Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta Butuh Jera
MENU
About Us  

"Aku akan bikin Levin bertanggung jawab atas perbuatannya ini

"Aku akan bikin Levin bertanggung jawab atas perbuatannya ini. Aku yakin kamu pasti belum memberi tahunya." Anis menggerutu sembari keluar dari taksi. Tangannya kuat menggenggam lengan Sita, seperti anak yang akan dihukum ibunya, tidak akan membiarkan Sita pergi sebelum masalahnya terselesaikan―meskipun dengan cara yang sangat tidak disukai.

Levin langsung ada di hadapan mereka begitu ia membukakan pintu untuk tamu yang amat terburu-buru itu. Sita tahu Levin pasti akan memasang wajah sangat bingung, ia sadar bahwa seharusnya ia tidak melibatkan Levin dalam permasalahan ini.

"Hei, Girls! Kenapa nggak kasih tau aku kalau kalian mau datang?" Levin cuma pakai singlet, bergaya seperti pemuda pengangguran yang senang didatangi perempuan. Tapi wajahnya seketika berubah, saat melihat gerak-gerik gadis yang mencurigakan itu.

"Kami nggak perlu memberi tahumu jika kami ingin melabrakmu, 'kan?" kata sapaan pertama Anis terdengar seperti gaungan di telinga Sita. Sementara ia hanya diam dengan tubuh gemetar di balik punggung Anis sambil mengigit kuku ibu jari.

Levin mengerutkan keningnya. "Ada apa? Apa kalian punya masalah?"

"Langsung saja, Lev. Aku nggak perlu basa-basimu, kupikir kamu sadar dengan apa yang sudah kamu lakukan pada Sita beberapa minggu yang lalu. Di malam saat kalian menggelar pesta di rumah ini."

"Memangnya aku melakukan apa?" Pria itu menaikkan bahunya tanda bingung. Menelantarkan matanya pada Sita yang tampak gugup.

"Seharusnya kamu ingat! Sekarang kamu lihat apa yang Sita alami."

"Anis sudahlah! Aku nggak mau ada keributan di sini." Sita menyentuh lengan Anis, melerainya agar ia tidak meneruskan amarahnya. Ia berpikir sebaiknya ini dibicarakan berdua saja dengan Levin, tapi yang ia dapati malah ekspresi tajam dari Anis.

"Sita? Kamu bilang sudah? Ini menyangkut masa depan kamu. Dan laki-laki ini harus bertanggung jawab atas janin yang ada dalam perut kamu."

Oh.. ya Tuhan! Sita terkejut begitu Anis memakai cara langsung mengatakan bahwa ia hamil. Mungkin dia perlu menyediakan TOA untuk Anis agar seluruh isi dunia tahu bahwa ia hamil di luar nikah, atau ia akan memanggilkan wartawan agar berita—bahwa ia hamil—menjadi headline news di surat kabar kota.

"Anis! Apa kamu nggak bisa bicara pelan? Aku nggak perlu teriakanmu!"

Levin menggelengkan kepalanya, wajahnya mendadak kaku terkejut. Dan sepertinya Sita benar-benar harus siap menghadapi ribuan pertanyaan dari pacarnya itu.

"Kamu hamil?" Sita tak bisa menjawab karena ia hanya bisa memasang wajah ketakutan seperti orang yang tak berdosa. "Jawab aku, Sita! Bagaimana mungkin kamu bisa hamil?"

"Kenapa malah bertanya?" Anis menyambung. "Sebaiknya kamu tanya sama diri kamu sendiri dan pertanggungjawabkan ini semua. Karena kamu yang sudah membuat Sita hamil."

"Jangan gila kamu, Nis! Mana mungkin aku menghamili Sita." Levin membuat penyangkalan. Dan keributan pun terjadi. Mereka saling berteriak satu sama lain, Anis mengeluarkan hampir seluruh tenaganya hanya untuk membuat Levin mengaku.

Hingar bingar terlalu cepat mengerumuni mereka. Sita tak tahan dengan teriakan mereka yang persis seperti kucing dan anjing. Ia sendiri tidak tahu kenapa situasi jadi seperti ini. Akhirnya dengan mengalah, ia menarik tangan Levin dan membawanya pergi dari hadapan Anis. Sementara Anis bergeming di ruang tamu membiarkan mereka pergi berdua ke dalam kamar.

"Apa yang terjadi sama kamu, Ta. Kamu hamil dan bilang kalau aku yang menghamilimu, padahal aku nggak pernah berbuat apa-apa sama kamu."

