Semua kekacauan besar di Ethereal, tempat para pangeran langit menjaga harmoni semesta, biasanya dimulai oleh satu hal sederhana: seseorang di bumi menyentuh sesuatu yang tidak seharusnya mereka sentuh. Hari ini? Mic ungu. Tiga kali.
Di tengah keheningan ruang observatorium utama Ethereal yang penuh kristal bergemerlapan dan suara lonceng angin digital, alarm kristal berbunyi keras, memantul di setiap menara cahaya dan lorong-lorong udara. Burung-burung berbulu neon beterbangan panik. Bahkan awan pun kelihatan hitam pekat, pertanda sedang gelisah.
"TI-TI-TI-TINGGGG!!"
MarHyuk, yang kini bertugas sebagai penjaga peta energi, memutar kristal besar di ruang kontrol, yang langsung menampilkan diagram berwarna-warni seperti kembang api diskotik.
"Mic ungu telah digunakan tiga kali hari ini. Energinya menipis. Dan suara MarJuki ...." MarHyuk kembali memutar peta energi di tengah ruangan. Peta itu bersinar dan menampilkan gambaran bumi, dengan satu titik ungu berkedip seperti emoji kesetrum.
MarJuki mencoba berbicara, suaranya masih serak seperti kodok alergi AC. “Aku... aku merasa... leherku... kering seperti gurun hati orang yang ghosting.”
MarJayHop menyahut sambil panik, "hey, Bro, suaramu kayak ringtone gagal download!"
MarJuki kembali mencoba buka suara. Kali ini nadanya terdengar lebih serak seperti kodok flu yang habis minum es.
“Ini darurat!” jerit MarJayHop sambil jungkir balik dari kursinya, lalu berdiri di atas tangan seperti ninja akrobat yang lupa tujuan.
MarJinny mengambil tongkat teleportasi, mengenakan kacamata hitam yang terlalu besar untuk wajahnya. "Saatnya ke bumi. Kita tidak bisa menunggu lebih lama."
Setibanya di bumi, mereka langsung melakukan penyamaran, agar tak dikenali orang-orang bumi sebagai boband termana Etherea selama ini.
Sang leader, MarJooni menyamar menjadi guru SMA khusus putri, tapi karena terlalu tampan, siswi-siswi histeris tiap jam pelajaran. Ia bahkan dikira aktor drama Korea undercover. Sehingga, suasana di sekolah menjadi tak kondusif. Bukannya belajar, para siswi itu setiap hari hanya ingin berfoto bersama MarJooni, bahkan ada yang sampai tawuran antar genk demi memperebutkan MarJooni.
MarViTae, pangeran tampan yang sudah diakui dengan terbitnya sertifikat, kali ini harus merelakan ketampanannya dan menjadi penjaga taman desa. Namun, tetap saja, kerjaannya lebih banyak selfie sama tanaman daripada nyiram. "Look at this cactus, it looks like me when I’m stressed," katanya sambil selfie lalu mempostingnya di Instagram.
Tak butuh waktu lama, foto dirinya dengan caption demikian, mendapat ratusan juta love. MarViTae tersenyum bangga dengan pencapainnya. Sekarang, ia telah kembali berpose, bersiap mengambil foto selfi lagi sembari memutar otak, mencari-cari ide caption yang tepat untuk foto barunya nanti.
MarYoonGa, pangeran yang terkenal paling mager, tetapi jenius dalam bermusik itu, memilih untuk tidur di perpustakaan, katanya demi menyerap 'energi pengetahuan'. Padaha sesungguhnya, yang dia lakukan hanyalah menggigau sambil membaca baca puisi galau.
"Hiduplah seperti buku... dibaca banyak orang tapi tetap misterius..."
MarChimmy, pangeran yang terknal paling soft spoken, kini menjadi penjual es krim. Namun, setiap kali pembeli datang, dia selalu melakukan eksperimen, khawatir rasa es es krim buatannya tak sesuai di lidah para pembeli.
"Sabar ya, aku lagi nyobain rasa baru ...."
Kali ini, MarChimmy sedang meracik es krim rasa terbaru yang ia beri nama Kenangan Mantan dalam daftar menunya. Es krim ini dibuat dari perpaduan rasa pahit, asin, dan sedikit pedas.
