Read More >>"> Salted Caramel Machiato (Aku Menang) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salted Caramel Machiato
MENU
About Us  

Lagu terakhir sudah lama berlalu, Dion sudah membereskan peralatannya. Dia bersiap-siap untuk pulang dari kafe. Dion melihat jam tangannya dan mulai menimbang-nimbang untuk menelepon Helene. Berharap Helene belum tidur.

 

Hari ini dia belum sempat bicara dengan Helene dan mengirimkan pesan untuk kekasihnya itu. Kesibukan kuliah, mengajar anak-anak panti juga bermain musik sangat menyita waktunya. Apalagi Thalita sudah mengundurkan diri jadi relawan untuk mengajar di panti. Untuk sementara Dion yang menggantikan Thalita.

 

Dion tahu, mengapa Thalita akhirnya memilih mengundurkan diri. Dirinya lah penyebab semua itu. Sebenarnya Dion sangat menyayangkan keputusan Thalita. Namun, Dion tidak mungkin ikut campur soal ini.

 

Tadi malam Dion berusaha merayu Davina agar menggantikan Thalita mengajar di panti.

 

"Nggak mungkin Di!" Davina menjawab dengan cepat, secepat tangannya mencomot pisang goreng di piring.

 

"Kenapa nggak mungkin?"

 

"Aku enggak punya talenta untuk mengajar, apalagi harus menghadapi anak-anak. Aku tidak akan sabar," katanya dengan mulut yang penuh dengan pisang goreng. Dion yang melihat sudah merasa takut, pisang goreng yang berada di dalam mulut Davina akan menyembur keluar.

 

"Lagian kamu kenapa nggak merayu Thalita lagi? Mungkin saja dia mau kembali mengajar di panti," katanya lagi.

 

"Aku rasa kamu tahu penyebab Thalita mengundurkan diri. Jadi saranmu tidak mungkin ku lakukan." Dion bangkit dari tempat duduknya, tidak ada gunanya bicara dengan Davina kalau hanya berujung dengan solusi merayu Thalita.

 

***

 

Di layar ponselnya tertera tulisan Mi Amor. Baru melihat tulisan itu saja sudah membuat Dion tersenyum. Dia segera menelepon Mi Amor nya, Helene nya tersayang.

Helene menerima teleponnya pada bunyi dering kesekian.

 

"Aku mengganggu?" Dion bertanya dengan nada khawatir.

 

"Tidak, aku sedang membaca novel. Hanya pengisi waktu sebelum tidur. Kamu di mana?"

 

"Aku masih di kafe. Ingin mendengar suaramu walaupun hanya sebentar. Hari ini aku sangat sibuk sampai tidak sempat bicara dengan kamu." Ada perasaan bersalah dalam diri Dion, dia tidak ingin Helene merasa diabaikan oleh Dion.

 

"Aku tahu kamu pasti sibuk, aku juga baru pulang dari kantor satu jam yang lalu."

 

"Helene, jangan terbiasa lembur...aku khawatir kalau kamu pulang kerja terlalu malam."

 

"Nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Kali ini aku terpaksa lembur karena pertandingan-pertandingan itu sudah menyita waktuku sedangkan laporan harus tetap dikerjakan."

 

"Bagaimana hasilnya?" Dion nyaris lupa dengan pertandingan bulu tangkis yang dihadapi Helene.

 

"Sejauh ini bagus. Nanti saja kalau jadi pemenang akan aku kabari. Hari Sabtu kita harus ketemu ya? Kamu ada acara nggak?"

 

"Nggak ada, hari Sabtu memang aku sediakan waktu khusus untuk kamu. Di hari biasa sangat sulit untuk kita ketemu. Kenapa?"

 

"Hari Minggu aku akan keluar kota, mungkin selama satu bulan karena kami akan membuka cabang baru. Sediakan waktumu untukku."

 

"Satu bulan? Kenapa lama sekali?" Dion mengeluh, dia menundukkan kepalanya, mengembuskan napas. Apa jadinya tidak bertemu Helene selama satu bulan?

