Hari ini ada jadwal pelajaran olahraga di kelas XI.1. Semuanya dikumpulkan di lapangan sekolah.
" Oke. Selamat pagi anak-anak " Sapa pak Sony, guru olahraga di SMA Giwangkara.
" Pagi "
" Hari ini kita akan praktik permainan bola besar, yaitu sepak bola. Materi dan penjelasannya sudah kan pertemuan sebelumnya? "
" Ya "
" Kalau begitu, kita tanding ya " Ajak pak Sony.
" Murid kelas XI.1 ada berapa? " Tanya Sony.
" 36 pak " Jawab Kyle.
" Jadi, 3 tim ya? Kyle tolong kamu bagi ya "
" Oke "
Kyle mulai menuliskan nama-nama di selembar kertas dan menyerahkannya pada pak Sony setelah selesai.
" Oke biar saya bacakan. Kelompok satu. Ada Aigar, Erza, Angga, Yudha, Astro, Mariana, Verdasha, Kyle, Shery, Aya, Esta, Rika. Kelompok dua, Baskara, Bobby, Brilyan, Barta, Rony, Bica, Mika, Amara, Mathilda, Sara, Fara, Firda. Kelompok terakhir ada Arkan, Astra, Maryo, Esan, Jerry, Tina, Erna, Mirna, Clara, Asan, Nila, Marsha. Silahkan berkumpul sesuai kelompok masing-masing "
Mereka membentuk keompok sesuai dengan yang dibacakan tadi.
" Dua kelompok bakal tanding dulu. Nanti yang kalah ngelawan tim ketiga dan yang menang bakal ngelawan yang menang sebelumnya. Semuanya paham? "
" Paham "
" Baik. Kelompok Aigar dan Baskara silahkan bersiap-siap " Suruh Sony.
Kedua kelompok menempati lapangan.
" Biar saya bacakan peraturannya. Ini kan ada 12 pemain ya? satu jadi cadagan. Satu keeper dan sepuluh lainnya main "
" Kalo biasanya waktu main 90 menit, kali ini kita main selama 30 menit aja. Istirahat menit ke-15. Aturan masih sama kayak biasanya. Saya yang jadi wasitnya. Semua paham? "
" Paham "
" Oke. Saya minta dua orang buar hitung score " PInta Sony yang langsung dilaksanakan oleh Astra dan Jerry.
" Sasha cadangan aja ya " Ujar Senja.
" Emm, oke " Sasha menyetujui tanpa protes.
" Gua mau jadi keepernya Gar " ujar Kyle.
" Oke. Jangan sampe kebobolan loh "
" Santai aja kali bro "
" Ati-ati " Ucap Sasha sebelum pergi ke bangku cadangan.
" Santai aja "
Mereka memasang badan di posisi masing-masing. Kedua tim yang diketuai masing-masing oleh Senja dan Barta itu sudah siap untuk bertanding. Senja memilih bola yang artinya dia memegang bolanya dan Barta yang memilih gawang.
Sony membunyikan peluit tanda dimulainya pertandingan. Suara sorak mulai terdengar dari kelompok tiga yang kini berperan sebagai penonton.
Sorak untuk Senja terdengar jelas. Sangat ramai. Itu bukan Hal baru lagi. Dia adalah salah satu bintang sekolah di bidang nonacademic.
Biasanya disetiap club akan memilih dua bintang yang dilomba-lombakan sebagai 'the best studen of Giwangkara' yang akan mempengaruhi ketenaran clubnya.
Pertandingan berlangsung hebat. Tim Senja yang unggul saat ini. kelompok dua mulai membuat rencana untuk menyingkirkan Senja. Bagaimanapun tanpa kemampuan Senja tim satu tak akan bisa menang dengan mudah.
Bobby dengan gerakannya yang gesit berlari kearah Senja yang tengah menguasai bola. Namun bukan bola yang diincar oleh lelaki pendek itu melainkan kaki Senja.
Saat dia sudah sejajar dengan Senja, dia menendang keras kaki Senja. Membuat lelaki itu terjatuh.
Suara peluit berbunyi. Menghentikan pertandingan yang tengah berlangsung. Kartu merah dikeluarkan " Bobby Keluar " Teriak Sony.
" Aigar ganti Pemain "
" Saya nggak apa-apa pak " Ucap Senja tak menyetujui.
" Nggak pa-pa. Berdiri aja susah, istirahat aja "
Dengan berat hati Senja mau digantikan oleh Sasha. Begitupun Bobby yang digantikan oleh Brilyan.
" Jangan main kekerasan dong Bob " Ucap Sony.
" Sorry pak. Kebawa suasana " Ucap Bobby cengengesan.
" Oke, lanjut ya "
" Ati-ati " Ucap Senjammenghentikan langkah Sasha dengan menggenggam tangan gadis itu.
" Iya. Aku nggak akan jatuh kayak kamu " Balas Sasha setengah mengejek. Gadis itu melepas genggaman tangan Senja dan mulai kembali berjalan. Senja terkekeh pelan.
Pertandingan kembali berjalan. Barta tersenyum miring " Pasti kita yang bakal menang " Ucapnya sombong.
" Jangan terlalu percaya diri dulu Ta " Ucap Sasha dengan senyuman.
