Keesokannya, Liera dan Elara memutuskan untuk mengajak Indah dan Chloe makan siang di sebuah warung Padang yang ramai di dekat kampus. Mereka berencana untuk berbagi cerita dan membahas rencana liburan akhir pekan.
"Eh, guys, kalian udah kenal Evan dan Ryan, kan?" tanya Liera.
Indah dan Chloe menggeleng. "Belum. Kalian aja yang kenal?" tanya Chloe.
"Iya, mereka teman di kursus kita," jawab Liera. "Kapan-kapan kita kenalin, deh."
"Wah, seru nih! Cerita dong tentang mereka," kata Indah dengan rasa penasaran.
"Evan itu cool banget, pendiam, tapi lumayan cakep," jawab Elara sambil tertawa.
"Ryan itu asyik banget, kocak, dan seru buat ngobrol," tambah Liera.
Saat mereka asyik mengobrol, Evan dan Ryan masuk ke warung Padang. Mereka melihat Liera dan Elara, lalu menghampiri meja mereka.
"Hai guys! Lagi ngapain?" sapa Ryan dengan ramah.
"Hai Ryan! Evan! Lagi makan siang nih. Kenalin, ini Indah dan Chloe, teman sekamar kita" kata Elara sambil memperkenalkan Indah dan Chloe.
Evan dan Ryan menyapa Indah dan Chloe dengan ramah. Mereka pun bergabung dengan Liera dan Elara.
"Indah, Chloe, senang ketemu kalian. Kalian juga belajar di sini?" tanya Ryan.
"Iya, Ryan. Kita belajar bahasa Inggris juga, sama seperti kalian," jawab Chloe.
"Oh, keren! Aku sih baru beberapa bulan di sini, jadi masih banyak yang harus dipelajari," ujar Ryan.
"Aku juga, Ryan. Seru sih belajar bahasa Inggris di kampung Inggris. Banyak orang menarik yang bisa kita temu di sini," kata Indah sambil tersenyum.
Sambil menikmati makan siang mereka, Liera menceritakan tentang percakapannya dengan ibunya semalam. Indah dan Chloe terharu mendengar kisah Liera. Mereka memberikan dukungan dan nasihat pada Liera.
"Liera, kamu anak yang kuat. Aku percaya kamu bisa melewati semua ini," kata Chloe.
"Iya, Liera. Kamu selalu bisa memperbaiki segalanya," timpal Indah.
Liera merasa tersentuh dengan dukungan teman-temannya. Ia merasakan kehangatan persahabatan yang sangat berarti baginya.
"Terima kasih, guys. Aku bersyukur memiliki kalian," kata Liera sambil tersenyum.
Setelah makan siang, mereka berpisah untuk kembali ke aktivitas masing-masing. Liera merasa senang dengan pertemuan ini. Ia berharap persahabatan mereka semakin kuat dan mendalam.
Pagi itu, Liera bersemangat menuju kelas grammar Mr. William. Sejak kejadian Mr. William membantunya menyelesaikan masalah orang tuanya, Liera merasa Mr. William adalah panutannya. Ia ingin lebih akrab dengan Mr. William. Oleh karena itu, Liera bertekad untuk menjadi murid yang aktif di kelas.
Kelas pun dimulai. Mr. William menjelaskan materi grammar dengan jelas dan sabar. Liera memperhatikan dengan seksama setiap kata yang diucapkan Mr. William. Ia mencatat poin-poin penting dan berusaha memahami setiap konsep yang dijelaskan.
Ketika Mr. William memberikan kesempatan untuk bertanya, Liera mengangkat tangannya
"Mr. William, I have a question about the use of 'present perfect tense'," kata Liera.
"Yes, Liera. What is your question?" jawab Mr. William.
Liera pun bertanya tentang penggunaan present perfect tense dalam kalimat. Mr. William menjelaskan dengan sabar dan memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami. Liera merasa senang karena pertanyaannya dijawab dengan baik.
Selama kelas berlangsung, Liera terus aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari Mr. William. Ia tidak takut untuk salah dan selalu berusaha untuk belajar dari kesalahan. Mr. William pun senang melihat antusiasme Liera.
