Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mermaid My Love
MENU
About Us  

Tidak dia balas sapaan ramah Fadli. Dengan wajah cuek ia pergi ke dapur, memasak sarapan.

Fadli kebingungan. Kemaren dia masih sempat bercanda dengan Marrinette. Sekarang gadis itu sudah berubah jadi kulkas seribu pintu. Ada apa?

Bahkan ketika meletakkan hidangan, Marrinette tak bersuara sama sekali. Tidak seperti biasanya yang menyapa, meski hanya sekedar mengatakan: "selamat makan.”

Ada yang salah dengannya?

Fadli jadi tidak selera makan.

Sepertinya ia harus berbicara baik-baik dengan Marrinette. Meminta kejelasan dari sikapnya yang seperti itu

Darlius, jangan ditanya. Dihari libur ia hanya akan terbangun jam 12.59. Lebih tepatnya jam 1 kurang semenit.

Usai makan, Fadli menemui Marrinette yang sedang membersihkan ruang tamu.

"Marrinette, kenapa mendiamkan aku? Apa ada yang salah dengan sikapku?"

Marrinette tidak menyahut.

"Marrinette, jawablah. Jangan hanya cuek dingin seperti es batu."

Lagi-lagi Marrinette tak menyahut. Ia sibuk menata bunga diatas meja.

Fadli mengambil bunga itu dan menggesernya.

Marrinette mengambilnya kembali dan meletakkannya ke tengah.

Lagi-lagi Fadli menggesernya.

Marrinette kesal, menatap Fadli tajam.

Sementara Fadli hanya senyum-senyum tak jelas. Ingin melihat seberapa menyeramkan jika Marrinette marah.

Namun Marrinette tak mempedulikannya. Bersikap cuek dan kembali menaruh bunga itu ke tengah.

Dan lagi-lagi Fadli menggeser bunga itu.

"Mau kamu apa sih?!" Kesal Marrinette seraya memukul-mukul bahu Fadli.

Sementara Fadli tertawa.

"Dibilangin malah ketawa!"

"Kamu ingin tau mauku apa?" Fadli mendekat hingga wajahnya dengan Marrinette hanya berjarak beberapa senti.

"Aku mau kamu mencintaiku...."

Deg!

Suara itu pelan, berbisik. Tapi terdengar sangat jelas ditelinganya.

Bagaikan panah asmara yang menancap hingga tak sadar hatinya telah tercuri.

Mengapa wajah itu sangat mempesona?

Tidak-tidak! Aku tak boleh jatuh cinta.

Sudah menjadi persumpahan duyung bahwa tak boleh menikah dengan manusia. Atau, ia akan terusir dari kerajaan laut. Dan hidup di dunia manusia dalam keadaan lupa ingatan dan tak punya kekuatan.

Dia tak boleh terjebak dengan pesona itu. Dengan langkah sedikit tergesa-gesa ia menghindari Fadli. Namun karena gugup, tak sengaja kakinya tersandung dan Fadli menangkapnya.

Mimpi apa? Kenapa sekarang malah terjebak dalam pelukannya. Ah, mata itu. Kenapa aku malah terjebak dalam rasa yang terlarang?

Ia sadar konsekuensinya, tapi pelukan itu terlalu nyaman. Rasanya enggan untuk melepaskan.

Oh tidak. Marrinette, sadar!

Buru-buru ia berdiri, dan pergi dari hadapannya. Namun Fadli cepat memeluknya dari belakang.

"Marrinette... aku mencintaimu."

Lagi, dan lagi. Apa yang harus dia lakukan? Dan mengapa ini harus terjadi? Sejujurnya ia merasakan hal yang sama. Tapi takdir takkan mengizinkan mereka 'tuk bersama.

Dengan sentakan kuat Marrinette melepaskan pelukan Fadli.

Ia berlari ke kamarnya. Mengunci pintu. Lalu berteriak sekencang-kencangnya.

"HUAAAA!"

Marrinette menangis terisak-isak.

Mengapa ini semua harus terjadi, mengapa rasa itu harus singgah. Dan mengapa ia harus menerima kenyataan pahit.

Hatinya dilema, antara memilih aturan laut dan cinta.

Hidup memang egois. Selalu membuat kita terjebak pada suatu hal yang mana kita tak bisa memilih

Apakah ia akan memilih cinta lalu terusir dari kerajaan laut dan hidup di dunia manusia namun amnesia untuk selama-lamanya.

