Read More >>"> Ketika Bom Menyulut Cinta (Bab 2: Ledakan, Pelarian, dan Pertemuan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ketika Bom Menyulut Cinta
MENU
About Us  

"Polisi telah berjaga di sekitar gedung berlantai lima. Area dengan radius tiga kilometer telah disterilkan dari massa. Tidak ada yang diizinkan mendekat karena laporan adanya bom di lokasi. Tapi tunggu, ada seorang wanita yang dibawa keluar oleh polisi menuju mobil. Tangannya diborgol! Apakah dia pelakunya? Pemirsa, kami akan terus melaporkan situasi terkini mengenai kasus penculikan yang disusul dengan aksi terorisme ini. Saya Ninda, melaporkan langsung untuk Anda."

---

Aku dibawa keluar gedung dengan tangan terborgol, diapit dua polisi. Perasaan gugup menyerangku ketika aku menyadari banyak wartawan memperhatikan dari kejauhan. Lampu kilat kamera sesekali menyilaukan mataku.

Bukan aku! Aku bukan pelakunya!

Di dalam hati aku berteriak, tetapi mulutku tetap terkunci. Apa gunanya berteriak? Siapa yang akan percaya?

Aku dipaksa masuk ke dalam mobil polisi. Ini pengalaman pertamaku berada di kendaraan seperti ini. Rasanya... aneh. Suasananya begitu menekan, berbeda dengan mobil-mobil lain yang pernah kutumpangi.

Seorang polisi di sampingku mencoba bertanya—nama, pekerjaan, tempat tinggal. Aku tetap bungkam. Rasanya percuma menjelaskan apa pun.

Tak lama kemudian, mobil melaju meninggalkan gedung. Aku melamun, hingga tiba-tiba suara ledakan menggelegar membelah udara.

BUM!

BUM!

BUM!

Serangkaian ledakan mengguncang mobil yang kutumpangi. Aku terhempas ke depan. Kepalaku membentur kursi hingga terasa pusing dan perih. Samar-samar kulihat darah mengalir dari pelipisku.

Dengan susah payah, aku menoleh ke belakang. Mataku membelalak. Gedung itu—tempat aku baru saja keluar—telah runtuh menjadi puing-puing. Asap membubung, bercampur jeritan-jeritan yang memekakkan telinga.

Polisi di sekitarku panik. Terdengar teriakan-teriakan. Beberapa orang berpakaian serba hitam dengan senjata lengkap berlarian ke arah ledakan. Mereka meneriakkan sesuatu yang samar kudengar.

"Bohong! Si pelaku berbohong!"

Apa maksudnya?

Aku melirik ke samping. Polisi yang duduk di sebelahku mengeluh kesakitan, tangannya memegang kepala yang berdarah akibat benturan.

"Kau baik-baik saja, Pak?" tanyaku pelan.

Dia hanya mengerang tanpa menjawab.

Dalam kekacauan itu, ide nekat melintas di kepalaku. Dengan tangan yang masih terborgol, aku mendorong pintu mobil sekuat tenaga, lalu berlari sekencang-kencangnya menjauh dari lokasi.

Astaga. Aku melarikan diri.

Sekilas aku mendengar beberapa wartawan memberitakan bahwa si pelaku bom telah berbohong untuk memberikan waktu pada polisi sampai satu hari agar mereka bisa menyiapkan tebusan atas penculikan yang dia lakukan. Namun ternyata si pelaku berbohong dan meledakan gedung itu saat ini juga.

---

Kakiku terus melangkah tanpa arah di kota bernama Palangka. Aku tidak tahu ke mana harus pergi. Kota ini menjadi mencekam. Pulang ke apartemen jelas bukan pilihan. Polisi pasti akan mencariku di sana lebih dulu.

Setelah berlari melewati beberapa jalan, mataku menangkap sebuah bangunan terbengkalai di ujung jalan. Aku memutuskan masuk, berharap bisa bersembunyi untuk sementara waktu.

Bangunan itu gelap dan penuh debu. Aku terus berjalan, menyusuri ruangan-ruangan yang tampak kosong. Hingga tiba-tiba, aku mendengar suara.

Erangan pelan.

"Siapa di sana?" seruku, mencoba menenangkan diri.

Tidak ada jawaban, hanya suara erangan yang semakin jelas. Aku mendekati sumber suara, meraba-raba dalam kegelapan. Kakiku menyentuh sesuatu. Benda itu bergerak.

"Astaga!"

Aku meraba lebih jauh dan menyadari bahwa itu adalah kaki seseorang—terikat. Di dalam kegelapan, aku berusaha membuka ikatan itu. Tanganku yang terborgol membuat semuanya terasa lebih sulit. Ketika aku raba hingga menyentuh wajahnya, aku menemukan lakban menutupi mulutnya.

Kupaksa melepas lakban itu.

"Aduh! Pelan-pelan!" dia mengeluh.

"Siapa kamu?" tanyaku bingung.

"Aku Fahmi. Fahmi Al Yahya," jawabnya dengan suara parau. "Aku diculik dan disekap di sini."

Aku tersentak. Nama itu sangat familiar.

"Fahmi? Anak direktur bank terkenal itu?" tanyaku memastikan.