"Good job, Liera. You are very active in class today," puji Mr. William.
"Thank you, Mr. William," jawab Liera sambil tersenyum.
Setelah kelas selesai, Liera menghampiri Mr. William.
"Mr. William, thank you for your explanation. I understand the material better now," kata Liera.
"You're welcome, Liera. I'm glad I could help," jawab Mr. William.
"Mr. William, can I ask you something?" tanya Liera ragu-ragu.
"Of course, Liera. What is it?" jawab Mr. William.
"I want to improve my grammar skills. Do you have any tips for me?" tanya Liera.
"Well, the most important thing is to practice regularly. You can try doing grammar exercises, reading English books, and watching English movies," jawab Mr. William.
"Okay, Mr. William. I will do that. Thank you for your advice," kata Liera.
"You're welcome, Liera. Keep up the good work," kata Mr. William sambil tersenyum.
Liera pun meninggalkan kelas dengan perasaan senang. Ia merasa semakin dekat dengan Mr. William. Ia bertekad untuk terus belajar dan menjadi murid yang berprestasi.
Setelah mengucapkan terima kasih dan berpamitan kepada Mr. William, Liera bergegas menyusul Elara, Indah, dan Chloe yang sudah menunggunya di depan kelas. Mereka berempat berencana mencari makan malam bersama di salah satu warung makan favorit mereka.
"Lama banget sih, Liera. Kita udah lapar nih," kata Elara sambil cemberut pura-pura.
"Maaf ya, tadi aku ngobrol dulu sama Mr. William," jawab Liera sambil tersenyum.
"Cieee, ngobrolin apa nih sama Mr. William? Jangan-jangan lagi PDKT?" goda Indah.
"Ih, apaan sih! Aku cuma nanya tips belajar grammar aja," jawab Liera sambil tersipu malu.
"Udah-udah, jangan ganggu Liera terus. Mending kita sekarang cari makan, perutku udah keroncongan nih," kata Chloe menengahi.
Mereka berempat pun berjalan bersama menuju warung makan. Sambil berjalan, mereka bercerita tentang kegiatan mereka hari ini. Liera menceritakan tentang percakapannya dengan Mr. William, sementara Elara menceritakan tentang liera yang sekarang jadi aktif dikelas. Indah dan Chloe juga ikut bercerita tentang pengalaman mereka di kelas masing-masing.
Sesampainya di warung makan, mereka memesan makanan favorit mereka. Sambil menunggu pesanan datang, mereka terus mengobrol dan bercanda. Suasana makan malam mereka sangat hangat dan akrab.
"Eh, guys, besok kita jalan-jalan yuk!" usul Elara tiba-tiba.
"Jalan-jalan ke mana?" tanya Indah.
"Ke Simpang Lima Gumul! Aku belum pernah ke sana," jawab Elara.
"Wah, boleh tuh! Aku juga belum pernah ke sana," sahut Liera.
"Oke, kalau gitu besok kita berangkat pagi-pagi ya," kata Chloe.
"Siap!" jawab mereka serempak.
Setelah selesai makan, mereka berempat kembali ke asrama. Mereka berencana untuk tidur lebih awal agar besok bisa bangun pagi-pagi.
Keesokan harinya, mereka berempat berangkat menuju Simpang Lima Gumul. Mereka menaiki angkutan umum dan tiba di Simpang Lima Gumul sekitar pukul 10 pagi. Mereka sangat takjub dengan bangunan Simpang Lima Gumul yang megah dan unik.
Mereka berfoto-foto di depan Simpang Lima Gumul dan berkeliling melihat-lihat area sekitar. Mereka juga mencicipi berbagai macam kuliner yang dijual di sana.
"Wah, tempat ini keren banget ya!" kata Liera sambil mengagumi keindahan Simpang Lima Gumul.
"Iya, aku juga suka banget tempat ini," sahut Elara.
"Kita ke sini lagi yuk lain waktu," ajak Indah.
"Setuju!" jawab Chloe.
