Lampu lalu lintas berubah, sekarang ia bisa menyebrang ke sisi jalan yang satunya. Orang-orang berjalan dengan cepat. Saat melihat punggung mereka, perasaan dejavu menghampiri Joanne. Ia merasa seperti pernah melihat kejadian yang sama
Seorang lelaki dengan pakaiannya yang rapi tiba-tiba saja menyerobot jalannya, menyenggol tas tenteng milik Joanne. kertas-kertas dari balik bukunya berterbangan keluar dari tas jinjing miliknya.
Lelaki itu kembali lagi membantu Joanne memunguti kertasnya satu persatu. Ia sendiri tak pernah ingat sejak kapan dirinya membawa buku itu di dalam tasnya
Setelah semua kertas terkumpul, Joanne menjulurkan tangannya, meminta kembali kertas miliknya. Tapi lelaki itu hanya berdiri diam sambil terus membaca kertas miliknya.
Sejenak mereka berhenti di tengah jalan seperti itu sampai klakson dibunyikan dengan keras. Hingga keduanya terkejut dan segera menyebrang ke sisi yang satunya. Ketika keduanya sampai di sana, seluruh mobil yang sudah menunggu segera memacu kencang kendaraan masing-masing.
“Kau-?
Joanne mendongakkan kepalanya, ia mendapati seorang lelaki berpakaian rapi itu memiliki rambut sewarna gandum. Sama seperti yang tertulis di atas kertas itu.
Lelaki itu langsung menunjukkan kertas miliknya
“Hah-“ Joanne terkejut mendapati lelaki yang ia kira hanya ada di mimpinya itu malah muncul di sana. Joanne tak bisa menahan dadanya yang terus berdebar
Sial, ada apa ini! Pikir Joanne. Ia terus menahan dadanya dengan tangan
“Ah, maaf. Ini milikmu.” Lelaki itu memberikannya kembali kertas itu.
Joanne segera merebutnya dengan kasar, ia menyelipkan kertas yang berantakkan itu ke dalam bukunya dan bergegas untuk pergi
Tapi, lengan bajunya ditahan oleh lelaki itu. “Akhirnya, terima kasih sudah kembali lagi. Sekarang, apa aku boleh menanyakan namamu?
Joanne tercekat, ia harusnya tak memberi tau namanya kepada orang asing. Tapi gejolak di jantungnya terus mendukungnya untuk menjawab pertanyaan itu
“Aku- namaku, Joanne!”
“Baiklah Joanne, aku akan selalu mengingatnya.” Lelaki itu tersenyum cerah
“Namamu... siapa?
“Jun, kau harus terus mengingat nama itu. Jun.” Ulangnya lagi
Hari itu, rasanya ia bertemu dengan semua orang yang pernah ia temui. Entah apa yang terjadi, tapi rasanya menyenangkan. Tidak seperti bertemu orang asing, ia merasa seperti menemukan keluarganya jauhnya
Matahari yang menusuk tidak pernah menghentikan pembicaraan Joanne dengan lelaki bernama Jun itu. Setelah melihat catatannya, keduanya saling melengkapi cerita yang pernah mereka lalui. Kedua cerita itu saling berhubungan satu sama lain.
Untuk pertama kalinya, hati dua orang yang terjalin di alam bawah sadar mereka kembali terjalin lagi di dunia nyata. Bagai sebuah benang, kali ini benang itu lebih cepat diurai ketimbang benang kusut lainnya.