Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hello Goodbye, Mr. Tsundere
MENU
About Us  


"Tuhan...aku nggak bisa terus liat Natan di sini...hatiku tersiksa."
Ulya masih menyaksikan bagaimana Hide dan kekasihnya bergantian memaparkan konsep bisnis mereka sampai bisa sukses di usia muda. Sesekali keduanya saling pandang dan melepas senyum cerah seolah bilang "kamu hebat sayang!"
Ini ancaman buat hati Ulya. Dia sudah cukup kaget sekaligus excited melihat Natan lagi di hadapannya. Mr. Tsundere itu sudah lepas dari pandangannya selama lebih dari tiga tahun. Selama itu pula Ulya memupuk harapan untuk bisa bertemu lagi dengan Natan dengan keadaan dirinya yang sudah lebih baik. Rupanya ia tetap saja berada di bawah Natan. Tak pernah bisa sejajar.
Getaran ponsel di saku jaket membuat Ulya keluar dari ruangan. Ibunya memyelamatkan hatinya tepat waktu.
"Neng...nanti pulang kuliah ibu titip kulit lumpia ya merk biasa. Orang yang biasa ngedrop ke toko kecelakaan di jalan. Kamu beli lima atau sepuluh deh kalau ada. Di supermarket aja nggak usah ke pasar kejauhan."
Ibu Ulya sama seperti kebanyakan ibu yang punya usaha. Bicaranya lugas dan straight to the point. Ulya malah tak sempat bicara soal kue-kue pesanan panitia kampusnya dan mengapa ia sampai dapat uang tambahan karena ikut membagikan boks-boks kue ke dalam.
***
Sepanjang mengikuti kelas, Ulya gelisah bukan main. Ia mengingat Natan dengan tatapannya yang hangat. Walau sangat berbeda dengan Natan yang ia kenal dulu, tapi Ulya tetap bersikeras memanggilnya Natan. Ulya kecewa Natan tidak mengenalinya. Padahal ia yakin sewaktu di Jepang dulu ia begitu sering berada di dekat Natan.
Natan kakak kelas Ulya beda dua tingkat. Ulya pertama kali bertemu Natan  di ruang olahraga yang memiliki aula besar untuk voli dan basket dalam ruangan. Saat itu Ulya sedang berada di balik bilik kecil tempat penyimpanan bola. Ia sedang mengambil beberapa properti untuk kejutan ulang tahun senseinya. Dia menyembunyikannya di sana bersama teman-teman supaya tidak ketahuan. Pada saat hendak keluar, Ulya mendengar ada suara langkah kaki mendekat. Ia lalu sempat ragu hingga harus mengintip sebelum keluar bilik. Tidak ada orang. Setelah beberapa langkah dari bilik tiba-tiba sebuah bola voli mendarat di ubun-ubun Ulya. "Kyaaaa!!!"
Ulya terjengkang ke belakang sambil erat memegangi plastik besar berisi properti pesta. Natan menoleh ke arah suara. Namun, tidak ada siapapun di sana. Ia sama sekali tidak penasaran dan hanya mengambil bola saja di dekat Ulya berdiri mematung. Natan melanjutkan permainan solo menghentakkan bola ke lantai dan dinding dengan keras. Tampak jelas jika Natan sedang emosi hebat. Ulya memperhatikan wajah Natan yang berpeluh keringat. Ingin rasanya ia mendekat untuk membasuh keringat itu sambil menenangkannya. Lalu...
"Sialan!"
Natan mengumpat. Ulya tidak bisa mendengar apa yang Natan gumamkan di dekat tiang gawang. Hari itu Natan mendapat kabar jika terjadi sesuatu di keluarganya. Ibunya kembali mendapat kekerasan dari ayahnya. Tapi Natan tak bisa menolong ibunya yang berdarah pure Indonesia dari ancaman ayah berdarah pure Jepang. Semua salah ibunya. "Apa pantas kamu diaebut okaasan...kamu lebih pantas disebut geisha!"