Setelah puas berkeliling, mereka berempat kembali ke asrama. Mereka merasa sangat senang karena bisa jalan-jalan bersama dan menikmati keindahan Simpang Lima Gumul. Mereka berjanji akan sering jalan-jalan bersama lagi di lain waktu.
Malam itu, ponsel Liera bergetar. Sebuah pesan masuk dari Evan. Liera tersenyum melihat nama Evan di layar ponselnya. Sejak Evan meminta nomornya , Evan sering menghubunginya melalui chat. Awalnya, mereka hanya membahas tentang grammar atau hobi mereka yang sama, yaitu menggambar. Namun, lama-kelamaan, percakapan mereka menjadi lebih personal.
"Lagi apa, Liera?" tanya Evan dalam pesan tersebut.
"Lagi baca buku nih, Evan. Kamu?" jawab Liera.
"Sama, lagi baca buku juga. Eh, Liera, aku mau nanya soal past perfect tense nih. Kamu bisa bantu jelasin?" tanya Evan.
Liera pun menjelaskan tentang past perfect tense dengan sabar. Evan mendengarkan dengan seksama dan bertanya jika ada hal yang tidak ia pahami. Liera merasa senang karena bisa membantu Evan.
"Makasih ya, Liera. Penjelasan kamu mudah dipahami," kata Evan.
"Sama-sama, Evan. Kalau ada yang mau ditanyakan lagi, jangan sungkan tanya aja," jawab Liera.
"Oke, Liera. Eh, kamu suka gambar apa aja?" tanya Evan.
"Aku suka gambar pemandangan dan portrait," jawab Liera.
"Wah, sama dong! Aku juga suka gambar pemandangan. Kita bikin project gambar bareng yuk!" ajak Evan.
"Wah, ide bagus tuh! Kapan kita mulai?" tanya Liera.
"Besok sore gimana? Kita cari tempat yang bagus buat gambar," usul Evan.
"Ah sorry besok sore aku harus bantuin temen dari tempat kursus lain, kalau lusa aja gimana" jawab Liera.
"Hm oke deh lusa ya" ucap Evan yang sempat terdiam sebentar. Mereka pun berencana untuk menggambar bersama besok sore. Liera merasa senang karena ia memiliki teman yang memiliki hobi yang sama.
Sementara itu, urusan Liera dengan Kai dan Leo belum selesai. Liera masih harus membantu Kai mengerjakan tugas videonya. Ia mengajak Elara untuk membantu Kai dan Leo. Mereka bertiga pun bekerja sama untuk membuat video yang bagus.
Kai merasa senang karena Liera bersedia membantunya. Ia juga merasa kagum dengan kepintaran dan kebaikan Liera. Ia pun berusaha untuk mendekati Liera dengan alasan tugas videonya.
"Liera, kamu pintar banget ya. Aku jadi semangat belajar speaking nih," kata Kai.
"Ah, kamu bisa aja. Aku juga masih belajar kok," jawab Liera sambil tersenyum.
"Tapi, kamu udah jago banget. Aku jadi pengen belajar lebih banyak dari kamu," kata Kai.
"Kamu pasti bisa. Yang penting rajin latihan aja," kata Liera.
Kai pun terus berusaha untuk mendekati Liera. Ia sering bertanya tentang tugas videonya dan mengajak Liera untuk berdiskusi. Liera tidak merasa risih dengan perhatian Kai. Ia menganggap Kai sebagai teman biasa.
Elara dan Leo memperhatikan kedekatan Liera dan Kai. Mereka berdua pun menggoda Liera.
"Cieee, Liera. Ada yang lagi PDKT nih," goda Elara.
"Ih, apaan sih! Kita cuma teman kok," jawab Liera sambil tersipu malu.
"Teman tapi mesra ya?" goda Leo.
Liera hanya tersenyum mendengar godaan teman-temannya. Ia tidak tahu apa yang dirasakan Kai terhadapnya. Ia hanya ingin fokus belajar dan berteman dengan semua orang.
Annyeong 👋
Comment on chapter POV William