Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sweet Like Bubble Gum
MENU
About Us  

"Vivi, main yuk!" Sora melenggang masuk ke rumah Davian.

"Davian lagi di kamarnya, Ra," jawab Tante Ersa dari dapur.

Buru-buru Sora langsung menghampiri Tante Ersa. Di dapur ia mendapati Tante Ersa yang badannya terbalut celemek sedang menguleni adonan.

"Mau buat apa, Tan?"

"Molen. Nanti makan malam di sini aja, Ra. Tante mau masak banyak hari ini."

"Nanti tanya Papa dulu deh, Tan. Kalau Papa lembur aku makan sini. Mau aku bantuin nggak, Tan?"

"Nggak usah, Ra. Kamu main aja sama Vian. Udah bawa-bawa bola basket sama tumbler air gitu." Tante Ersa menunjuk bola yang dibawa Sora. "Tuh, si Vian udah datang."

Sora menoleh ke pintu dapur dan sudah ada Davian di sana. Cowok itu memakai training dan topi hitam.

"Aku pamit main ya, Tan."

"Cium dulu."

Sora terkekeh, lalu mengecup pipi Tante Ersa.

Davian yang memperhatikan interaksi ibunya dan Sora tersenyum. Selalu menyenangkan melihat interaksi mereka.

Ibunya kenal Sora kala anak itu berumur 12 tahun. Davian yang membawa Sora ke rumah setelah mendapati Sora menangis sendirian di taman bermain. Davian sampai lupa membelikan mamanya garam sama kecap gara-gara menenangkan dan menemani Sora menangis.

Waktu itu Davian dan keluarganya baru pindah ke komplek perumahannya Sora. Jadi Davian belum terlalu mengenal Sora. Mereka baru deket setelah insiden Sora menangis itu, bahkan Davian baru tahu rumah Sora tepat di samping rumah barunya. Mereka tetanggaan.

Setelah itu mereka sering bermain bersama dan saling berkunjung ke rumah masing-masing. Sora sudah akrab dengan keluarganya, begitu pula Davian dengan Sera dan Om Arsen, Papa Sora.

"Jangan panggil gue Vivi," kata Davian ketika mereka berjalan beriringan ke lapangan basket komplek.

"Itu panggilan kesayangan gue tahu. Kan udah banyak yang panggil lo Davi atau Vian jadi gue ambil tengah-tengahnya aja. Vivi." Sora nyengir senang.

"Kayak cewek, Ra."

"Kan gue nggak pernah menganggap lo cowok, Vi."

"Takut baper ya kalau lo memandang gue sebagai cowok?" Davian menaik turunkan alisnya dengan percaya diri.

"Nggak sudi juga gue baper sama cowok gamon."

Davian memiting leher Sora gemas. "Ledekin terus!"

"Ya, kan itu kenyataan. Coba udah berapa cewek yang lo putusin dan mengira alasan lo putusin dia itu gara-gara adanya gue? Padahal mah lo yang gak bisa move on sama si Princess Melati."

"Ya, maaf," ujar Davian. Ia tidak lagi memiting leher Sora dan beralih merangkul bahu Sora.

"Harusnya lo klarifikasi. Biar nggak ada rumor aneh-aneh soal kita di sekolah. Malah gue baru dengerin ada rumor yang bilang kalau kita sampai umur tiga puluhan belum ketemu jodoh kita bakal nikah, kurang gila apalagi coba."

"Tapi kalau gue umur segitu belum ketemu jodoh ya nggak buruk-buruk amat nikah sama lo. Nanti kita buat novel judulnya Istriku lima langkah dari rumah."

"Kadang gue mikir yang gila itu bukan gue doang. Tapi lo lebih gila lagi."

"Ya, ya," ledek Davian.

"Padahal pertemanan cewek cowok kan nggak semuanya bisa jadi kisah romansa."

"Setuju. Gue bayangin panggil lo sayang aja geli."

"Gue bayangin manggil lo Mas pas jadi suami gue aja mau muntah."

"Gue lebih tua setahun dari lo jadi wajar lo panggil gue Mas."

