bisa, Auretta selalu sebal sekaligus kesal tiap ketemu Seta. Tapi, seiring berjalannya waktu semua hal itu bisa berubah." Semesta masih menatap Alena sambil memegang kedua tangan Mamanya.

 

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

 

Udara segar masih bisa dirasakan Semesta. Karena, ia kini berada di atap sekolahnya. Tempat sepi sekaligus nyaman untuk dirinya. Mungkin, orang lain juga ada yang pernah kesana. Seperti Auretta, meskipun ia sempat berburu kepada gadis itu.

 

Ia harap, tidak ada yang mengganggu waktunya saat ini. Karena, memang menikmati kesendirian. Kemudian, ponselnya bergetar seperti ada informasi yang didapat.

 

Semesta mengambil ponsel miliknya, lalu memperhatikan pesan aneh beberapa kode yang sepertinya bukan pertanda baik. Mulai membaca pelan-pelan pesannya. Rasanya, itu bukan hal biasa. Seperti ada akses aneh sekaligus berbahaya sedang terjadi. Ia mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Namun, cukup membuatnya bingung.

 

Pun, Semesta mulai melakukan pembongkaran dari atap sekolah untuk memeriksa beberapa tempat. Perasaan tidak enak, seperti hubungan sistem yang sedang dihack seseorang.

 

"Berani banget mau tembus sistem sekolah ini. Tapi, ini bukan orang sembarangan. Buktinya, gue belum bisa lacak di mana orang itu. Dan, mau ngelakuin apa." Semesta merasa sedikit waspada sekaligus tidak tenang.

 

Firasatnya cukup buruk sekarang, seperti akan terjadi sesuatu yang tidak terduga. Semesta mulai berkeliling mencari apa yang mungkin akan menjadi pusat kekacauan.

 

Memperhatikan sekaligus melirik ke kanan dan kiri. Tak hanya itu, Semesta melihat ke beberapa sudut sekolah. Tidak ada yang terlihat aneh. Tapi, dia mendapat pesan ada orang yang mencoba meretas keamanan sekolah.

 

Perlahan, Semesta mencari keanehan yang membuat kondisinya buruk. Namun, belum bisa menghasilkan. Ia sudah mendapat kesan kemari di sekitar sekolah.

 

Sampai tiba-tiba terdengar suara dari seluruh speaker sekolah. Suara salah satu guru, yang menyuruh semua siswa maupun siswi untuk datang ke aula sekolah. Karena, ada sesuatu yang akan disampaikan sangat penting.

 

Semesta terdiam sejenak. Memperhatikan kawasan sekitarnya. Ia sudah berada di dekat aula, namun masih berdiri sambil melihat beberapa murid masuk ke dalam ruangan itu.

 

Satu orang murid mulai masuk sekaligus berkumpul di aula sekolah. Kini Semesta beralih menatap Auretta yang sedang berjalan beriringan dengan Javian.

 

Semesta melangkah di belakang Javian serta Auretta. Entah kenapa, dia mencerminkan sosok Auretta. Adik kelasnya. Meskipun begitu, dia tahu gadis itu akan aman bersama Javian.

 

Tanpa diduga, satu ponsel siswa maupun siswi bergetar mendapatkan sebuah pesan video. Dibarengi, layar proyektor mulai menyala menampilkan sebuah video yang sama seperti pada semua ponsel milik murid sekolah itu.

 

Pada video itu, terlihat sangat jelas bila ada dua orang remaja. Laki-laki serta perempuan berada pada jarak yang cukup dekat. Terlebih lagi, semakin lama semakin intens. Terlihat air mata mulai membasahi pipi gadis di dalam video. Kemudian, remaja lelaki mulai tenang. Tak hanya itu, pembicaraan siswa serta siswi dalam video menjadi perhatian utama.

 

Seakan sedang mengungkapkan isi hati masing-masing. Padahal, yang jelas mereka bukan sepasang kekasih. Namun, percakapan di video menunjukkan bila keduanya sama-sama memiliki perasaan lebih. Hanya saja, si cowok sudah mempunyai kekasih.

 

Kak Javian cuma kasian ke aku. Makanya, dia mau pacaran sama aku. Terus, dia cintanya sama Kak Caramel .

 

Itulah pemikiran yang memenuhi isi kepala Auretta.