Di situ Sita menangis, memegangi kepalanya yang terasa penuh tekanan. "Aku minta maaf karena melibatkanmu dalam masalah ini, Lev. Sungguh, aku nggak tahu apa yang harus kukatakan di depan Anis saat ia bertanya tentang kehamilanku."

"Apa maksudmu?" Levin memperlihatkan kemarahannya, tidak terima dengan perlakuan Sita yang menganggapnya seperti boneka atas perbuatannya. "Kamu bisa saja berbuat kotor dengan pria mana saja, tapi kenapa harus aku yang kamu korbankan? Apa ini balasan cinta kamu ke aku?"

"Maafin aku ...."

"Kamu nggak ngerti perasaanku! Sakit, Ta! Apalagi kamu hamil dengan laki-laki lain." Levin menarik napasnya lalu terduduk di kasur dengan kepala menunduk. Di ruangan itu hanya ada suara desahan napas Levin dan tangis isak Sita yang menyakitkan. "Katakan padaku siapa yang melakukan ini."

"Enggak!" jawabnya dengan wajah yang masih menderai air mata. "Aku nggak bisa kasih tahu kamu, aku nggak bisa memberi tahu siapa pun."

"Kenapa?" bentak Levin. Suaranya hampir terdengar ke seluruh penjuru sudut rumah hingga Anis pun bisa mendengar suara itu dan bergegas mencampuri urusan mereka. "Kamu nggak mau memberi tahu siapa orang yang menghamilimu, tapi kamu memintaku untuk bertanggung jawab. Jangan kamu pikir aku bakal sudi!"

Sita datang menghampiri Levin, berusaha menyentuhnya lalu memohon. "Levin, kumohon ... dengan siapa lagi aku harus meminta tolong. Kamu bilang kamu cinta sama aku, setidaknya lakukanlah ini demi aku. Kumohon ...." Tak ada pilihan lain bagi Sita selain berlutut pada kekasihnya. Satu-satunya orang yang ia harapkan bisa membantunya keluar dari masalah ini. "Aku rela melakukan apa pun yang kamu mau, asalkan kamu mau mengakui janin ini sebagai anakmu, Lev ... apa pun yang kamu minta."

Levin tak mau bicara. Rasa kesalnya bahkan melebhi rasa sayangnya pada Sita selama ini. Perempuan itu paham bagaimana rasa sakit yang seharusnya ditanggung Levin, tapi ia tak punya cara lain.

Ia masih berlutut di kaki Levin yang diam tak bergerak, rasanya panas. Tak ada udara yang sanggup membuat suasana kamar ini menjadi sejuk, hingga beberapa detik kemudian Anis masuk begitu saja dan mendapati Sita menangis memohon pada Levin.

"Anis!" ujar Levin terkejut. Sita pun langsung berdiri dengan wajah menunduk, menyangka bahwa―Anis pasti sudah curiga dengan apa yang baru dilihat dan didengarnya. Itu bisa mereka lihat dari ekspresi wajah kekecewaannya.

"Sita! Sekarang katakan pada Anis siapa ayah dari janin kamu yang sebenarnya!" Levin mengatakan itu di hadapan Anis, untuk membuat Anis tidak percaya begitu saja dengan perempuan yang sudah memfitnahnya. "Malam itu aku memang mabuk, tapi aku sama sekali nggak pernah merasa tidur dengannya. Pasti ada laki-laki lain, dan Sita nggak mau memberi tahu kita."

Kini kedua mata Anis menelisik wajah Sita yang masih senggugukkan. "Berarti kamu bohong sama aku?" Disentuhnya bahu Sita. "Kenapa kamu tega memfitnah Levin, Ta? Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu! Aku minta kamu bilang yang sejujurnya ke kita siapa orang itu."

Sita menggelengkan kepalanya, dadanya berdegup amat kencang dengan rasa takut yang hampir membuatnya tak bisa bernapas. Tangannya gemetar, tubuhnya mendadak panas. Ingin sekali rasanya ia menjatuhkan diri, atau pergi sekarang juga dari hadapan mereka lantas mencari apa saja agar bisa menghancurkan tubuh dan bayi yang membuat malapetaka di kehidupannya saat ini. Sementara Levin terus saja memaksanya untuk mengaku, kalimat desakan itu terus saja menggelayuti otaknya. Ia tak sanggup bila mereka harus tahu, bencana pasti akan terjadi.