Dia mengangguk pelan. "Yup, tapi bisa gak sih bank terkenalnya gak usah disebut, nyebelin."

Ketus banget pikirku si Fahmi ini. Aku terdiam sejenak, mencerna situasi. Dengan susah payah, aku akhirnya berhasil melepaskan tali yang membelit tubuhnya.

"Makasih," katanya singkat.

Kami berdua terdiam. Di antara debu dan kegelapan, aku tidak tahu harus berkata apa. Hingga akhirnya Fahmi memecah keheningan.

"Hei, sedang apa kau disini?".

Aku menoleh ke arah sumber suara. Aku bingung apa yang harus aku jawab. Tidak mungkin kalau aku bilang aku sedang melarikan diri karena dikira pembunuh.

"Aku sedang dikejar orang jahat". Jawabku asal.

"Oh".

"Sudah berapa lama kau disini?". Tanyaku pada Fahmi dengan suara sedikit terbatuk akibat debu yang cukup pekat di ruangan.

"Dua hari".

"Serius".

"Betul. Kau punya sesuatu untuk ku minum atau makan? aku haus dan lapar sekali".

"Gak punya".

Percakapan singkat kembali buntu. Tidak ada yang saling bertanya setelahnya. Bagiku banyak bertanya dan menjawab akan menyibak tujuanku bersembunyi di tempat ini. Jadi aku memilih diam.

"Ayo keluar dari sini," ajak Fahmi tiba-tiba.

Aku hanya mengangguk pelan. Kami berjalan menuju cahaya redup dengan kepayahan meraba-raba dinding. Saat kami keluar ke area yang sedikit lebih terang, aku akhirnya bisa melihatnya lebih jelas.

Dia masih sangat muda, mungkin sekitar awal dua puluhan. Dan... astaga, wajahnya luar biasa tampan.

Dug.

Ada sesuatu yang kurasakan. Perasaan asing yang aneh. Sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku hanya tahu, saat itu hatiku berdetak lebih cepat.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
BigHope Company
20      17     1     
Short Story
Seharusnya, aku tahu bahwa aku dan dia tidak bisa bersama. Semesta membuatku terlalu jatuh dalam pesonanya yang bersinar layaknya cahaya di tengah-tengah kegelapan. Lantas, apakah perasaanku ini hanyalah sebuah kesalahan belaka? Apapun itu ... aku bahagia pernah menaruh rasa untukmu. Idolaku sekaligus Bosku.
Special
1356      735     1     
Romance
Setiap orang pasti punya orang-orang yang dispesialkan. Mungkin itu sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Namun, bagaimana jika orang yang dispesialkan tidak mampu kita miliki? Bertahan atau menyerah adalah pilihan. Tentang hati yang masih saja bertahan pada cinta pertama walaupun kenyataan pahit selalu menerpa. Hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dispesialkan.
Snazzy Girl O Mine
513      320     1     
Romance
Seorang gadis tampak berseri-seri tetapi seperti siput, merangkak perlahan, bertemu dengan seorang pria yang cekatan, seperti singa. Di dunia ini, ada cinta yang indah dimana dua orang saling memahami, ketika dipertemukan kembali setelah beberapa tahun. Hari itu, mereka berdiam diri di alun-alun kota. Vino berkata, Aku mempunyai harapan saat kita melihat pesta kembang api bersama di kota. ...
Teilzeit
789      400     1     
Mystery
Keola Niscala dan Kalea Nirbita, dua manusia beda dimensi yang tak pernah bersinggungan di depan layar, tapi menjadi tim simbiosis mutualisme di balik layar bersama dengan Cinta. Siapa sangka, tim yang mereka sebut Teilzeit itu mendapatkan sebuah pesan aneh dari Zero yang menginginkan seseorang untuk dihilangkan dari dunia, dan orang yang diincar itu adalah Tyaga Bahagi Avarel--si Pangeran sek...
For One More Day
456      315     0     
Short Story
Tentang pertemuan dua orang yang telah lama berpisah, entah pertemuan itu akan menyembuhkan luka, atau malah memperdalam luka yang telah ada.
My Doctor My Soulmate
74      65     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita )
1568      786     1     
Romance
Akhir SMA yang tidak pernah terbayangkan dalam pikiran seorang cewek bernama Shevia Andriana. Di saat masa-masa terakhirnya, dia baru mendapatkan peristiwa yang dapat mengubah hidupnya. Ada banyak cerita terukir indah di ingatan. Ada satu cinta yang memenuhi hatinya. Dan tidak luput jika, cita-cita yang selama ini menjadi tujuannya..
Jalan Yang Kau Pilih
1345      555     3     
Romance
Berkisah tentang seorang ayah tunggal yang mengurus anaknya seorang diri. Ayah yang sebelumnya seorang militer kini beralih profesi menjadi seorang pemilik kafe. Dia bertemu dengan wanita yang adalah wali kelas anaknya. Terlebih lagi, mereka adalah tetangga dan anaknya menyukai wali kelasnya itu.
Di Balik Jeruji Penjara Suci
10096      2134     5     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
When I\'m With You (I Have Fun)
618      351     0     
Short Story
They said first impression is the key of a success relationship, but maybe sometimes it\'s not. That\'s what Miles felt upon discovering a hidden cafe far from her city, along with a grumpy man she met there.