"Ora Sudi."

🍬🍬🍬

Davian duduk di pinggir lapangan sembari menenggak air mineral yang dibawa Sora. Sore itu semakin panas dan Sora belum juga menyerah memasukkan bola ke ring.

Alasan mereka bermain basket kali ini karena Sora akan ada praktek olahraga basket sebentar lagi. Cewek itu ingin memiliki nilai bagus dan memanfaatkan Davian yang jago basket untuk mengajarinya.

Biasanya Sora kalau diajak main basket cuman goleran di pinggir lapangan sambil baca novel sama camilan, udah kayak piknik.

Davian merekam kerja keras Sora memasukkan bola ke ring sambil terkekeh. Beberapa kali Sora berdecak kala bola sudah hampir masuk ring tapi gagal.

Setelah puas merekam Davian memposting video Sora dan foto dirinya bersama Sora yang bermain basket di aplikasi X.

"Ya udah, menggelinding yang jauh sana dan jangan balik lagi!" Sora berbicara dengan bola basketnya yang menggelinding keluar lapangan.

Sora berlari menghampiri Davian dan merebut tumbler-nya yang ada di tangan sahabatnya. Ia menghabiskan air mineralnya yang tinggal setengah setelah diminum Davian.

"Eh, hubungan lo sama Rai gimana? Udah baikan?" tanya Davian.

"Gue nggak bertengkar kali sama Rai. Ngapain baikan coba?"

"Ya, kalau lo pernah pacaran sama Rai gue tanyanya beda lagi. 'Udah balikan sama, Rai?'"

"Terserah lo deh, Dean."

"Seneng deh gue lo samain sama Dean-nya Rory."

Sora memutar bola matanya. "Lo tahu pas gue nonton Gilmore Girl season empat episode dua puluh dua rasanya gue mau cekik Dean dan gue gantung dia di pohon rambutannya Bang Billy. Dia selingkuhin istrinya! Terus tidur sama Rory! Kurang gila apalagi tuh. Mana itu pertama kali Rory tidur sama cowok.

"Meskipun di episode itu gue seneng juga gara-gara Luke cium Lorelai di pintu Dragonfly Inn. Cuman diganggu si Kirk. Pokoknya perasaan gue campur aduk."

"Kalau gitu jangan panggil gue Dean!"

"Ya, ya," ledek Sora. "Setiap ngobrol sama lo pasti gak tahu juntrungannya, Vi. Tadi bahas apa jadi bahas apa."

"Ya, gak pa-pa lah. Gue seneng-seneng aja dengerin lo cerita, entah itu cerita tentang novel-novel yang lo baca ataupun film dan series yang lo tonton."

Sora pura-pura menyeka air matanya. "Gue jadi terharu. Tanpa lo di sisi gue, gue gak tahu bakal jadi apa."

Memiliki sahabat seperti Davian adalah hal hebat yang gue punya. Yah, meskipun kadang bisa gila barengan juga.

"Tetep jadi Sora, tapi mungkin lebih gila lagi."

"Yang ada dengan sama lo gue tambah gila."

Mereka tertawa bersama. Kadang saling ejek adalah bahasa cinta mereka.

"Eh, tapi beneran loh sama Rai gimana? Kan udah sekelas. Udah lo terkam?"

"Udah mendingan menurut gue. Gue sama Rai juga ngobrol kok. Dia mau menghindar lagi juga bakal susah gara-gara satu kelas. Kalau dia pindah ke bangku paling depan gue tinggal ngikut, kalau dia pindah ke bangku belakang gue ngikut lagi. Udah muter-muter satu kelas aja."

"Nggak lo terkam dia, tapi dia pasti ngerasa ketempelan. Tapi kenapa dia jauhin lo? Itu udah kayak teka-teki menurut gue."

Sora mengidikkan bahunya. "Gue juga nggak tahu."

"Terus alasan lo ngedeketin dia itu kenapa?"

"Kapan gue ngedeketin dia?" Sora mengernyit dahinya.

