Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sweet Like Bubble Gum
MENU
About Us  

Di depan kelas guru sedang mengoreksi tugas-tugas dari murid 11 MIPA 3, sedang anak-anak yang sedang diajarnya malah mengobrol bersama temena mereka atau malah sibuk sendiri.

Sora termasuk salah satu murid yang mengajak ngobrol temannya yang tak lain dan tak bukan adalah Rai. Dia sampai tukar bangku dengan Prabu, yang bangkunya dekat dengan Rai.

"Jadi lo terpilih buat mewakili sekolah buat tanding taekwondo yang sebentar lagi akan diadakan?" tanya Sora.

"Masih seminggu lagi."

"Itu cepat kali, Rai. Sekarang aja rasanya baru bangun tidur lagi, baru Minggu langsung Senin lagi."

Rai mengangguk setuju. Sejujurnya ia juga gugup karena saat ia mewakili sekolah tahun lalu ia tidak mendapatkan piala sama sekali. Ia tidak ingin mengecewakan sekolah lagi, walau bukan hanya dirinya yang terpilih untuk pertandingan Minggu depan.

"Jadi lo latihan lebih sering lagi dong?"

"Setiap hari mulai hari ini."

Sora mendesah kecewa. Jadwal latihan ekskul taekwondo dan ekskul band memang sering bentrok, tak heran Nathan yang di kelas 10 ikut taekwondo memilih mundur di kelas 11 agar fokus latihan band.

Hari ini Sora ada latihan band dan tak mungkin ia lewatkan. Bang Randi juga katanya mau nengok mereka latihan. Si Seth menggembar-gemborkan sudah menemukan ide buat lagu baru, mungkin dia sudah ada cewek lagi.

"Gue ada latihan band hari ini," kata Sora lesu.

"Terus?"

"Ya, gue nggak bisa nonton lo latihan dong! Gue mau nyemangatin lo ini sampai gue berniat pinjam pompom di anak cheers."

"Nggak usah nontonin gue latihan. Gue bukan badut."

"Gue usahain nonton deh kalau gue selesai latihan lo belum bubar. Atau besok aja," jawab Sora tak mengindahkan penolakan Rai.

"Nggak usah."

"Gue yang mau kok."

Rai berdecak. Memang sulit menyuruh Sora berhenti kalau cewek itu sudah ada maunya.

🍬🍬🍬

 

Suasana di Gymnasium semakin sore semakin sepi. Murid-murid yang tadinya menonton jalannya latihan taekwondo satu demi satu membubarkan diri sebab latihan tak kunjung selesai.

Gymnasium selain untuk latihan basket juga digunakan latihan ekskul lainnya seperti taekwondo.

Berbeda dari murid yang keluar dari Gymnasium Sora malah berjalan masuk terburu-buru. Di tangannya sudah ada paper bag sedang yang berisi bekalnya yang tidak ia makan.

Sora duduk di tribun paling depan, lalu matanya menjelajah mencari Rai. Senyumnya terbit ketika mendapati Rai sedang melepas pelindung kepalanya. Cowok itu baru saja selesai melawan temannya.

Tak begitu lama Rai menyadari keberadaan Sora. Sora melambaikan tangannya yang dibalas Rai dengan menaikkan satu alisnya.

Sekitar 20 menit kemudian latihan taekwondo usai. Tanpa mengganti seragam taekwondonya Rai langsung menghampiri Sora.

"Nggak jadi latihan band?" tanya Rai.

"Jadi kok. Kita mendiskusikan lagu baru dan buat aransemen aja. Ada Bang Randi juga yang bantu." Sora menepuk kursi di sebelah yang kosong, menyuruh Rai duduk.

Rai menurut. Tubuhnya sedang capek jadi sebisa mungkin tidak mendebat Sora.

"Ini bekal gue. Mau makan bareng? Gue nggak maksa sih." Sora menepuk paper bang di pangkuannya.

Salah satu prinsip Rai adalah tidak menyia-nyiakan makan jadi ia menyetujui tawaran Sora.

Sora mengeluarkan kotak makanya dan membuka tutupnya. Ada nasi dan lauk yang berisi tumis jamur suwir, udang goreng, juga brokoli dan wortel rebus.

