Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Letter: Mission To Get You
MENU
About Us  

Sabrina Ayla menatap kos-kosannya yang sempit, dengan kipas angin yang berderit seperti suara tikus ngamuk, dan satu sak mie instan yang tinggal setengah. Dia duduk di atas kasur tipis seperti kulit pangsit kering, sembari merenungi hidup yang katanya "akan indah pada waktunya".

Waktunya kapan?

“Dulu aku pikir jadi anak rantau itu keren. Sekarang aku tau, ternyata jadi keren itu butuh pulsa, duit, dan mental baja,” gumamnya sambil membuka dompet yang isinya cuma KTP dan struk belanja mini market.

Akhirnya... dengan langkah berat dan saldo e-wallet Rp13.400, Sabrina memutuskan untuk pulang ke kampung halaman. Bukan karena gagal, tapi... yah, karena kalau terus bertahan di kota, dia bisa jadi manusia gua beneran.

Dua hari sebelum Sabrina resmi pulang kampung dan mengucapkan “bye-bye” ke kerasnya Jakarta, ia duduk di bangku sudut sebuah warkop modern, semacam tempat ngopi yang maksa keren tapi harga nasinya tetap bikin dompet sesak.

Di hadapannya duduk seorang perempuan berpakaian modis, ditambah kacamata hitam meskipun lagi di dalam ruangan, dan sambil ngaduk kopi pakai gaya ala-ala influencer.

Namanya Tania Ristya, teman kuliah sekaligus teman magang Sabrina di Jakarta. Cantik, pintar, dan sekarang jadi staff HRD di salah satu perusahaan startup yang tiap bulan buka lowongan karena karyawannya burnout.

“Gue denger lo mau balik ke kampung? Beneran, Sab?” tanya Tania sambil menyipitkan mata kayak lagi main sinetron.

Sabrina mengangguk pelan. “Iyap. Udah nggak kuat jadi rakyat jelata di ibu kota. Harga kosan naik, kerjaan freelance seret, klien suka ngilang pas ditagih, dan terakhir, mie instan favorit gue naik seribu. That’s the last straw.”

Tania menatapnya prihatin, tapi juga geli. “Lo tuh unik, Sab. Selalu bisa ngelucu meski lagi krisis.”

“Lelucon adalah mekanisme pertahanan diri, Tan. Gue belajar dari SpongeBob.”

Mereka tertawa. Tapi di balik tawa itu, Sabrina tahu... ini bukan cuma soal pulang. Ini tentang menyerah sementara, mundur selangkah, dan mencari napas di tempat yang dulu ia tinggalkan demi mimpi besar.

Tania menepuk tangannya. “Tapi Sab, lo tuh punya bakat. Lo bisa nulis, lo pinter, lo lucu. Lo bukan pengangguran, lo cuma butuh tempat yang lebih ngerti diri lo.”

Sabrina tersenyum getir. “Tempat yang ngerti gue? Kayaknya itu cuma warteg langganan di kampung deh.”

Tania mengaduk kopinya sambil melirik Sabrina yang sedang serius menghisap ujung sedotan es teh-nya, padahal isinya tinggal es batu. “Sab, gue masih gak ngerti, kenapa lo mutusin Yoga waktu itu? Bukannya kalian udah baikan setelah masalah… itu?”

Sabrina memiringkan kepala sambil menjentikkan jari ke udara. “Karena gue Sabrina Ayla, Tan. Gak bisa terus-menerus jadi korban drama sinetron. Harus ada episode balas dendam dong.”

Tania melotot. “Gila. Jadi lo mutusin dia cuma buat... nyakitin balik?”

“Bukan ‘cuma’, babe. Itu momen perhitungan.” Sabrina duduk tegak, gaya serius. “Dia selingkuh, ingat gak? Ketauan jalan bareng mantannya, ngelesnya cuma ‘kebetulan ketemu’. Kebetulan apanya coba? Di kafe pojokan Jakarta Selatan, duduk berdua, pesen makanan yang sama, terus senyum-senyum kayak iklan pasta gigi!”

Tania langsung ngakak. “Terus lo maafin dia waktu itu?”

“Iya, gue maafin. Namanya juga sayang, ya kan? Gue pikir dia bakal berubah. Dan sempet berubah, hubungan kita makin baik malah. Tapi... pas semuanya udah adem ayem, gue mikir—‘kok gue doang yang pernah nangis?’”

“Terus lo—”

“Gue mutusin dia. Sepihak. Via chat. Pake sticker kucing nangis biar dramatis.”

Tania sampai batuk-batuk karena nahan tawa. “Astaga, Sab! Terus dia bales apa?”

“Dia nanya: ‘Kenapa?’ Gue bales: ‘Biar kamu juga ngerasain gimana rasanya dihianatin, walau kali ini bentuknya beda.’”