" Iya,iya tuan putri "
Pritt... Peluit berbunyi. Bola mulai dioper dari satu pemain ke pemain lain. Waktu berlalu. Senja agak khawatir saat ada beebrapa anak yang ingin menjatuhkan Sasha. Sama seperti yang terjadi padanya. Namun gadis itu dapat bertahan. Hingga menit terakhir tiba. Score sama. Harus menciptakan satu gol lagi untuk memenangkan pertandingan ini.
" Harus cepet " Batin Sasha yang kini tengah mengontrol bola. Gadis itu cepat-cepat menggiring bola kearah gawang musuh.
" Hentiin tuh cewek " Suruh Barta.
" Oke " Beberapa orang mulai berlari mengarah ke dekat Sasha. Gadis itu menyadari hal itu. Cepat-cepat diopernya bola itu kearah Asrto yang sudah siap untuk mencetak gol.
Astro berhasil mencetak gol. Namun Sasha harus terjatuh karena didorong oleh Amara.
" Oyy! Jangan main kasar dong " Teriak Senja dari pinggir lapangan. Semua fokus padanya karena itu. Hal tersebut membuatnya diam. Terlebih Clara yang memandanginya heran.
Sasha berdiri dibantu Mathilda dan Mariana.
" Kalem dong Gar " Ucap Kyle.
" Oke, pertandingan pertama dimenangkan oleh tim Aisha, Aigar Sasha!! " Ucap Sony mencairkan suasana hening.
Suara tepuk tangan mulai terdengar. Sasha berjalan kearah Senja. Dia berjongkok dihadapan lelaki itu dan tersenyum.
" I'm okay prince Zeal "
" Gua nggak nanya lo baik atau nggak " Balas Senja memalingkan wajahnya.
Sasha mengerucutkan bibirnya " Maksudnya nyuruh aku jadi cadangan tuh apa kalo bukan karena khawatir? Hmm? " Sindir Sasha.
" Nggak usah ke-PD an ya. Gua cuma-- " Dia tak dapat membalas ucapan Sasha. Membuat gadis itu tersenyum kemenangan.
" Sasha, tolong anter Aigar ke UKS " Suruh Sony.
" Lah pak! Nggak usah pak! Saya udah bisa jalan kok pak " Protes Senja sedari berdiri. Sayang dia tak dapat membuktikan ucapannya. Dia tak dapat menahan bobot tubuhnya dengan kaki yang terasa ngilu itu.
" Udah sih Gar, nggak usah sok-sokan biar aku anter ke UKS " Ucap Sasha membantu Senja berdiri.
" Ya " Senja terdengar jengkel. Sasha tertawa kecil. Dia membantu Senja 'tuk berjalan.
" Thanks "
💐
Seperti hari-hari biasanya, setelah jam pelajaran selesai, Sasha dan yang lainnya berlatih.
Hari ini Sasha datang lebih awal dari yang lainnya. Gadis itu berjalan ke tengah-tengah lapangan basket yang memang berada di depan panggung tempatnya berlatih.
Gadis berparas cantik itu mulai menggerakkan tubuhnya. Berdansa. Hanya sendirian. Dia mulai menyanyikan lagu yang tiba-tiba terlintas di benaknya. Membayangkan dunia magical story of desney princess.
" Lavender's blue, dilly, dilly
lavender's green
When I am king, dilly, dilly
you shall be queen "
" Lavender's green, dilly, dilly
Lavender's blue
If you love me, dilly, dilly "
" I will love you " Lanjut Fansya ikut bergabung dengan Sasha.
Lelaki itu memeluk pinggang ramping gadis itu. Mengajak melanjutkan dansa. Menjadi pasangan dansanya.
" Roses are red, dilly, dilly Voilets are blue "
" Because you love me, dilly, dilly I will love you "
Mereka berdansa dan bernyanyi bersama. Tak sadar ada beberapa orang yang sudah memperhatikan mereka.
Prok,prok,prok
Tepuk tangan yang membuat keduanya menoleh " Nanti tambahin itu di dalam drama kita. Pasti bagus " Tutur Balram.
" Bener tuh " Ucap Jason setuju.
" Mau kan, Sasha, Fansya? "
" Boleh aja "
" Oke. Karena semuanya udah kumpul silahkan ganti kostum kalian masing-masing "
Semuanya langsung bubar untuk mengganti pakaian mereka.
" Lo kenapa " Tanya Clara yang melihat Senja diam di tempatnya berdiri. Tangannya mengepal kuat.
" Gua nggak pa-pa " Senja mulai berjalan.
" Aigar " Panggil Clara menghentikan langkah saudara kembarnya itu.
" Apa lagi? "
" Jangan bilang lo suka sama dia? " Tanya Clara menghalangi saudaranya.
" Nggak. Gua nggak mungkin suka sama dia "
" Gua harap gitu. Jangan lupa sama Zenith. Dia bentar lagi balik ke Indo loh. Jangan sampe dia kecewa "
Clara berjalan meninggalkan Senja yang sudah diam seribu bahasa.
" Ya. Gua udah janji sama Zea. Nggak mungkin kalo gua suka sama Sasha " Ucap Senja menyakinkan dirinya sendiri.
" Gua emang mulai aneh akhir-akhir ini "