Pagi harinya, seperti biasa Yogi dan kawan-kawan yang lain berangkat menuju kampus. Hari ini cuaca sangat cerah sehingga berangkat ke kampus tidak basah karena kehujanan.
Pukul 08.00 pagi, Yogi dan kawan-kawan yang lain sudah sampai di kampus. Begitu sampai kampus, Yogi dan yang lainnya selalu memarkirkan kendaraannya di tempat parkir kampus.
Setelah kendaraannya diparkirkan di tempat parkir, lalu Yogi dan kawan-kawan segera menuju ke kelasnya masing-masing. Karena mata kuliah sebentar lagi akan dimulai oleh dosen-dosennya.
Beberapa jam kemudian, kuliah pun telah selesai karena waktu sudah menunjukan pukul 11.00. Cuma beberapa jam saja menjalani perkuliahan untuk hari ini.
Akhirnya, Yogi dan kawan-kawan segera mampir dulu sebentar ke kantin, karena sudah mulai lapar juga.
“ Hey, nanti pulang mampir dulu yuk ke dekat terowongan kereta.” ajak Restu
“ Emang ada apa di terowongan,Res?” tanya Yogi
“ Enggak ada apa-apa sih, adem aja gitu.” Jawab Restu
“ Oh gitu, ya udah sekarang aja kita pulang, atau mau di kampus dulu?” tanya Yogi kembali.
“ Yok lah kita pulang aja, ngapain juga terlalu lama di kampus.” Ajak Edwin.
“ Ya udah ayo kita pulang.” ucap Yogi
Akhirnya Yogi pun menuju ke tempat parkiran disusul yang lain dibelakangnya.
***
Setelah mengambil sepeda motornya di parkiran, Yogi dan yang lain pun sudah berada di jalanan lagi menuju ke rumahnya masing-masing.
Tapi ditengah perjalanan, Yogi dan yang lain mampir dulu ke terowongan sesuai dengan ajakan Restu.
Namun, begitu sampai dekat terowongan sudah banyak orang yang berkerumun seperti ada sesuatu. Yogi pun merasa curiga dan mengajak yang lain untuk mendekat.
“ Itu ada apa rame-rame? Kita kesana,yuk!” ajak Yogi
“ Apaan emang,Gi?” tanya polos Restu
“ Ntahlah, gua juga belum tahu, kan baru juga nyampe sini.” Jawab Yogi
Lalu Yogi dan yang lain mendekati kerumuman orang-orang itu di dekat terowongan.Begitu dilihat, ternyata ada korban yang terjatuh dari atas atap kereta.
Kondisinya sudah mengenaskan, tapi tidak lama ada ambulans juga datang ke tempat kejadian.
“ Inalilahi wainalilahi Raji’un.” ucap Yogi
Sementara yang lainnya hanya tunduk terdiam tak berbicara sepatah katapun. Sepertinya sedang merasakan sakitnya seperti yang korban rasakan saat ini.
Tak lama kemudian, ambulans pun sudah datang ke lokasi kejadian, lalu cepat-cepatlah para petugas itu untuk mengangkut korban yang terjatuh dari atas atap gerbong kereta itu dengan dimasukan ke dalam kantung mayat berwarna kuning. Untuk menjalani autopsi dirumah sakit.
Sementara, para polisi datang belakangan untuk menggelar perkara di lokasi kejadian. Dan para polisi pun meminta warga-warga sekitar sana untuk menjadi saksi kejadian. Selain dari berbekal rekaman cctv, polisi juga perlu beberapa orang warga untuk menjadi saksi kejadian.
“ Udahlah kita pulang aja, kita kesini malah mendapati ada yang kecelakaan gini.” ucap Yogi
“ Iya maaf, gua gak tahu bakalan ada kejadian begini.” ucap Restu tertunduk.
Tapi, begitu akan balik arah untuk pulang tiba-tiba polisi dengan berseragam lengkap malah menghampiri dan bertanya.
“ Permisi, adik-adik, apakah tahu kronologinya gimana?” tanya pak polisi
“Oh, kita tidak tahu kejadian pastinya kapan dan motifnya apa, kita juga baru datang ke sini.” Jawab Yogi mewakili teman-temannya.
“ Oh, baiklah kalau begitu, terima kasih ya adik-adik, tetap waspada dan tetap jaga diri, salam presisi.” Ucap pak polisi kembali
“ Iya pak, sama-sama, kalau begitu kita mohon pamit ya pak, kita mau pulang ke rumah.” Ucap Yogi kembali
“ Silakan adik-adik, kalau begitu Bapak mau lanjut tugas lagi.”
Yogi dan yang lain hanya membalas dengan senyuman, lalu berbalik arah menuju ke rumahnya masing-masing. Sementara, polisi sibuk melanjutkan kembali dengan tugasnya.
***
Tepat pada waktu malam harinya, ketika Yogi pulang dari rumah saudaranya. Secara kebetulan melewati jalan yang dekat terowongan kereta itu. Samar-samar terlihat orang yang sedang menenteng tangan kirinya yang patah. Begitu lebih dekat, ternyata itu bukan manusia melainkan arwah korban yang tadi siang kecelakaan disana.
“ Astagfirullahaladzim.” Ucap Yogi sambil istighfar saking takutnya.
Arwah yang ditemui Yogi itu hanya menangis menahan sakit sesekali meraung minta diantarkan pulang. Yogi berusaha menenangkan diri tidak panik saat itu.
Ketika ditempat sana dikerumuni banyak orang, karena penasaran dengan kejadian tadi siang. Arwah itu perlahan menghilang lenyap di kegelapan malam. Lalu ada seseorang yang sudah sepuh mendekat dan menanyakan kepada Yogi “ Dek, apa kamu melihat sesuatu yang ganjil?”
Lalu Yogi pun menjawab “ Iya pak, tadi saya melihat sesosok arwah yang potong tangannya, kemungkinan korban yang tadi siang.”
“ Oh, mungkin itu korban yang tadi siang dan kemungkinan arwahnya belum tenang, mari kita doakan bersama-sama dek.” Ajak bapak-bapak tadi.
“ Ayo pak, bapak yang pimpin doanya ya.” Yogi pun mengiyakan ajakannya.
Setelah berdoa selesai dilakukan, perlahan arwah yang penasaran itu hilang ditelan kegelapan malam.
“ Alhamdulilah, sudah selesai berdoanya, mari kita pulang dek.” Ajak bapak-bapak itu
“ Iya pak, saya juga mau pulang, pasti orang tua saya sudah menunggu dirumah.” Ucap Yogi
Akhirnya Yogi dan Bapak-bapak tadi pulang menuju rumahnya masing-masing.
***
Lanjut
Comment on chapter Hantu Penunggu Jembatan Tua