Sabrina nyengir puas sambil memandang langit-langit warkop. “Jahat? Mungkin. Tapi kadang kita butuh jadi penjahat di kisah cinta kita sendiri, biar gak terus-terusan jadi korban.”

Tania geleng-geleng kepala sambil tertawa. “Gue salut sih, Sab. Lo tuh kalau disuruh milih antara sakit hati dan balas dendam... Lo pilih dua-duanya.”

“Betul. Karena gue versatile.”

Tania tertawa sembari menaruh cangkir kopinya, lalu menatap Sabrina dengan alis sedikit terangkat. “By the way, Sab… lo jadi gak tuh buka bisnis butik kekinian yang lo omongin waktu itu? Yang konsepnya ‘baju konglomerat harga merakyat’?”

Sabrina langsung nyengir. “Ih, inget aja lo, Tan.”

“Ya inget dong. Lo tuh udah nyusun konsepnya mateng banget, dari desain, target pasar, sampe nama butiknya: SABTIK—Sabrina Butik. Walaupun pas lo jelasin dulu gue sempet mikir itu singkatan dari sabun batik.”

Sabrina mendelik sambil ketawa. “Dasar lo! Enggak, bisnis itu masih masuk wishlist gue kok. Tapi ya… sekarang mah realistis dulu. Tabungan gue belum cukup buat modal, masih lebih cocok dipake buat beli nasi padang dua kali sehari.”

Tania ikut tertawa. “Terus lo mau ngapain dulu sekarang?”

“Fokus cari kerja tetap. Yang penting bisa dapet pemasukan stabil dulu. Baru deh, pelan-pelan gue kumpulin modal buat si SABTIK itu. Gue udah niat, Tan. Pokoknya suatu hari nanti, cewek-cewek kampung bisa tampil gaya kayak anak SCBD, tapi harganya masih seharga semangkok bakso.”

“Gue doain lo berhasil, Sab,” kata Tania sambil mengangkat cangkir kopinya untuk bersulang. “Lo tuh punya selera fashion yang unik, nyentrik, tapi cocok. Lo bisa bikin daster jadi mirip dress Korea.”

“Ya iyalah, itu bakat alami. Karena gue adalah Sabrina Ayla—pejuang mimpi, mantan korban cinta, dan calon juragan fashion lokal.”

Mereka pun bersulang pakai kopi dan es teh, seakan menegaskan bahwa meski hidup lagi naik-turun, semangat Sabrina tetap di level maksimal.

"Gue bakal kangen Lo banget sih Sab, gak ada Lo—ibarat sayur tanpa kuah." Ucap Tania sendu.

Sabrina menghela napas berat, "Tan, semangkuk sayur masih terasa enak walaupun gak ada kuah, yang penting bumbu nya gak kurang, juga gak berlebihan."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Perjalanan Tanpa Peta
52      47     1     
Inspirational
Abayomi, aktif di sosial media dengan kata-kata mutiaranya dan memiliki cukup banyak penggemar. Setelah lulus sekolah, Abayomi tak mampu menentukan pilihan hidupnya, dia kehilangan arah. Hingga sebuah event menggiurkan, berlalu lalang di sosial medianya. Abayomi tertarik dan pergi ke luar kota untuk mengikutinya. Akan tetapi, ekspektasinya tak mampu menampung realita. Ada berbagai macam k...
Ending
5242      1359     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
Katamu
3024      1149     40     
Romance
Cerita bermula dari seorang cewek Jakarta bernama Fulangi Janya yang begitu ceroboh sehingga sering kali melukai dirinya sendiri tanpa sengaja, sering menumpahkan minuman, sering terjatuh, sering terluka karena kecerobohannya sendiri. Saat itu, tahun 2016 Fulangi Janya secara tidak sengaja menubruk seorang cowok jangkung ketika berada di sebuah restoran di Jakarta sebelum dirinya mengambil beasis...
Asa
4658      1387     6     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...
Begitulah Cinta?
17545      2637     5     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...
I Hate My Brother
457      321     1     
Short Story
Why my parents only love my brother? Why life is so unfair??
Serpihan Hati
11345      1894     11     
Romance
"Jika cinta tidak ada yang tahu kapan datangnya, apa cinta juga tahu kapan ia harus pergi?" Aku tidak pernah memulainya, namun mengapa aku seolah tidak bisa mengakhirinya. Sekuat tenaga aku berusaha untuk melenyapkan tentangnya tapi tidak kunjung hialng dari memoriku. Sampai aku tersadar jika aku hanya membuang waktu, karena cinta dan cita yang menjadi penyesalan terindah dan keba...
Ketika Kita Berdua
37257      5372     38     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
Crystal Dimension
320      222     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
G E V A N C I A
1114      615     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...