 

"Bagaimana kalau aku menjadi sangat merindukanmu?" Dion tertawa kecil, dia berusaha menyembunyikan kegundahan hatinya.

 

"Aku yakin kamu akan baik-baik saja. Aku juga pasti akan sangat merindukan kamu. Mungkin Sabtu nanti, aku harus memelukmu sangat lama dan memenuhi rongga paru-paruku dengan harummu. Aku berharap wangimu akan bertahan lama dan bisa mengobati sedikit rasa rinduku." Helene mengeluarkan sisi romantisnya. Dengan Dion, Helene bisa menjadi berbeda, dan dia nyaman dengan hal itu.

 

"Aku menunggu kamu Sabtu nanti."

 

***

 

Ninit berdiri di dekat Helene, sibuk memberikan prediksi tentang pertandingan saat ini. Dari tadi Ninit sudah seperti pelatih, komentator, bahkan jadi manajer Helene.

 

Ninit sibuk menyiapkan keperluan Helene, dia juga sibuk memberikan solusi menghadapi lawan. Setelah itu dia memberikan ulasan jalannya pertandingan. Ah, satu lagi...Ninit juga bisa jadi pemandu sorak. Di pinggir lapangan Ninit berteriak paling kencang untuk setiap angka yang di raih Helene dan pasangannya. Ninit adalah segalanya.

 

Hari ini adalah partai final bulu tangkis antara tim HRD dengan tim finance. Sejak kemarin Ninit sudah memobilisasi staf HRD untuk perang urat saraf dengan staf Finance. Bahkan Ninit berubah menjadi baik hati pada Togap agar misinya dapat berjalan. Ninit bisa menjadi sangat oportunis.

 

Togap bagaikan mendapat jambu air runtuh saat Ninit mendekat dan mengajaknya bicara dari hati ke hati. Berkali-kali Togap mengucap syukur dan menceritakan pada Helene dengan semangat yang berkobar. Helene menjadi terharu. Baru kali ini dia melihat ada laki-laki yang bahagia hanya karena seorang perempuan yang "cuma mendekati karena ada maksud tertentu".

 

"Biarlah Len, yang penting hari ini aku bahagia...walaupun kebahagiaan ini hanya sementara. Kamu tidak tahu rasanya jadi aku. Hanya dapat senyum dari Ninit saja aku sudah bahagia, seperti orang menang lotre." Togap tersenyum lebar.

 

"Len, pokoknya jangan melakukan kesalahan sendiri...ini angka kritis, cuma beda tiga angka. Ngerti kan Len!" Helene yang sedang minum, hanya bisa menganggukkan kepala.

 

Dia ingin segera mengakhiri pertandingan ini. Tubuhnya sudah bermandikan keringat. Tadi Helene sempat berpikir masa bodoh dengan kemenangan, dia sudah lelah. Biarlah hanya mendapat juara dua. Tapi melihat semangat Ninit, Helene menjadi tidak tega. Helene mengepalkan tangannya, berusaha menyemangati diri sendiri.

 

***

 

"Dionisius! Dengar ya! Aku menang !" Helene berteriak begitu Dion mengatakan halo. Dion bersorak setelah mendengar kata-kata Helene.

 

Helene mengatur napasnya, dia masih terengah-engah karena lelah dan perasaan emosional yang campur aduk. Setelah selesai bertanding, Helene cepat menyingkir. Helene ingin memberitahukan pada Dion, dia tidak sabar menunggu sore.

 

Helene tak peduli Dion sedang sibuk atau tidak, yang dia tahu harus segera menyampaikan kabar sukacita ini pada Dion. Perasaan bahagia dan terharu menjalari dirinya. Ternyata begini rasanya menjadi seorang pemenang. Bukan dulu Helene tidak pernah memenangkan sesuatu, tapi kemenangannya dulu lebih kepada kewajiban karena harus memenuhi tuntutan mama. Kali ini tidak ada mama yang menjadi latar belakang kemenangannya.