Natan kembali melepaskan tembakan bola ke dinding. Natan merasa marah dengan kedua orangtuanya. Dia pikir dia akan melakukan hal yang sama juga seperti yang ayahnya lalukan saat tahu istrinya bermesraan dengan pria lain di hotel. Dulu saat ia berusia lima tahun, ibunya pernah ketahuan selingkuh dengan sesama orang Indonesia. Ibunya diseret oleh ayahnya masuk ke dalam mobil. Itu lingkungan komplek perumahan yang baru mereka tempati selama sebulan. Frida mengundang pria itu ke rumah untuk bermesraan. Semua mata memandang jambakan kasar ayahya pada rambut ibunya. Sementara Frida menggenggam erat tangan Natan. Natan kecil menangis sessnggukan. Tapi tidak ada yang mendengar tangisannya. Hari itu mereka kembali ke Ehime setelah hampir saja menetap di Jakarta untuk waktu yang lebih lama. Bagaimanapun ayahnya tak pernah berniat menceraikan istrinya. Frida pun masih sangat bergantung pada suaminya. Sementara Natan masih menyimpan tas ransel Totoro kecil yang diberikan oleh pria Indonesia selingkuhan ibunya itu.
Suara dering ponsel membuyarkan lamunan Ulya. Untung saja kelas telah berakhir. Ulya jadi bisa langsung melesat keluar sambil menerima telepon.
"Oh ayah dah di parkiran? Ya udah aku otw ke sana."
Ulya berjalan tergesa-gesa menuju ke parkiran kampus yang kini sudah cukup gelap tertutup lembayung senja. Ia membawa kotak makan siang dalam tas Totoro yang sudah ia pakai sejak kecil. Tas itu mungil namun bisa memuat kotak bentonya dengan aman.
"Ayaaah...?"
Ulya memanggil ayahnya kencang sekali saat melihat mobil SUVnya di parkiran. Suara Ulya ternyata sampai di telinga Natan yang baru menutupkan pintu mobil untuk kekasihnya. Dia bisa melihat Ulya yang tergesa-gesa  menghampiri lelaki paruh baya yang menunggunya. Natan memperhatikan tas Totoro yang bergerak ke sana kemari saat Ulya berjalan. Tas itu seharusnya digendong di punggung. Tapi bagi orang dewasa itu cukup dibawa dengan tangan.
Tanpa sadar Natan berjalan mendekat ke mobil Suranto. Natan diam saja sambil terus memperhatikan sosok pria itu.
"Ulya, kamu bawa teman?" Tanya Anto saat melihat Natan semakin mendekat.
"Apa yah? Nggak...aku sendirian kok."
"Itu di belakang kamu." Anto memberi isyarat. Ulya menoleh ke belakang.
"Natan?"
Seketika tenggorokan Anto tercekat. Dia seperti mengenal sosok pria seusia anaknya itu.
***
Sejak bertemu kembali dengan Frida, hari-hari Anto menjadi lebih berat. Bisa dibilang kacau balau. Hatinya tak bisa berbohong jika ia memang sebegitu rindunya pada mantan kekasihnya itu. Dia mantan pertamanya yang memberi begitu banyak arti. Dari nothing jadi something. Dirinya yang seorang cleaning service disambut begitu hangat oleh seorang wanita cantik di bagian resepsionis. Frida di matanya sangat sempurna. Dia periang tapi memiliki keanggunan tersembunyi.
Satu hal yang ingin Anto ketahui dari Frida adalah apakah anak laki-laki yang ia besarkan itu bagian dari dirinya atau bukan. Anto yang sangat polos akan dunia percintaan terkejut saat Frida mengajukan diri untuk berhubungan badan dengannya di kamar kosnya.
"Jangan...aku nggak pantas ngelakuin itu ke kamu." Anto berusaha menolak Frida secara halus saat wanita pesolek ini mulai membuka pakaiannya sendiri.
"Kalau kamu ngerasa gitu, kenapa kok kamu nembak aku tempo hari? Emangnya kamu nggak mau enak-enakan sama aku?"
Frida tampak kecewa. Anto luluh. Malam itu di kamar kosan Anto yang sempit, Frida merenggut keperjakaannya. Mereka jadi sering melakukannya. Awalnya mereka menggunakan pengaman. Tapi di saat terakhir saat Frida harus berangkat ke Jepang bersama calon suaminya, keduanya tak menggunakan pengaman sama sekali. Tak lama setelah Frida menikah, beberapa orang bergunjing di kantor. Bahwa Frida sudah hamil terlebih dahulu sebelum dinikahi.