"Lo pepet si Rai tapi nggak sadar?"

"Gue suka aja godain dia." Sora tersenyum membayangkan raut wajah Rai kala ia mendekatinya. "Wajahnya itu loh lucu. Kadang blushing juga."

"Kasihan nanti dia trauma, Ra."

"Gue gak selalu godain dia kok. Ada kalanya gue merasa cukup."

"Seandainya Rai punya gebetan tapi dia nggak berani deketin gara-gara lo gimana?"

"Eh, dia punya gebetan?"

"Seandainya, Sorak-sorai!"

"Kenapa nggak mau deketin?"

"Ya takutnya crush-nya salah paham akan kedekatan lo sama Rai yang gak biasa itu."

Sora mengangguk mengerti. "Seandainya emang ada, gue bakal berhenti deh jailin dia. Dan support dia buat deketin crush- nya. Gue bakal jadi teman yang baik."

Tapi bakal aneh banget gak sih kalau gue tiba-tiba jadi tim hore Rai sama calon pacarnya?

Udah kayak cinta bertepuk sebelah tangan. Tapi malah haha hihi buat dia dan gebetannya.

"Lo sebenarnya kepo kenapa Rai menghindari lo terus kan, Ra?"

"Ya, itu termasuk alasan gue."

Davian memperbaiki posisi duduknya untuk menghadap Sora sepenuhnya. Ia menatap Sora serius. Sedang Sora sendiri menyipitkan matanya, ya gimana ia menghadap matahari yang lagi terang benderang ini. Mana ngide banget si Vivi duduk membelakangi matahari.

"Ra, nggak harus kok orang suka sama kita. Kita juga gak bisa maksa buat orang suka sama kita. Kalau mereka mau jauh dari kita atau gak mau berteman sama kita ya udah."

Sora mengerjap. Kepala Davian sepertinya sudah matang dipanggang oleh matahari sore sampai-sampai jadi bijak begini.

Sora mencoba mengubah raut wajahnya menjadi serius juga. Ia taruh tangannya di bahu Davian. "Gue setuju. Kita nggak bisa maksa-maksa orang. Kalau kita dipaksa-paksa menyukai apa yang nggak kita sukai itu pasti nggak enak."

"Tapi, Vi, kenapa perkataan kita barusan kayak curahan hati lo, ya? Curahan hati lo yang tiba-tiba hilang kontak sama Princess Melati."

"Ya gimana, kadang apa yang ingin kita miliki belum tentu akan kita dapatkan."

"Vi? Mau peluk?"

Rupanya kondisi hati Davian hari ini lebih menghawatirkan dari sebelumnya. Mungkin Davian sedang terserang penyakit rindu yang sulit ditemukan obatnya. Buat ketemu Melati kan susah.

Sora meraih kepala Davian dan memeluknya. Kepala Davian panas sekali. Harusnya cowok itu tetap memakai topi saja tadi bukan malah diberikan padanya.

"Tahu nggak Vi kenapa cecak merayap ditembok?" tanya Sora yang dibalas gelengan oleh Davian.

"Kalau merayap di kaki gue waktu tidur itu kecoak."

Di dalam pelukan Sora Davian terkekeh. "Makanya jangan jorok."

"Lo tahu nggak kenapa gue nggak jadi ke negara yang terkenal dengan kincir angin?"

Davian tahu benar alasan Sora tidak jadi ke sana. Sora sudah pernah cerita di pertemuan pertama mereka sambil bercucuran air mata. Meski begitu Davian tetap menggeleng

"Soalnya nanti gue nggak bakal bisa ketemu lo. Sahabat terbaik."

"Kalau gue nggak berpisah sama Melati  gue juga nggak bertemu sama lo. Sahabat terbaik."

"Yahh, galau lagi."

Davian terkekeh sembari mengurai pelukan Sora. Ia tepuk puncak kepala Sora pelan. "Nanti lo kalau udah fall in love sama cowok juga bakal putar lagu Kiss Me milik Sixpence Nine The Richer terus-terusan."

"Lah, gue belum jatuh cinta aja gue dengerin lagu itu mulu."