MarJayHop, sang pangeran yang jago ngedance, memilih untuk menari di jalanan sambil bagi-bagi selebaran bertuliskan Peluk Gratis dari Luar Angkasa. Orang-orang yang berlalu-lalang sempat mengira kalau MarJayHop sedang membuat konten dance di TikTok, padahal ia menari bukan sembarang menari. MarjayHop memanfaatkan kelenturan badannya untuk mengatur radar gerak mic.
Sang pangeran tertua, MarJinny saat ini menjadi YouTuber motivasi. Kontennya yang berjudul Cara Jadi Bahagia Meski Kamu Dianggap Seaneh Alien menjadi konten yang viral dan banyak diminati. Salah satu episode populernya yang bertajuk 5 Tips Move On dari Planetmu masih setia menjadi video trending topik nomor 1 dan paling banyak ditonton.
Sementara itu, meski kehilangan suara, MarJuki nekat memilih menjadi idol cover lagu via TikTok, walau tanpa suara. Videonya viral karena ekspresi wajahnya yang ambigu antara mengantuk, menangis, dan menahan bersin. Konten-kontennya penuh dengan komentar yang ambigu pula, entah antara pujian atau hujatan. Sungguh sulit untuk dibedakan.
Ini seni atau kecelakaan? Unik juga, ya. Begitulah kira-kira isi komentar di salah satu video konten MarJuki.
“Kenapa harus aku yang kehilangan suara?! Aku yang punya mic itu! Nggak adil” protes MarJuki.
“Karena, Bro,” kata MarViTae bijak, “Mic ungu adalah mic ekspresi hati terdalam. Mungkin hatimu sekarang terlalu kering, makanya menghasilkan suara serak. Gwencaha (1)," hiburnya sembari menepuk-nepuk lembut punggung MarJuki.
****
Setelah menelusuri getaran energi mic melalui perangkat sejenis teleskop berbentuk bintang dan mengandalkan kemampuan MarChimmy mencium aroma suara (jangan tanya cara kerjanya), mereka sampai ke desa kecil yang terlihat sedang ramai. Kedatangan ketujuh pangeran itu, disambut oleh pemandangan spanduk berwarna-warni yang terbentang di atas gapura desa.
“Ini dia,” kata MarChimmy sambil menunjuk papan kayu bertuliskan ‘Lomba Nyanyi Antar-Desa’.
MarViTae mengeluarkan alat deteksi energi: sejenis teleskop berbentuk bintang. Ia menyorot ke atas panggung. dari kejauhan, tampak seorang gadis muda sedang bernyanyi dengan suara merdu
Suara itu ..., suara yang terdengar adalah suara emas milik MarJuki.
“DIA YANG PAKAI MIC-KU!” jerit MarJuki, dalam suara gelombang ultrasonik yang hanya bisa didengar oleh hewan sejenis anjing. Akibatnya, seekor anjing yang sedang meringkuk di pojokan pun melolong, lalu langsung pingsan.
Mereka semua menatap gadis itu. Namanya disebut oleh MC desa dengan suara lantang. “Penampil selanjutnya, dari tim Dusun Kenanga. Kita sambut, penampilan terbaik dari diva desa kita, Serana!”
Saat Serana mulai menyanyi, hal-hal aneh pun terjadi di sekitarnya. Sound system tiba-tiba saja memutar suara kodok dangdutan. Bukan hanya itu saja, seekor kambing pun, terdengar ikut mengembik. Anehnya, suara kambing itu sangat selaras dengan nada yang dimainkan. Selain itu, salah satu juri lomba menangis sesenggukan, padahal Serana hanya baru menyanyikan dua kata saja dalam lirik lagu yang dibawakannya.
Dari arah kerumunan, seorang penonton tiba-tiba saja berteriak cukup keras, “Kamu luar biasa, Serana. Aku, sih yes!”
Bukan hanya para warga sekitar yang terpesona, MarChimmy yang sedang menyuapkan es krim rasa baru pun, ikut terpana seraya berseru, “Wow, kambingnya punya pitch perfect!”
Keenam pangeran lainnya, memilih untuk mengamati gadis itu hingga menyelesaikan nyanyiannya. Setelah menyanyikan lagu nostalgia tahun 80-an dengan penuh emosi dan kekuatan nyanyiannya membuat daun-daun menari di udara, Serana turun dari panggung, lalu tiba-tiba saja pingsan. Mic ungu di tangannya menyala liar, lalu memancarkan cahaya menebus ke langit. Pancaran cahaya itu mencapai radar MarHyuk di Ethereal.