Atau memilih tunduk pada aturan laut dan meninggalkan Fadli?

"HUAAAA. DUNIA ITU TIDAK ADIL!"

"Seharusnya aku tidak tercipta sebagai duyung. Seharusnya aku tercipta sebagai manusia hingga bisa memiliki dirinya. Lebih baik menjadi manusia biasa daripada menjadi duyung yang mempunyai kekuatan tapi tak merasakan cinta."
***

Sudah berkali-kali Marrinette mengabaikan panggilan Alya. Hingga akhirnya Alya mengirimi sebuah pesan:

Marrinette, hari ini lagi nggak banyak kerjaan kan? Gimana kalau kita berenang ke laut? Sekaligus mampir ke kerajaan Ratu Apriana. Kamu pasti bosan kan kerja terus. Minta izinlah pada bosmu itu.

Marrinette tak membalasnya. Persetan dengan lautan. Baru kali ini ia membenci statusnya sebagai duyung.

"Heran, mengapa Marrinette tak membalas pesanku?" tanya Alya seraya menatap ponsel.

"Mungkin dia sedang sibuk dan tak bisa diganggu," sahut Evelyn. "Kalau begitu, kita berdua saja pergi ke kerajaan."
***
Marrinette membuka pintu kamarnya yang diketuk. Ketika pintu kamar dibuka, terlihatlah Fadli yang membawakan susu coklat dan beberapa lembar roti.

"Ini buat kamu. Dimakan ya."

Marrinette menerimanya tanpa suara. Ia melangkah keruang tengah, duduk di kursi sofa yang ada disana. Fadli mengikutinya.

Marrinette memakan roti itu, sedangkan pandangannya menerawang entah kemana.

"Marrinette...."

Marrinette tak menyahut.

"Maaf karena sudah bikin kamu risih, nggak nyaman."

Tetap tak ada sahutan dari Marrinette. Pikirannya menguap entah kemana. Ia menghembuskan nafas berat.

Sama sekali ia tak keberatan dengan perlakuan Fadli, malah terlalu manis. Tapi ia tak dapat menelannya. Ia sudah keluar dari rencana, menyalahi aturan laut. Dan ia tak mau terjatuh lebih dalam lagi. Andai Fadli mengetahui hal ini. Tapi, mungkin itu akan lebih menyakitkan saat ia tau kenyataannya.

"Tak perlu meminta maaf. Kamu tidak salah. Tapi aku minta... mulai hari ini... tolong jaga jarakmu denganku."

Sungguh perih hati Fadli mendengar ucapan itu. Bukan, bukan dia saja yang merasakannya, tapi juga Marrinette. Bahkan ia hampir meneteskan air mata saat mengucapkannya.

"Kenapa?"

"Kita takkan pernah bisa bersatu...." Marrinette yang sudah berusaha menahan air dipelupuk matanya, akhirnya jatuh jua. Ia sesegukan. "Jadi aku minta... tolong jangan pernah mendekatiku lagi. Antara kita... tak lain hanyalah bos dan pembantu."

Marrinette pergi meninggalkan Fadli, berlari kekamarnya.

Fadli yang tidak paham, hanya menyangka bahwa Marrinette cemburu atas perjodohannya dengan Caitlin. Dan ia bertekad untuk meyakinkan Marrinette bahwa perjodohan itu takkan terjadi.

Malam ini kebetulan Darlius pulang cepat. Entah memang tidak terlalu banyak kerjaan atau mungkin lagi istirahat mendatangi wanita malam.

Sampai dirumah dia langsung duduk dimeja makan yang kebetulan sudah ada Fadli. Tak lama kemudian Marrinette datang dengan tatapan dinginnya, meletakkan makanan. Kemudian ia pergi ke dapur dan kembali sambil membawa jus.

Fadli ingin sekali mengatakan pada Papanya dihadapan Marrinette, bahwa ia telah bulat menolak perjodohan dengan Caitlin dan hanya mau menikah dengan Marrinette. Ini sudah dia pertimbangan dari tadi. Dia tak mau terus-terusan didiamkan oleh pujaan hatinya. Tapi tumpahan jus dibaju Darlius mengacaukan semuanya.

"Apa-apaan ini!"

"Ma-maaf, Pak. Nggak sengaja."

Marrinette mengambil lap dan mengusap baju Darlius yang terkena jus.

Tapi Darlius malah merebut lap itu dan membantingnya ke lantai dengan kesal.  Baik Marrinette maupun Fadli kaget dengan hal itu.