"Oh, Kiss Me ...."

"Beneath the milky twilight. Lead me out on the moonlit floor."

"Life your open hand.
Strike up the band and make the fireflies dance
Silver moon's sparkling
So kiss me."

Mereka bernyanyi bersama sembari sesekali terkekeh. Mereka sudah kayak King Nassar yang dikit-dikit nyanyi. Salahkan Davian yang mancing-mancing duluan.


[ ]

 

a.n: Terima kasih sudah baca, yaa. Jangan lupa tinggalkan jejak:))

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
April; Rasa yang Tumbuh Tanpa Berharap Berbalas
1526      649     0     
Romance
Artha baru saja pulih dari luka masa lalunya karena hati yang pecah berserakan tak beraturan setelah ia berpisah dengan orang yang paling ia sayangi. Perlu waktu satu tahun untuk pulih dan kembali baik-baik saja. Ia harus memungut serpihan hatinya yang pecah dan menjadikannya kembali utuh dan bersiap kembali untuk jatuh hati. Dalam masa pemulihan hatinya, ia bertemu dengan seorang perempuan ya...
Beloved Symphony | Excetra
1414      601     0     
Romance
Lautan melintang tiada tuturkan kerasnya karang menghadang.
The Alpha
2131      956     0     
Romance
Winda hanya anak baru kelas dua belas biasa yang tidak menarik perhatian. Satu-satunya alasan mengapa semua orang bisa mengenalinya karena Reza--teman masa kecil dan juga tetangganya yang ternyata jadi cowok populer di sekolah. Meski begitu, Winda tidak pernah ambil pusing dengan status Reza di sekolah. Tapi pada akhirnya masalah demi masalah menghampiri Winda. Ia tidak menyangka harus terjebak d...
Cinta Tiga Masa
187      117     0     
Romance
Aku mencurahkan segalanya untuk dirimu. Mengejarmu sampai aku tidak peduli tentang diriku. Akan tetapi, perjuangan sepuluh tahunku tetap kalah dengan yang baru. Sepuluh tahunku telah habis untukmu. Bahkan tidak ada sisa-sisa rasa kebankitan yang kupunya. Aku telah melewati tiga masa untuk menunggumu. Terima kasih atas waktunya.
Novel Andre Jatmiko
9711      2121     3     
Romance
Nita Anggraini seorang siswi XII ingin menjadi seorang penulis terkenal. Suatu hari dia menulis novel tentang masa lalu yang menceritakan kisahnya dengan Andre Jatmiko. Saat dia sedang asik menulis, seorang pembaca online bernama Miko1998, mereka berbalas pesan yang berakhir dengan sebuah tantangan ala Loro Jonggrang dari Nita untuk Miko, tantangan yang berakhir dengan kekalahan Nita. Sesudah ...
C L U E L E S S
751      542     5     
Short Story
Clueless about your talent? Well you are not alone!
Cinta Pertama Bikin Dilema
5254      1434     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
One Step Closer
2387      998     4     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
FLOW : The life story
104      90     0     
Inspirational
Dalam riuh pikuknya dunia hiduplah seorang gadis bernama Sara. Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, pekerja keras dan mandiri, gadis yang memiliki ambisi untuk mencari tujuannya dalam berkehidupan. Namun, dalam perjalanan hidupnya Sara selalu mendapatkan tantangan, masalah dan tekanan yang membuatnya mempertanyakan "Apa itu kebahagiaan ?, di mana itu ketenangan ? dan seperti apa h...
Monday vs Sunday
226      176     0     
Romance
Bagi Nara, hidup itu dinikmati, bukan dilomba-lombakan. Meski sering dibandingkan dengan kakaknya yang nyaris sempurna, dia tetap menjadi dirinya sendiricerewet, ceria, dan ranking terakhir di sekolah. Sementara itu, Rei adalah definisi murid teladan. Selalu duduk di bangku depan, selalu ranking satu, dan selalu tampak tak peduli pada dunia luartermasuk Nara yang duduk beberapa meja di belaka...