Loading...
Logo TinLit
Read Story - [END] Ketika Bom Menyulut Cinta (Sudah Terbit)
MENU
About Us  

"Mbak, sepertinya kita beda generasi, ya? benar?" tanya Fahmi dengan sedikit ragu, tetapi masih terdengar langsung.

"Apa aku perlu menjawabnya? Wanita itu tidak suka ditanya umur, tahu," dengusku, tidak suka dengan arah pembicaraannya.

"Aku cuma tidak ingin kedenger canggung kalau bicara sama cewek yang lebih tua," ujarnya, datar tanpa ekspresi.

"Panggil saja aku Maya. Omong-omong, kamu itu orangnya kasar juga, ya. Seenaknya mematikan telepon waktu itu, padahal aku sedang jadi tahanan rumah gara-gara ayahmu," balasku, nada suara tajam.

Fahmi menoleh, terkejut dengan ucapanku yang menyebut ayahnya. Namun, dia tetap tidak mengatakan apa-apa, bahkan tidak berusaha mengubah ekspresi dinginnya yang terasa menusuk.

Kami duduk di bangku taman di sekitar Bundaran Besar Palangka Raya. Fahmi sibuk mengeluarkan SIM card untuk menggantinya dengan yang baru. Setelah selesai, dia berkata kami harus segera menemui temannya untuk mencari petunjuk. Temannya tinggal di bawah jembatan Kahayan, tidak jauh dari bundaran, meski butuh usaha untuk mencapainya.

Fahmi memutuskan untuk menuntun sepeda di tangan kanannya karena aku menolak berboncengan. Aku berjalan mengekor di belakangnya. Saat melihat punggungnya, untuk pertama kalinya, aku merasa terpesona oleh seorang cowok. Postur tubuhnya, potongan rambutnya, dan cara dia melangkah begitu memikat. Meski aku lebih tua darinya, perasaan yang muncul ini tidak bisa begitu saja kutepis.

"Kota ini selalu panas," keluh Fahmi memecah lamunanku.

"Tapi bukankah ini bagus? Tidak banyak orang berkeliaran di jalanan, ditambah lagi kasus pengeboman di gedung sebelah sana menyita perhatian semua warga," jawabku mencoba menimpali.

Namun, Fahmi hanya diam, kembali mengacuhkanku. Menyebalkan. Apa semua cowok ganteng selalu bersikap seperti ini?

Setibanya di bawah jembatan Kahayan, kami melihat beberapa kios yang menjajakan makanan ringan dan minuman. Aku memperhatikan kios-kios itu, sementara Fahmi sibuk bermain dengan HPnya. Di ujung jalan, dia bertemu seorang pemuda yang terlihat sebaya dengannya. Mereka berbicara menggunakan bahasa Dayak, aku tidak mengerti. Ekspresi temannya terlihat terkejut, sesekali meringis, seolah Fahmi sedang menceritakan sesuatu yang sulit.

Tak lama, Fahmi memanggilku untuk mendekat. Dia memperkenalkan temannya, David, seorang pemuda berkulit putih, tinggi, dengan mata sipit dan rambut sedikit keriting. Kami berjabat tangan.

"Oh, pacar Fahmi ternyata cantik juga, ya," kata David sambil tersenyum tipis.

"Hah? Bukan, bukan. Aku bukan pacarnya. Lagian, aku baru saja kenal dia," jawabku gugup, menepis tuduhan itu.

"Haha, santai. Aku cuma bercanda. Soalnya, Fahmi hampir nggak pernah bawa cewek ke sini. Mungkin kamu yang pertama, seingatku."

Aku tertegun. Cowok semanis Fahmi tidak pernah membawa teman wanita sebelumnya? Tanpa sadar, aku melirik Fahmi, mencari validasi.

"Apa?" bentaknya, membuatku salah tingkah.

"Hahaha, kalian memang cocok," David menimpali dengan candaan yang lagi-lagi tidak lucu.

"Huss, kamu ni kenapa? Kami ke sini bukan untuk digoda, cepat bantu kami!" ujar Fahmi, kesal.

"Oke, santai. Masuk dulu, kita bicara di dalam."

Kami masuk ke rumah kayu di pinggiran sungai milik David. Setelah menenangkan diri, David mulai bercerita.

"Belakangan ini, ada rumor di sini tentang tumpukan kotak-kotak aneh yang dibuang ke sungai Kahayan pada tengah malam."

"Ceritakan soal keterlibatan orang tuaku saja, jangan bertele-tele" sela Fahmi, tak sabar.