Sekali lagi tubuhnya gemetar, dan tatkala ia memeluk tubuh Anis dengan rasa cemas, ia pun terpaksa memberitahu kronologi yang sebenarnya.

"Ini bukan keinginanku, Nis. Aku nggak mungkin membiarkan ini semua terjadi, tapi minuman itu benar-benar membuatku kehilangan akal sampai aku sendiri nggak bisa membedakan siapa yang pantas meniduriku. Tapi begitu kami terbangun, aku dan laki-laki itu tersadar bahwa kami telah melakukan perbuatan yang salah." Sita merangkul pelukan Anis lebih erat, air matanya yang terus menderai membuat lengan bajunya basah. Tapi walau bagaimanapun, ia harus sanggup mengatakannya.

"Siapa laki-laki itu? Katakan saja, aku pasti akan membantumu. Jangan takut."

"Maafin aku, Nis, kumohon. Ini semua bukanlah keinginan kami. Tapi—" Sita menarik napas, bibirnya yang gemetar akhirnya terpaksa berujar. "Tapi Galih lah orang yang tidur denganku malam itu."

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (2)
  • karina016

    seriusan sita sama galih? :(

    Comment on chapter Chapter 3
  • karina016

    bahasanya enak banget dibaca, aku suka, semangat kak

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
AKU BUKAN ORPHEUS [ DO ]
742      417     5     
Short Story
Seandainya aku adalah Orpheus pria yang mampu meluluhkan hati Hades dengan lantutan musik indahnya agar kekasihnya dihidupkan kembali.
Cerita Cinta anak magang
630      378     1     
Fan Fiction
Cinta dan persahabatan, terkadang membuat mereka lupa mana kawan dan mana lawan. Kebersamaan yang mereka lalui, harus berakhir saling membenci cuma karena persaingan. antara cinta, persahabatan dan Karir harus pupus cuma karena keegoisan sendiri. akankah, kebersamaan mereka akan kembali? atau hanya menyisakan dendam semata yang membuat mereka saling benci? "Gue enggak bisa terus-terusan mend...
Ken'ichirou & Sisca
14891      3035     1     
Mystery
Ken'ichirou Aizawa seorang polisi dengan keahlian dan analisanya bertemu dengan Fransisca Maria Stephanie Helena, yang berasal dari Indonesia ketika pertama kali berada di sebuah kafe. Mereka harus bersatu melawan ancaman dari luar. Bersama dengan pihak yang terkait. Mereka memiliki perbedaan kewarganegaraan yang bertemu satu sama lain. Mampukah mereka bertemu kembali ?
Good Art of Playing Feeling
413      306     1     
Short Story
Perkenalan York, seorang ahli farmasi Universitas Johns Hopskins, dengan Darren, seorang calon pewaris perusahaan internasional berbasis di Hongkong, membuka sebuah kisah cinta baru. Tanpa sepengetahuan Darren, York mempunyai sebuah ikrar setia yang diucapkan di depan mendiang ayahnya ketika masih hidup, yang akan menyeret Darren ke dalam nasib buruk. Bagaimana seharusnya mereka menjalin cinta...
the Overture Story of Peterpan and Tinkerbell
14273      9234     3     
Romance
Kalian tahu cerita peterpan kan? Kisah tentang seorang anak lelaki tampan yang tidak ingin tumbuh dewasa, lalu seorang peri bernama Tinkerbell membawanya kesebuah pulau,milik para peri, dimana mereka tidak tumbuh dewasa dan hanya hidup dengan kebahagiaan, juga berpetualang melawan seorang bajak laut bernama Hook, seperti yang kalian tahu sang peri Tinkerbell mencintai Peterpan, ia membagi setiap...
Titik
355      237     0     
Romance
Ketika semua harapan hilang, ketika senyummu menjadi miliknya. Tak ada perpisahan yang lebih menyedihkan.
Chrisola
1149      660     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Drifting Away In Simple Conversation
467      318     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...
A Ghost Diary
5509      1791     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
Renata Keyla
6858      1590     3     
Romance
[ON GOING] "Lo gak percaya sama gue?" "Kenapa gue harus percaya sama lo kalo lo cuma bisa omong kosong kaya gini! Gue benci sama lo, Vin!" "Lo benci gue?" "Iya, kenapa? Marah?!" "Lo bakalan nyesel udah ngomong kaya gitu ke gue, Natt." "Haruskah gue nyesel? Setelah lihat kelakuan asli lo yang kaya gini? Yang bisanya cuma ng...