"Lo cuman bawa sendok satu."

"Bisa gantian," jawab Sora enteng dan berhasil membuat mata Rai membelalak.

Mendapati raut terkejut Rai Sora sama sekali tidak heran. "Gue nggak menderita penyakit apa pun, apalagi penyakit menular yang penularannya bisa lewat ludah."

"Bukan gitu---"

"Ciuman?"

Rai melonggo.

"Maksud lo ciuman secara nggak langsung kan?"

Pipi Rai bersemu. Rai mengusap ujung hidungnya salah tingkah.

"Lo keberatan? Oke, nggak pa-pa gue bisa pakai tangan. Gue cuci tangan dulu."

Saat Sora akan beranjak tangan Rai lebih dulu mencekal lengannya.

"Gue nggak keberatan kok dan gue juga nggak punya penyakit menular," ucap Rai.

"Oke!" Sora kembali duduk.

"Lo nggak keberatan?"

"Gue sama Davian juga kadang minum di gelas yang sama, sendok yang sama, bahkan piring juga. Tapi gue melakukan itu sama seseorang yang menurut gue dekat aja. Hubungan kita udah lumayanlah menurut gue, Rai. Meskipun macan-macanan juga." Sora terkekeh.

Rai terkekeh, walau dalah hati membatin.

Oalah, nggak papa lah ciuman tidak langsung ini nggak ada spesialnya buat Sora. Yang penting kabar baiknya hubungan gue sama dia udah mendingan.

Teman aja ini. Iya, kan?

Mereka makan sambil diselingi celutukan Sora yang tidak abisnya. Rai menjadi pendengar seraya menikmati bekal Sora yang rasanya sudah jelas enak.

Sesekali Sora menusuk-nusuk pipi Rai yang menggembung saat mengunyah makanan. Untunglah laki-laki itu tidak keberatan akan tingkahnya. Ia baru menyadari Rai memiliki lesung pipi yang tidak terlalu kelihatan.

"Gue lihat-lihat lo ganteng juga ya, Rai. Makanya waktu kelas sepuluh banyak banget yang ngomongin lo di kelas gue. Apalagi waktu classmeeting lo tanding basket lawan kelasnya Bang Ziel itu gempar ciwi-ciwi di kelas gue. Padahal lo kalah waktu itu!

"Terus lo pernah dengar nggak ada gosip gue ngejar-ngejar lo di kelas sepuluh! Yah, meskipun gosip itu nggak lama pudar terganti gosip yang lain."

Gosip, ya? Rai tidak pernah peduli akan gosip-gosip yang beredar di sekolah. Milo yang paling update soal begituan. Ia dengar rumor soal Sora dan Davian dari Milo, Ia tahu rumor Sora sama ketua ekskul radio juga karena tanya sama Milo.

"Emang lo pernah deketin gue secara romantis?"

Selama ini Rai merasa dikejar hantu setiap melihat keberadaan Sora. Takut dikasih pertanyaan random dan takut ia berbuat bodoh lagi. Nggak ada romantis-romantisnya kan?

"Waktu kelas sepuluh sih nggak. Maksud gue deketin lo itu cuman gara-gara gue gemes aja lo yang menghindari gue terus-terusan. Kenapa mau gue deketin secara romantis?"

Rai tersedak. Buru-buru Sora memberikan tumbler-nya dan Rai langsung meneguk air di dalamnya.

Kenapa cewek di sampingnya ini gencar sekali menggodanya? Sekalipun itu iseng, tetap saja tidak baik buat jantung Rai.

"Jangan kebanyakan baca novel romance deh, Ra."

"Kenapa? Hiburan tahu baca novel romance buet gue yang percintaannya morat-marit nggak jelas ini."

Percintaan lo sama ketua ekskul radio itu, ya?

Sayang, Rai hanya bisa menyimpan pertanyaan itu dalam hati. Ia belum sedekat itu kan sama Sora sampai-sampai menanyakan pertanyaan pribadi?