"Jangan potong dulu," balas David dengan nada kesal. " Aku lanjutkan, warga sekitar mulai membicarakan sesuatu yang aneh. Ada yang menyebutkan soal kotak-kotak besar yang rumornya berisi mayat yang dimutilasi," ujar David dengan nada serius. "Dan saksi mata bahkan mengaku melihat orang tuamu membuang kotak-kotak itu. Tapi karena malam itu gelap dan hujan, kesaksiannya kurang jelas."

Aku tercekat mendengar penjelasannya. Fahmi terlihat menahan marah, tetapi dia tetap mendengarkan.

"Kami nggak berani menyelidiki lebih jauh," lanjut David. "Orang tuamu itu paling berpengaruh di kota ini."

"Aku rasa mereka memang pelakunya," gumam Fahmi pelan.

"Huss jangan asal tuduh," potongku cepat, mencoba menenangkan suasana.

"Aku nggak sembarangan. Malam sebelum aku kabur, aku sempat melihat orang tuaku menggotong kotak-kotak aneh ke dalam mobil. Aku sempat tanya apa itu, tapi jawaban orang tuaku benar-benar menyebalkan. Aku jadi gak minat buat tanya lagi." kata Fahmi dengan suara lirih.

Aku tertegun sesaat mengingat sesuatu yang tertulis di jurnal catatan Fahmi. Jadi inilah asal muasalnya.

Akhirnya aku dan David saling tatap sulit untuk mengatakan keprihatinan yang dialami Fahmi. 

Setelahnya David menyarankan Fahmi menemui saksi mata. "Mungkin kamu akan menemukan petunjuk," katanya yakin.

Setelah itu, kami meminjam motor David untuk menuju rumah saksi, seorang pria tua bernama Pak Fajar. Rumahnya berada di seberang sungai, jadi kami harus memutar menaiki jembatan. Setibanya di sana, kami menemukan Pak Fajar sedang mengaduk tepian sungai.

Kami pun beranjak lebih dekat ke tepian sungai. Suasana di sekitarnya sunyi, hanya terdengar derik serangga dan gemericik air yang mengalir perlahan. Aku mencoba menenangkan diri sebelum berbicara.

"Permisi, Pak. Benar bapak pak Fajar? Kami ingin bertanya sesuatu," ujarku sopan, berusaha terdengar tidak mengintimidasi. “Betul, ada apa?”.

“Kami ingin bertanya soal rumor orang-orang yang membuang kotak-kotak pada tengah malam beberapa hari lalu, apa bapak ingat?”

Pak Fajar sedikit panik, air wajahnya berubah. Namun dia segera menjawab, "Ah, aku tidak tahu, kalaupun aku tahu aku pasti sudah lupa. Sana pergi”

"Tolong diingat-ingat lagi pak, kami sangat butuh informasi itu.” kini giliran Fahmi yang bicara”

"Hmm. Kalau tidak salah wajah pria yang waktu itu mirip sekali dengan kamu" katanya sambil menunjuk Fahmi.

Aku dan Fahmi saling pandang, bingung. "Apa Bapak yakin?" tanyaku.

"Hmm, bagaimana ya," jawabnya ragu.

Pak Fajar menjelaskan lebih detail. "Kalau tidak salah malam itu, saat mereka sudah membuang kotak-kotaknya. Salah satu dari mereka menghampiriku dan memberiku uang agar aku tutup mulut. Rasanya tidak salah lagi wajah pria itu mirip anak ini."

Fahmi tertunduk. Aku bisa merasakan amarah dan rasa sakitnya.

"Fahmi, kau baik-baik saja?" tanyaku.

"Sudah jelas orang tuaku terlibat," jawabnya dengan suara bergetar, matanya tertunduk dalam-dalam. Jari-jarinya mengepal kuat di sisi tubuhnya, seolah menahan sesuatu yang nyaris meledak. "Aku tidak bisa mengabaikannya lagi," tambahnya, suaranya semakin serak, mencerminkan pergulatan batinnya yang terasa begitu menyakitkan.

"Belum tentu. Kita belum menemukan bukti," kataku, mencoba menenangkan. "Ayo, kita cari kotak-kotak itu. Kita harus pastikan isi di dalamnya."

Aku kembali bertanya pada pak Fajar. Pak Fajar memberi petunjuk bahwa mungkin salah satu kotak sempat tersangkut di semak di ujung sungai. Kami pun bergegas ke sana. Namun, sebelum sempat beranjak, telepon Fahmi berdering. Itu dari David.