Pada saat Ulya berusia tiga tahun, tanpa sengaja Anto bertemu Frida di pusat perbelanjaan di Jakarta. Saat itu Anto sedang menemani atasan wanitanya yang perlu berbelanja kebutuhan natal di kantor. Frida cemburu. Ia pikir Anto menikahi atasannya karena dirinya. Frida lalu mengajak bertemu Anto di hotel. Mereka bercumbu melepas rindu di sana. Hingga suatu hari, Frida lengah. Frida memanggil Anto ke rumahnya usai menjemput Hide dari sekolah. Hide yang baru berusia lima tahun cukup senang menerima tas Totoro dari Anto. Anto memperhatikan dengan seksama jika Hide ada kemiripan dengan dirinya.
"Dia anakku, kan?" Tanya Anto dengan penuh pengharapan.
"Kamu masih bahas itu aja, mas. Hide itu anakku. Sudah ya jangan bahas itu lagi. Sekarang yang penting kita asyik aja di sini. Lantai tiga kosong. Kita ke sana yuk. Ayah Hide baru pulang besok karena ada urusan bisnis "
Frida menarik Anto ke lantai atas yang biasa jadi tempat Hide melukis dan main games. Hide yang tak tahu keberadaan mereka bahkan menemukan keduanya tak berpakaian di ruang terbuka tempat ia sering berteriak-teriak karena kebosanan. Hide lalu menelepon ayahnya dan mengatakan apa yang ia lihat. Saat itulah Frida diseret suaminya pergi menjauhi Anto untuk seterusnya. Untungnya Anto tidak diseret ke kantor polisi. Ia berhasil kabur dan Hide tersenyum puas saat itu.
Sore ini Hide kembali menyunggingkan senyum di hadapan Anto. Dia mengenali raut wajah itu dan tas serupa yang Ulya kenakan.
"Oh, ini Hide Nataneo yah. Dia dulu kakak kelasku di SMU Hibaraki." Ulya berusaha memperkenalkan Hide pada Anto.
"Hi...Hide?" Anto makin bingung. Bagaimana mungkin Ulya kenal dengan Hide.
"Maaf, saya mau kasih ini. Kamu menjatuhkannya tadi di dekat podium." Hide mengulurkan gantungan ponsel inisial U milik Ulya. Ulya tidak tahu jika ia kehilangannya tadi.
"Ya sudah saya pikir itu saja. Permisi."
Hide pamit. Tinggal Ulya dan Anto yang sama-sama merasakan ancaman tepat di hatinya.
***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dont Expect Me
522      394     0     
Short Story
Aku hanya tidak ingin kamu mempunyai harapan lebih padaku. Percuma, jika kamu mempunyai harapan padaku. Karena....pada akhirnya aku akan pergi.
Love and Pain
617      380     0     
Short Story
Ketika hanya sebuah perasaan percaya diri yang terlalu berlebih, Kirana hampir saja membuat dirinya tersakiti. Namun nasib baik masih berpihak padanya ketika dirinya masih dapat menahan dirinya untuk tidak berharap lebih.
Anne\'s Daffodil
1101      422     3     
Romance
A glimpse of her heart.
Dissolve
447      296     2     
Romance
Could you tell me what am I to you?
Mawar Milik Siska
545      299     2     
Short Story
Bulan masih Januari saat ada pesan masuk di sosial media Siska. Happy valentine's day, Siska! Siska pikir mungkin orang aneh, atau temannya yang iseng, sebelum serangkaian teror datang menghantui Siska. Sebuah teror yang berasal dari masa lalu.
Kutu Beku
378      253     1     
Short Story
Cerpen ini mengisahkan tentang seorang lelaki yang berusaha dengan segala daya upayanya untuk bertemu dengan pujaan hatinya, melepas rindu sekaligus resah, dan dilputi dengan humor yang tak biasa ... Selamat membaca !
The Accident Lasts The Happiness
568      393     9     
Short Story
Daniel Wakens, lelaki cool, dengan sengaja menarik seorang perempuan yang ia tidak ketahui siapa orang itu untuk dijadikannya seorang pacar.
Nope!!!
1508      693     3     
Science Fiction
Apa yang akan kau temukan? Dunia yang hancur dengan banyak kebohongan di depan matamu. Kalau kau mau menolongku, datanglah dan bantu aku menyelesaikan semuanya. -Ra-
PENYESALAN YANG DATANG TERLAMBAT
760      470     7     
Short Story
Penyesalan selalu datang di akhir, kalau diawal namanya pendaftaran.
Transformers
301      252     0     
Romance
Berubah untuk menjadi yang terbaik di mata orang tercinta, atau menjadi yang selamat dari berbagai masalah?