“Kau tidak apa-apa?”
Joanne tersadar, sebuah tangan besar melingkar, memegang pinggangnya erat. Lelaki berambut gandum itu masih ada di sampingnya. Mata lelaki itu berkilat marah, rahangnya mengeras, pandangannya lurus ke arah anak kecil di depan mereka
Anak kecil itu tak menghiraukan pandangan yang ia dapat, ia hanya tersenyum ceria
“Yuri...” panggil Joanne lirih. “Aku ingin tau, apakah para pemimpi sadar juga bisa mengetahui kehidupan orang lain?” Joanne mengarahkan pandangannya ke lelaki itu
Ia menggeleng, “Kalau kau tidak sengaja bersenggolan saat di dunia mimpi. Secara tidak langsung kalian akan terhubung satu sama lain. Karena itu, kau bisa melihat kehidupannya secara sepintas, ia juga bisa melihatnya. Masalahnya, aku juga melihatnya karena tidak sengaja berpegangan padamu.
“Begitu...” Ternyata system mimpi memang rumit. Orang-orang tak akan pernah yakin apa yang sebenarnya terjadi di dalam mimpi mereka. Mungkin saja, mereka dikendalikan oleh kedua petugas itu, atau dikendalikan oleh mimpi mereka sendiri
“Terima kasih,” Joanne menepis pelan tangan yang masih kukuh melingkar di pinggangnya.
“Kakak bahagia, ya, mempunyai papa dan mama yang hanya memberikan kasih sayang mereka pada kakak. Bagaimana dengan aku?” Gadis kecil itu memainkan kakinya di lantai.
“Aku-“ napas Joanne tercekat. Gadis itu benar, kehidupan mereka tidak selayaknya dibandingkan. Ia mendapatkan apa yang ia inginkan, kasih sayang, segala hal yang ia butuhkan sudah tersedia. Joanne berakhir menyedihkan setelah melihat semuanya, ia tertunduk malu
“Hei anak kecil,” Lelaki itu melangkah lebih dekat dengan gadis itu. “Tidak semua orang memiliki kebahagiaan seperti yang kau pikirkan. Sebagian orang menginginkan agar orang tua mereka tidak pernah ada, sebagiannya lagi mengkhawatirkan banyak hal yang sudah terjadi di masa lalu, dan yang lainnya terus merindukan kasih sayang orang tua mereka, tapi-
Lelaki itu mencengkram kuat bahu gadis kecil itu, “Tapi apa kau mau menyamakan semua orang dengan kondisi yang sama seperti-mu? Apa kau pernah melihat orang-orang yang terus berusaha melarikan diri dari ikatan orang tuanya? Atau, apakah kau pernah melihat mereka yang menyesal dilahirkan karena kebodohan kecil yang dilakukan oleh orang tua mereka?
Gadis kecil itu mengangkat kepalanya. Sekarang bulir-bulir air mata terus turun tak henti, seberapa sering pun ia mengelap bekas air mata yang turun, piyamanya malah semakin basah. Ia tak bisa menghentikan tangisannya
“Yang aku inginkan hanyalah kasih sayang Mama! Aku ingin Mama hanya memperhatikanku, aku ingin dia membelikan kue coklat untuk ulang tahunku!
“Kau sudah mendapatkannya, kan?” Suara Joanne menegang
Keduanya segera melirik Joanne yang masih berdiri jauh dari mereka. “Bukankah Mama sudah menyanyangimu?
“Ti-“ Gadis kecil itu teringat apa yang terjadi setelah ulang tahun itu. Yuri tidak segera kembali ke ruangannya. Ia terus berada di luar, menunggu Mama untuk mengejar atau mencarinya
Samar-samar ia bisa mendengar suara mama diantara riuh anak-anak, “Nah! Setelah Yuri kembali, mari kita memberikannya kejutan! Coba tebak apa yang Yuri suka?
“Kue cokelat!” Riuh anak-anak itu mencoba menebak pertanyaan yang diberikan Mama
“Benar! Tapi karena ulang tahun Yuri di rayakan dengan shynn yang memiliki alergi dengan cokelat, jadi mama hanya member satu keik. Bagaimana kalau kita membuat kue cokelat untuk Yuri? Lalu kita letakkan di kulkas, saat Yuri kembali, ia akan menemukan kue kesukaannya di dalam kulkas!” Suara Mama terdengar ceria
Yuri melirik ke dalam. Ia mendapati anak-anak lain langsung berlarian ke pintu. Sebelum ketahuan, Yuri langsung lari ke kamarnya dan tertidur
“Yuri, Mama harus mencurahkan seluruh harinya untuk mengurus anak-anak di penampungan anak...” Joanne berjalan mendekat, ia menarik tubuh anak kecil itu, mendekapnya dalam-dalam. “Ia harus bekerja untuk membiayai penampungan anak, ia juga harus membersihkan serta merawat kalian sendirian. Bahkan mama tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
Joanne mengelus perlahan kepala Yuri.