 

"Baiklah, aku akan menutup telepon. Kita akan bertemu besok, aku akan menceritakan semua secara lengkap ke kamu." Helene langsung menutup telepon, dilihatnya Ninit datang kepadanya. Ninit berjalan cepat dan tersenyum sangat lebar.

 

"Aku belum sempat mengucapkan selamat, kamu sudah pergi aja." Raut wajah Ninit berubah menjadi bersungut-sungut. "Selamat ya buat kemenanganmu!" Ninit menyalami Helene, tertawa bahagia. Ekspresi wajahnya cepat sekali berubah.

 

Helene tertawa, "Terima kasih Ninit sayang. Tidak sia-sia pengorbanan mu mendekati Togap."

 

"Jangan singgung nama itu, merusak kebahagiaan ku aja sih!" Ninit mendengus. "Eh, aku ditraktir enggak?"

 

"Kok aku yang traktir? Kemenanganku ini kan hadiahnya dinikmati seluruh staf HRD. Traktirannya nunggu uang hadiah cair. Kebetulan finance kalah, aku khawatir mereka akan menunda untuk mencairkan hadiah kemenangan kita."

 

"Dasar, kebanyakan alasan!" Ninit melempar Helene dengan handuk kecil yang dipegangnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Campus Love Story
6400      1598     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
225      182     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Heartbeat
194      152     1     
Romance
Jika kau kembali bertemu dengan seseorang setelah lima tahun berpisah, bukankah itu pertanda? Bagi Jian, perjumpaan dengan Aksa setelah lima tahun adalah sebuah isyarat. Tanda bahwa gadis itu berhak memperjuangkan kembali cintanya. Meyakinkan Aksa sekali lagi, bahwa detakan manis yang selalu ia rasakan adalah benar sebuah rasa yang nyata. Lantas, berhasilkah Jian kali ini? Atau sama seper...
Flying Without Wings
906      472     1     
Inspirational
Pengalaman hidup yang membuatku tersadar bahwa hidup bukanlah hanya sekedar kata berjuang. Hidup bukan hanya sekedar perjuangan seperti kata orang-orang pada umumnya. Itu jelas bukan hanya sekedar perjuangan.
Cinta Datang Tanpa Menyapa
735      474     2     
Short Story
Setelah Reina menolong Azura, dia mendapat kesempatan untuk kuliah di Jepang. Kehidupanya selama di Jepang sangat menyenangkan sampai hari dimana hubungan Reina dengan keluarga Azura merenggang, termasuk dengan Izana.salah satu putra Azura. Apa yang sebenarnya terjadi? dan mengapa sikap Izana berubah?
Syahadat & Seoul
286      184     2     
Romance
Lee Jeno, mencintaimu adalah larangan bagiku, dan aku sudah melanggar larangan itu, patut semesta menghukumku ... Diantara banyak hati yang ia ciptakan kenapa ada namamu diantara butiran tasbihku, dirimu yang tak seiman denganku ...
Wake Me Up With Amnesia
748      459     2     
Short Story
who would have thought that forgetting a past is a very difficult thing
Bulan dan Bintang
5429      1455     1     
Romance
Orang bilang, setiap usaha yang sudah kita lakukan itu tidak akan pernah mengecewakan hasil. Orang bilang, menaklukan laki-laki bersikap dingin itu sangat sulit. Dan, orang bilang lagi, berpura-pura bahagia itu lebih baik. Jadi... apa yang dibilang kebanyakan orang itu sudah pasti benar? Kali ini Bulan harus menolaknya. Karena belum tentu semua yang orang bilang itu benar, dan Bulan akan m...
Me, My Brother And My Bad Boy
3289      1668     0     
Romance
Aluna adalah gadis cantik yang baru saja berganti seragam dari putih biru menjadi putih abu dan masuk ke SMA Galaksi, SMA favorit di ibu kota. Sejak pertama masuk ia sudah diganggu seorang pria bernama Saka, seorang anak urakan dan bad boy di sekolahnya. Takdir membuat mereka selalu bertemu dalam setiap keadaan. Berada dalam satu kelas, satu kelompok belajar dan satu bangku, membuat mereka sering...
HOME
279      206     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.