"Tak mungkin. Mic itu telah memilih tuan barunya," bisik MarHyuk. Rasa gelisah dan cemas tergambar jelas di wajahnya.
Para warga desa mulai bergerak ke sana ke mari dengan heboh. Ada yang menebak bahwa ini pertanda dari langit. Ada pula yang meyakini bahwa semua kejadian yang berlangsung sangat cepat itu, adalah promosi sinetron baru. Seorang ibu bahkan berteriak, “Cepat ambil air galon! Siapa tahu mic-nya kerasukan!”
Dengan menjentikkan jari, MarJinny yang memiliki kekuatan tersembunyi, membuat waktu di sekitar desa ini berhenti sejenak. Para warga yang panik itu pun berhenti bergerak dan berubah seperti patung.
Para pangeran bergegas mendekati Serana yang tergelatak lemah. Dalam hening, mereka melihat sesuatu yang membuat bulu kuduk merinding. Di pergelangan tangan Serana, muncul tanda berbentuk gelombang suara... tanda milik keluarga penjaga mic. Saat semua terlihat tegang, terlintas sebuah ide dalam benak MarChimmy. Ia pun mendekatkan es krim di tangannya ke hidung Serana. Ajaibnya, seketika saja gadis itu pun perlahan-lahan membuka matanya.
MarJinny perlahan-lahan mendekat. “Siapa namamu?”
“Serana,” gumam gadis itu lemah, matanya masih berkunang-kunang.
“Mic itu… telah memilih tuan barunya,” kata MarHyuk lewat transmisi hologram.
Semua pangeran Ethereal saling berpandangan.
“Jadi… dia harus ikut kita?” tanya MarViTae.
“Tunggu dulu,” Serana menatap mereka satu-persatu dengan pandangan menyelidik. “Kalian tujuh pemuda yang baru sebulan tinggal di sini, ya? Kalian lagi cosplay jadi Ethereal-kah? Mirip banget. Annyeonghaseyo (2)" ucapnya dengan nada antusias sekaligus terpesona. "Ah, dan kamu, yang tidur sepanjang hari di perpus sambil baca puisi galau, berperan jadi Jin versi mager, ya?” lanjutnya.
MarYoonGa mendengkus kesal. “Aku bukan Jin, aku ..., ya ampun, kenapa aku harus jelasin ini?”
Tiba-tiba saja, langit berubah warna. Mic ungu mengambang, berputar pelan, dan menembakkan sinyal holografik ke udara. Di atas sana tampak potongan-potongan gambar dari masa depan. Salah satunya memperlihatkan Serana yang tengah berdiri di atas panggung Ethereal mengenakan jubah kerajaan.
“Mic ungu,” jelas MarHyuk lewat transmisi, “adalah satu dari tujuh mic kuno Ethereal. Tiap mic hanya aktif saat menemukan jiwa yang cocok, yang mampu menyalurkan suara ..., bukan hanya untuk bernyanyi, tapi untuk menyambungkan dunia.”
“Apa ramalan di film 2012 tentang kiamat, kini benar-benar terjadi?” tanya Serana bingung, memandang heran para warga di depannya yang sama sekali tak bergerak.
“Kalau mic ungu mulai bicara sendiri, ya. Itu pertanda buruk. Tapi, nggak sampai kiamat juga, kali,” gumam MarJayHop pelan. Wajahnya tak mampu menyembunyikan kekhawatiran akan hal besar dan mengerikan yang akan terjadi selanjutnya.
“Jamkanman (3), kurasa ada yang keliru,” bisik MarJooni. “Setahu aku, mic itu hanya memilih pemilik ..., jika pemilik sebelumnya ...,”
“Telah hilang kekuatan selamanya,” lanjut MarJuki, menunduk sedih.
"Sebentar ..., sebentar. Aku masih lemas gegara pingsan tadi. Jadi, tolong, jangan buat aku semakin merasa pusing. Coba jelaskan, sebenarnya mic ungu itu punya kekuatan apa?"
Menyadari sesuatu hal, ketujuh pangeran itu pun tertawa, lalu kemudian saling pandang. Dengan gerakan mata, mereka terlihat berdiskusi, menentukan siapa yang akan menjelaskan perihal mic kepada Serana.
"Hello, ada yang bisa menjelaskan?" tanya Serana sembari berdiri seraya berkacak pinggang.
