Aku berbincang dengan tuhan
Bahwa ku cemburu pada badut pesta
Sengaja dia gagal, tetapi berhasil buatmu tertawa
Dia melebur sedih tanpa harus berkata dan bersuara
Sedangkan aku? Tak bisa berbuat apa-apa
Tuhan memintaku membuka firmannya di Quran
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Hanya itu yang Dia sampaikan
Maka alangkah baiknya tempat kesudahan
Untukmu yang sedang buntu,
Tak apa istirahatlah dahulu
Ringankan bahu,
Beban berat tak harus selalu dipundakmu
Tenanglah kalbu jangan terburu buru
Biar dia menikmati rumah tanpa sendu
Agar di tengah pelik
Peluk Allah selalu bersamamu
Sebab, senyumanmu,
Lengkung sederhana yang luruskan prasangka
Sedangkan, murungmu
Adalah sastra yang mengundang praduga
Sedih itu, biar aku saja. Kamu jangan