"Fahmi, ada orang-orang aneh dan mencurigakan datang ke rumahku. Mereka mencari kamu. Aku bilang tidak tahu, tapi mereka memaksa. Pergilah jauh sebelum mereka menemukanmu. Kau dan Mbak Maya dalam bahaya," kata David panik.

Aku dan Fahmi saling pandang. Wajah kami pucat. Jejak kami semakin terendus.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanyaku khawatir.

"Kita tetap cari kotaknya. Kalau isinya hal yang buruk, ini bisa jadi bukti nyata kalau orang tuaku terlibat," ujar Fahmi dengan nada berat, kedua tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya. "Aku harus melakukannya, apapun resikonya."

Aku ingin membantah, tapi tak sanggup. Drama ini semakin membebaniku. Ternyata, keluarga Fahmi yang terlihat sempurna, menyimpan luka yang begitu dalam.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
ZAHIRSYAH
6443      1905     5     
Romance
Pesawat yang membawa Zahirsyah dan Sandrina terbang ke Australia jatuh di tengah laut. Walau kemudia mereka berdua selamat dan berhasil naik kedaratan, namun rintangan demi rintangan yang mereka harus hadapi untuk bisa pulang ke Jakarta tidaklah mudah.
Evolvera Life: Evolutionary Filtration
117      96     0     
Fantasy
.Setiap orang berhak bermimpi berharap pada keajaiban bukan. Namun kadang kenyataan yang datang membawa kehancuran yang tak terduga Siapa yang akan menyangka bahwa mitos kuno tentang permintaan pada bintang jatuh akan menjadi kenyataan Dan sayangnya kenyataan pahit itu membawa bencana yang mengancam populasi global. Aku Rika gadis SMA kelas 3 yang hidup dalam keluarga Cemara yang harmonis d...
KSATRIA DAN PERI BIRU
178      146     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Trust Me
55      48     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
KILLOVE
4456      1395     0     
Action
Karena hutang yang menumpuk dari mendiang ayahnya dan demi kehidupan ibu dan adik perempuannya, ia rela menjadi mainan dari seorang mafia gila. 2 tahun yang telah ia lewati bagai neraka baginya, satu-satunya harapan ia untuk terus hidup adalah keluarganya. Berpikir bahwa ibu dan adiknya selamat dan menjalani hidup dengan baik dan bahagia, hanya menemukan bahwa selama ini semua penderitaannya l...
Melepaskan
458      314     1     
Romance
Ajarkan aku membenci tawamu, melupakan candamu. Sebab kala aku merindu, aku tak bisa lagi melihatmu..
Invisible
723      454     0     
Romance
Dia abu-abu. Hidup dengan penuh bayangan tanpa kenyataan membuat dia merasa terasingkan.Kematian saudara kembarnya membuat sang orang tua menekan keras kehendak mereka.Demi menutupi hal yang tidak diinginkan mereka memintanya untuk menjadi sosok saudara kembar yang telah tiada. Ia tertekan? They already know the answer. She said."I'm visible or invisible in my life!"
Tuan Landak dan Nona Kura-Kura
2817      954     1     
Romance
Frans Putra Mandala, terancam menjadi single seumur hidupnya! Menjadi pria tampan dan mapan tidak menjamin kisah percintaan yang sukses! Frans contohnya, pria itu harus rela ditinggal kabur oleh pengantinnya di hari pernikahannya! Lalu, tiba-tiba muncul seorang bocah polos yang mengatakan bahwa Frans terkena kutukan! Bagaimana Frans yang tidak percaya hal mistis akan mematahkan kutukan it...
Main Character
977      617     0     
Romance
Mireya, siswi kelas 2 SMA yang dikenal sebagai ketua OSIS teladanramah, penurut, dan selalu mengutamakan orang lain. Di mata banyak orang, hidupnya tampak sempurna. Tapi di balik senyum tenangnya, ada luka yang tak terlihat. Tinggal bersama ibu tiri dan kakak tiri yang manis di luar tapi menekan di dalam, Mireya terbiasa disalahkan, diminta mengalah, dan menjalani hari-hari dengan suara hati y...
Persinggahan Hati
2056      833     1     
Romance
Pesan dibalik artikel Azkia, membuatnya bertanya - tanya. Pasalnya, pesan tersebut dibuat oleh pelaku yang telah merusak mading sekolahnya, sekaligus orang yang akan mengkhitbahnya kelak setelah ia lulus sekolah. Siapakah orang tersebut ? Dan mengakhiri CInta Diamnya pada Rifqi ?