"Ah, baiklah, akan aku jelaskan. Semoga kamu tak merasa semakin pusing." MarJoony yang di atas panggung senantiasa menjadi juru bicara Ethereal, mengambil inisiatif, menawarkan diri untuk menjelaskan tentang mic. Sang leader menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita.
"Bagi kami bertujuh, mic ini sebagai Magic Shop. Kami masing-masing memiliki mic dengan warna yang berbeda."
Keenam pangeran Ethereal kompak mengeluarkan mic masing-masing dan memperlihatkannya pada Serana. Lantas, MarJooni kembali mulai menjelaskan.
Kekuatan Spesial Tiap Mic:
Mic Merah (MarJayHop): Memberi kekuatan gerak super cepat dan menari yang bisa memanipulasi gravitasi (dan kadang bikin orang sekitar ikut breakdance tanpa izin).
Mic Kuning (MarChimmy): Mengendalikan rasa dan aroma—cocok untuk es krim dan menyampaikan pesan lewat rasa manis atau pahit.
Mic Biru (MarViTae): Membuka gerbang antara dimensi (dan taman rahasia dalam hati seseorang).
Mic Hijau (MarYoonGa): Mampu membaca pikiran melalui suara batin dan menciptakan puisi otomatis saat stres.
Mic Merah Muda (MarJinny): Mengubah suara menjadi ilusi visual. Bisa membuat penonton merasa sedang berada di tempat lain.
Mic Hitam (MarJooni): Mengendalikan waktu dan memori lewat nada rendah. Suara baritonnya bisa bikin jam dinding berhenti.
Mic Ungu (MarJuki): Menyatukan semua suara hati, membangun harmoni yang bisa menyembuhkan atau menghancurkan, tergantung ketulusan penggunanya.
"Bagaimana? Penjelasanku bisa dipahami?" MarJooni menutup ceritanya dengan sebuah tanya.
"Aku semakin pusing jadinya. Berarti, kalian beneran Boyband Etheral, kan?"
Ketujuh pangeran itu serempak menjawab dengan senyuman. Belum saatnya Serana mengetahui hal ini.
"Nah, Serana, ayo ikut kami ke Ethereal. Guru besar kami akan menjelaskan semua kebingunganmu," ajak MarViTae sembari menggamit lengan gadis itu.
Menyaksikan adegan itu, MarJayHop menunjukkan ekspresi wajah julid yang menjadi ciri khasnya seama ini, sembari berbisik di telinga MarJinny.
"Sok akrab banget, ya."
"Biasalah, tebar pesona ketampanannya, tapi tetap kan, aku sang World Wide Handsome ini tak terkalahkan."
"Tapi, ingat, separuh wanita penduduk bumi ini penganut sekte YMM. Itu tandanya, pesona cowok mageran ini mengalahkan pesona cowok berwajah tampan," timpal MarYoonGa dengan nada savage khasnya.
"Hidup YoonGa Marry Me!" teriak MarChimmy memberi dukungan, berharap sifat mager kakak keduanya ini sirna.
Tawa MarJayHop pun meledak, menyaksikan MarJinny mengerucutkan bibir. Ekspresi wajah sang pangeran tertua itu, tak mampu menyembunyikan rasa kesal.
Saat mereka hendak kembali ke Ethereal bersama Serana, muncul sesosok gadis lain yang tampak identik dengannya. Namun, sosok itu berpakaian ala Ethereal. Ia tampak berjalan pelan, sambil memegang mic biru. Ketujuh pangeran Ethereal pun membentuk lingkaran, mencoba melindungi Serana yang berdiri di tengah-tengah lingkaran itu.
“Siapa kamu?” tanya Serana terkejut.
“Aku? Aku adalah kau dari masa depan. Dan kau harus memilih siapa yang tetap tinggal, dan siapa yang harus kembali.”
Langit mendadak retak seperti kaca. Suara gema terdengar berulang-ulang dari semua arah
"Satu suara. Dua takdir. Tiga ..., mic yang tersisa."
Mic ungu pun tampak bergetar hebat dalam genggaman Serana. Lantas, sebuah cahaya yang menyilaukan tiba-tiba saja muncul, memenuhi setiap penjuru area itu. Perlahan-lahan, cahaya itu pun memudar, lalu semuanya menjadi gelap gulita. Dan Serana pun kembali terpisah dari ketujuh pangeran yang akan membawanya ke Ethereal.
(1). Tidak apa-apa
(2). Hallo
(3). Tunggu Sebentar
Ini juga bikin ngakak
Comment on chapter Lost