Darlius berdiri dari tempat duduknya.

"Dasar pembantu tidak becus!"

Marrinette hanya menunduk.

"Berani-beraninya kau mengotori baju kerja saya! Bedebah macam kau ini tak pantas untuk bekerja disini!"

"Pa! Cukup!"

Darlius menoleh geram pada Fadli.

"Itu hanya masalah sepele. Jangan dibesar-besarkan. Lagipula dia juga tidak sengaja."

"Diam kau! Kau tak pantas membela perempuan rendahan ini. Dia hanya pengacau yang datang untuk merusak hubungan kita!"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Batagor (Menu tawa hari ini)
362      228     4     
Short Story
Dodong mengajarkan pada kita semua untuk berterus terang dengan cara yang lucu.
5 Years 5 Hours 5 Minutes and 5 Seconds
520      362     0     
Short Story
Seseorang butuh waktu sekian tahun, sekian jam, sekian menit dan sekian detik untuk menyadari kehadiran cinta yang sesungguhnya
SECRET IN KYOTO
530      383     6     
Short Story
Musim semi adalah musim yang berbeda dari empat musim lainnya karena selalu ada kesempatan baru bagiku. Kesempatan untuk tumbuh dan mekar kembali bersama dengan kenangan di masa lalu yang kuharap akan diulang kembali.
Game Z
5846      1663     8     
Science Fiction
Ia datang ke ibukota untuk menuntut ilmu. Tapi, anehnya, ia dikejar dengan sekolompok zombie. Bersama dengan temannya. Arya dan Denayla. Dan teman barunya, yang bertemu di stasiun.
Once Upon A Time
372      245     4     
Short Story
Jessa menemukan benda cantik sore itu, tetapi ia tak pernah berpikir panjang tentang apa yang dipungutnya.
Magelang, Je t`aime!
637      480     0     
Short Story
Magelang kota yang jauh itu adalah kota tua yang dingin dan tinggal orang-orang lebut. Kecuali orang-orang yang datang untuk jadi tentara. Jika kalian keluar rumah pada sore hari dan naik bus kota untuk berkeliling melihat senja dan siluet. Kalian akan sepakat denganku. bahwa Magelang adalah atlantis yang hilang. Ngomong-ngomong itu bukanlah omong kosong. Pernyatanku tadi dibuktikan dengan data-d...
Mengejar Cinta Amanda
1728      1055     0     
Romance
Amanda, gadis yang masih bersekolah di SMA Garuda yang merupakan anak dari seorang ayah yang berprofesi sebagai karyawan pabrik dan mempunyai ibu yang merupakan seorang penjual asinan buah. Semasa bersekolah memang kerap dibully oleh teman-teman yang tidak menyukai dirinya. Namun, Amanda mempunyai sahabat yang selalu membela dirinya yang bernama Lina. Selang beberapa lama, lalu kedatangan seora...
Love Rain
19688      2657     4     
Romance
Selama menjadi karyawati di toko CD sekitar Myeong-dong, hanya ada satu hal yang tak Han Yuna suka: bila sedang hujan. Berkat hujan, pekerjaannya yang bisa dilakukan hanya sekejap saja, dapat menjadi berkali-kali lipat. Seperti menyusun kembali CD yang telah diletak ke sembarang tempat oleh para pengunjung dadakan, atau mengepel lantai setiap kali jejak basah itu muncul dalam waktu berdekatan. ...
Adiksi
6757      2145     2     
Inspirational
Tolong ... Siapa pun, tolong aku ... nafsu ini terlalu besar, tangan ini terlalu gatal untuk mencari, dan mata ini tidak bisa menutup karena ingin melihat. Jika saja aku tidak pernah masuk ke dalam perangkap setan ini, mungkin hidupku akan jauh lebih bahagia. Aku menyesal ... Aku menyesal ... Izinkan aku untuk sembuh. Niatku besar, tetapi mengapa ... mengapa nafsu ini juga sama besarnya!...
Hello Goodbye, Mr. Tsundere
1063      711     2     
Romance
Ulya tak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan Natan di kampus. Natan adalah panggilan kesayangan Ulya untuk seorang cowok cool, jenius, dan anti sosial Hide Nataneo. Ketika para siswa di SMU Hibaraki memanggilnya, Hide, Ulya malah lain sendiri. Ulya yakin si cowok misterius dan Tsundere ini punya sisi lain yang menakjubkan. Hingga suatu hari, seorang wanita paruh baya bertopi fedora beludru...