Lagi pun seandainya ia tetap bertanya tak menuntut kemungkinan Sora bisa terluka. Ia tak tahu hubungan Sora dan Aksel sudah sejauh apa dan bagaimana hubungan itu berakhir.

Tapi memangnya hubungan itu sudah berakhir?

"Rai, tiba-tiba gue kepikiran, lo risi ya gue kayak tadi? Atau sebenarnya lo risi sama gue dari dulu! Sikap gue kelewatan, ya?" Sora menggoyangkan kedua kakinya cepat, kebiasannya ketika khawatir.

Kenapa gue nggak kepikiran dari dulu?! Bisa saja Rai emang risi. Seharusnya gue nggak bersikap ke Rai sama kayak gue bersikap ke Davian!

Kayaknya bener kata Vivi kalau gue gila beneran!

 

​​​​​​[ ]

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bintang yang Malang
812      624     0     
Short Story
cerita ini mengisahkan tentang seorang peri bintang bernama Stella yang berkorban demi cintanya kepada seorang manusia bernama Pangeran Hanan
Camelia
596      337     6     
Romance
Pertama kali bertemu denganmu, getaran cinta itu sudah ada. Aku ingin selalu bersamamu. Sampai maut memisahkan kita. ~Aulya Pradiga Aku suka dia. Tingkah lakunya, cerewetannya, dan senyumannya. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tak ingin menyakitinya. ~Camelia Putri
Zo'r : The Teenagers
14172      2824     58     
Science Fiction
Book One of Zo'r The Series Book Two = Zo'r : The Scientist 7 orang remaja di belahan dunia yang berbeda-beda. Bagaimana jadinya jika mereka ternyata adalah satu? Satu sebagai kelinci percobaan dan ... mesin penghancur dunia. Zo'r : The Teenagers FelitaS3 | 5 Juni - 2 September 2018
Atraksi Manusia
541      394     7     
Inspirational
Apakah semua orang mendapatkan peran yang mereka inginkan? atau apakah mereka hanya menjalani peran dengan hati yang hampa?. Kehidupan adalah panggung pertunjukan, tempat narasi yang sudah di tetapkan, menjalani nya suka dan duka. Tak akan ada yang tahu bagaimana cerita ini berlanjut, namun hal yang utama adalah jangan sampai berakhir. Perjalanan Anne menemukan jati diri nya dengan menghidupk...
Looking for J ( L) O ( V )( E) B
2261      924     5     
Romance
Ketika Takdir membawamu kembali pada Cinta yang lalu, pada cinta pertamamu, yang sangat kau harapkan sebelumnya tapi disaat yang bersamaan pula, kamu merasa waktu pertemuan itu tidak tepat buatmu. Kamu merasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari dirimu. Sementara Dia,orang yang kamu harapkan, telah jauh lebih baik di depanmu, apakah kamu harus merasa bahagia atau tidak, akan Takdir yang da...
Daniel : A Ruineed Soul
578      340     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Konfigurasi Hati
574      390     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angkaβ€”rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logikaβ€”karena hati pun punya rumusnya sendiri.
Langit-Langit Patah
32      28     1     
Romance
Linka tidak pernah bisa melupakan hujan yang mengguyur dirinya lima tahun lalu. Hujan itu merenggut Ren, laki-laki ramah yang rupanya memendam depresinya seorang diri. "Kalau saja dunia ini kiamat, lalu semua orang mati, dan hanya kamu yang tersisa, apa yang akan kamu lakukan?" "Bunuh diri!" Ren tersenyum ketika gerimis menebar aroma patrikor sore. Laki-laki itu mengacak rambut Linka, ...
A & O
1683      800     2     
Romance
Kehilangan seseorang secara tiba-tiba, tak terduga, atau perlahan terkikis hingga tidak ada bagian yang tersisa itu sangat menyakitkan. Namun, hari esok tetap menjadi hari yang baru. Dunia belum berakhir. Bumi masih akan terus berputar pada porosnya dan matahari akan terus bersinar. Tidak apa-apa untuk merasakan sakit hati sebanyak apa pun, karena rasa sakit itu membuat manusia menjadi lebih ma...
Cinta Aja Nggak Cukup!
5055      1655     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...