 

Auretta membayangkan melihat serta mendengar apa yang ada pada layar proyektor. Belum lagi, juga mendapatkan video yang sama di ponselnya. Tak terbayangkan dengan apa yang sedang ditampilkan di tempat umum itu. Ia merasa sakit, sedih, kecewa, serta marah. Akan tetapi, tidak bisa meluapkannya ke sana. Sehingga, tangan Auretta mulai bergetar, tubuhnya mengeluarkan keringat dingin. Rasanya ingin meninggalkan ruang itu. Namun, ia sepertinya hanya bisa diam tak bisa bergerak atau mengekpresikan apa yang dirasakan. Akan tetapi, air mata mulai membasahi pipi.

 

Semesta membayangkan, tak menyangka bisa kekolongan sampai sejauh ini. Padahal, dia sudah mendapatkan peringatan tapi tidak bisa menemukan apa maksud dari hal itu. Dan, ternyata sekarang dia tahu tentang hal tak terduga yang terjadi. Terlebih lagi, ia bisa melihat gadis di depannya hanya diam seperti tidak mampu bergerak.

 

Sehingga, tanpa pikir panjang Semesta menarik tangan Auretta untuk menjauh serta keluar dari aula itu. Tak mau sampai gangguan kecemasan Auretta kambuh cukup parah di sana. Tak peduli, apa yang akan terjadi nanti. Yang terpenting, ia akan membawa Auretta pergi dari tempat itu.

 

- Akan Dilanjutkan -
 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Not Alone
533      282     3     
Short Story
Mereka bilang rumah baruku sangat menyeramkan, seperti ada yang memantau setiap pergerakan. Padahal yang ku tahu aku hanya tinggal seorang diri. Semua terlihat biasa di mataku, namun pandanganku berubah setelah melihat dia. "seseorang yang tinggal bersamaku."
Secercah Harapan Yang Datang
7082      2854     5     
Short Story
Ini adalah cerita yang dipinta aurora diterbitkan sang fajar ditenggelamkan sang makar sebuah kisah terkasih dalam dunia penuh cerita, dan ini adalah kisah yang dibawa merpati untuk sebuah kisah persahabatan yang terakhir. #^_^
A D I E U
2147      856     4     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
5552      1882     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...
Anak Magang
118      110     1     
Fan Fiction
Bercerita sekelompok mahasiswa yang berusaha menyelesaikan tugas akhirnya yaitu magang. Mereka adalah Reski, Iqbal, Rival, Akbar. Sebelum nya, mereka belum mengenal satu sama lain. Dan mereka juga bukan teman dekat atau sahabat pada umumnya. Mereka hanya di tugaskan untuk menyelesaikan tugas nya dari kampus. Sampai suatu ketika. Salah satu di antara mereka berkhianat. Akan kah kebersamaan mereka ...
Solita Residen
1459      808     11     
Mystery
Kalau kamu bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa... bukan berarti kau harus menunjukkannya pada semua orang. Dunia ini belum tentu siap untuk itu. Rembulan tidak memilih untuk menjadi berbeda. Sejak kecil, ia bisa melihat yang tak kasatmata, mendengar yang tak bersuara, dan memahami sunyi lebih dari siapa pun. Dunia menolaknya, menertawakannya, menyebutnya aneh. Tapi semua berubah seja...
Babak-Babak Drama
471      326     0     
Inspirational
Diana Kuswantari nggak suka drama, karena seumur hidupnya cuma diisi itu. Ibu, Ayah, orang-orang yang cuma singgah sebentar di hidupnya, lantas pergi tanpa menoleh ke belakang. Sampai menginjak kelas 3 SMP, nggak ada satu pun orang yang mau repot-repot peduli padanya. Dian jadi belajar, kepedulian itu non-sense... Tidak penting! Kehidupan Dian jungkir balik saat Harumi Anggita, cewek sempurna...
Secret’s
4193      1351     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
The Savior
4376      1568     10     
Fantasy
Kisah seorang yang bangkit dari kematiannya dan seorang yang berbagi kehidupan dengan roh yang ditampungnya. Kemudian terlibat kisah percintaan yang rumit dengan para roh. Roh mana yang akan memenangkan cerita roman ini?
Meta(for)Mosis
11186      2320     4     
Romance
"Kenalilah makna sejati dalam dirimu sendiri dan engkau tidak akan binasa. Akal budi adalah cakrawala dan mercusuar adalah kebenaranmu...." penggalan kata yang dilontarkan oleh Kahlil Gibran, menjadi moto hidup Meta, gadis yang mencari jati dirinya. Meta terkenal sebagai gadis yang baik, berprestasi, dan berasal dari kalangan menengah keatas. Namun beberapa hal mengubahnya menjadi buru...