“Karena itu, Yuri harus memahami Mama. Tidak masalah kalau Yuri merasa tidak disayangi, tapi, apakah Yuri juga sudah mencurahkan seluruh perhatianmu kepada mama? Mama juga perlu kasih sayang dari anak yang sudah ia besarkan.
Anak itu mengangguk setuju, namun tangisannya tak bisa berhenti
“Aku tau, Yuri adalah anak yang pintar. Dan Yuri juga mampu memahami kondisi mama lebih baik daripada siapapun.
“Be-nar... Yuri selalu melihat mama yang berusaha membersihkan tempat penampungan anak saat tengah malam. Tapi, Yuri baru mengetahuinya setelah Yuri berbuat salah.
“Kau tau? Tidak apa-apa berbuat salah, manusia setidaknya harus berbuat salah sekali dalam hidupnya. Agar ia bisa mencari jalan keluar dari setiap masalah yang menjadikannya lebih dewasa. Yuri yang sudah mengakui salah, artinya Yuri sudah dewasa. Tapi, kedewasaan itu ditandai dengan permintaan maaf dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Jadi, bisakah Yuri berjanji satu hal denganku?” Joanne melepaskan pelukannya, matanya memandang penuh harap kepada Yuri
“Apa itu?
“Setelah bangun nanti, meminta maaflah pada mama, pada seluruh anak-anak di penampungan.
Senyum merekah tergambar di wajah Yuri. Ia mengangguk sekuat tenaga, perlahan ia melepas tangannya dari tubuh Joanne. Lantas berlari kecil ke arah pintu yang warnanya sudah hampir menghilang. Tanda mimpi sudah selesai dan waktunya mereka untuk bangun
Yuri memutar kenop pintu, sebelum pergi ia berbalik, menunduk dalam-dalam sambil berkata, “Terima kasih!” kemudian ia menuju keluar, ke dunia dimana ia harusnya merasa nyaman.
Setelah kenop diputar dari luar, kilatan cahaya menusuk matanya. Ia terus berusaha menghalangi cahaya itu, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan sampai matanya terbuka lagi dan ia terbangun dari tidurnya
--
Mimpi bagaikan kepingan puzzle, entah apakah para pemimpinya bisa menyatukan semuanya seperti semula atau tidak
Yuri terbangun dengan perasaan nyaman yang membungkus tubuhnya. Ia melihat kamarnya yang masih gelap, tapi tidak ada satu anakpun yang berada di sana. Tapi rupanya perasaan nyaman itu dikarenakan boneka serta bungkusan cemilan yang masih penuh memenuhi tempat tidurnya. Yuri tidak paham kondisi seperti apa yang sebenarnya terjadi saat ini.
Yuri segera berlari, ia melihat koridor yang kosong. Yuri memutuskan untuk mengecek ruangan bermain yang juga kosong. Karena itu, ia memilih untuk pergi ke dapur. Dapur sangat sunyi, tidak ada bau makanan seperti biasanya, lampu-lampu juga dengan sengaja dimatikan.
Yuri segera menuju ke kulkas, ia membukanya. Cahaya dari kulkas meneranginya, ia mendapati kue cokelat besar berada di rak kedua. Di atas kuenya berantakkan dengan hiasan berwarna-warni. Di tengahnya tertulis besar besar namanya
Tiba-tiba lampu dihidupkan, suara nyanyian mengalun. Mama bersama anak-anak penampungan lainnya tersenyum ceria, beberapa dari mereka membawa kado yang amat besar.
Yuri tak bisa membendung tangisannya. Ia langsung berlari dan menabrakkan dirinya dengan keras ke Mama, tangannya melingkar erat diantara tubuh Mama
“Maaf! Maaf! Aku minta maaf...”
Mama menunduk sedikit, “Tidak apa-apa. Kami semua memahami Yuri. Karena itu, lain kali jangan coba-coba untuk melarikan diri tanpa memberitahu kami perasaanmu.
Yuri terisak-isak, “Maaf... mama, aku benar-benar meminta maaf.
Mama menggeleng, “Tidak apa-apa...”
Satu kata ajaib yang membuat Yuri tak bisa berhenti meminta maaf itu malah membuatnya lega. Ia tak tau bahwa perasaan yang sudah lama ia bendung malah pecah sekarang. Saat ini, di dalam dirinya, ia terus berterima kasih kepada dua orang yang bahkan tak ia ingat wajahnya. Entah siapa itu, tapi ia merasa harus berterima kasih.
“Maaf...
Semua anak-anak di penampungan segera berlari mendekati Mama, memeluk Yuri lebih erat. Untuk pertama kalinya ia merasakan kehangatan keluarga yang luar biasa. Bahkan tanpa orang tua kandungnya, ia tetap bisa mendapatkan kasih sayang yang ia inginkan, kasih sayang dari kakak serta adik di penampungan anak.
“Yuri bahagia.. sangat bahagia!”
Tawa semua anak menggelegar di dapur, diantara kebahagiaan serta kesunyian luar.