Loading...
Logo TinLit
Read Story - From Thirty To Seventeen
MENU
About Us  

“Jadi kamu pacaran dengan Davin, Aina?” ujar seseorang.

Aina menoleh dan melihat Sandra, teman sebangkunya sedang berdiri di depannya. Aina hanya diam, tidak menjawab. Ia ingat hubungannya dengan Sandra di kehidupan yang lalu tidak akrab. Aina terbiasa sendiri di sekolah. Banyak teman yang tidak suka dengan sikap sombong dan arogannya. Bahkan Sandra tidak berani bertegur sapa seakrab ini dengannya. Lagi-lagi ada hal yang berbeda dilalui Aina kali ini.

“Maaf, Aina. Bukannya aku lancang, tapi kamu tahu sendiri Davin itu siapa.” Sandra kembali bersuara.

Aina tidak menggubrisnya dan sudah berjalan menyusuri koridor menuju kelas. Sandra mengikuti dengan berlarian di belakangnya.

Aina tahu Davin siapa. Dia anak pemilik yayasan sekolah ini. Itu sebabnya sikapnya mentang-mentang. Bahkan dia sebelas dua belas dengan Teguh si Preman itu. Hanya saja karena wajah Davin yang tampan, banyak siswa siswi di sekolah ini menutup mata dengan kenakalannya. Konon, Aina juga dengar Davin suka gonta ganti pacar seperti berganti baju. Sepertinya kali ini dia yang menjadi incaran Davin.

“Eng ... Aina. Apa kakakmu sakit mata? Aku tadi bertemu Rayyan mengenakan kacamata.” Kali ini Sandra sudah mengalihkan topik pembicaraan. Aina tahu mengapa Sandra bertanya tentang Rayyan. Bukankah Sandra naksir Rayyan, itu salah satu alasannya.

“Namun, meski demikian dia terlihat makin keren. Sepertinya tidak masalah kalau seharian ini dia pakai kacamata.” Sandra menambahkan.

Aina mengulum senyum mendengar ucapan Sandra. Dia menghentikan langkah dan menoleh ke arah Sandra.

“Asal kamu tahu, dia pakai kacamata karena wajahnya babak belur. Dia terlihat jelek hari ini. Makanya dia pakai kacamata.”

Seketika Sandra terperangah kaget mendengar ucapan Aina. Aina hanya tersenyum kemudian sudah berjalan lebih dulu menuju kelas. Aina suka jika sudah membuat Rayyan kesulitan. Itu memang salah satu tujuannya mengulang kehidupan ini. Anggap saja itu balas dendam atas semua ulah Rayyan yang telah ia lakukan padanya.

Pukul dua belas saat jam istirahat berbunyi, Aina berjalan tergesa menuju perpustakaan. Dia ingin belajar di sana. Namun, tiba-tiba sebuah tepukan singgah di bahunya. Aina menghentikan langkah dan menoleh.

Ia melihat seorang pria berambut cepak dengan beberapa bekas luka di wajah dan tangannya sedang tersenyum menyeringai ke arah Aina.

“Ada apa?” tanya Aina dengan malas. Aina kenal betul siapa yang menghentikan jalannya. Siapa lagi kalau bukan Teguh Prasetyo.

“Apa benar Rayyan, anak baru itu saudara sepupumu?”

Ternyata Teguh bertanya tentang Rayyan. Mungkin dia merasa bersalah usai menghajar Rayyan kemarin. Mungkin juga ada yang mengatakan padanya kalau Rayyan saudara sepupu Aina.

Aina terdiam sesaat kemudian menganggukkan kepala. “Iya, benar. Dia saudara sepupuku.”

Seketika mata Teguh terbelalak kaget mendengar jawaban Aina. Wajahnya langsung pucat bahkan dia terlihat gugup kali ini. Aina tahu, Teguh pasti ketakutan kalau ulahnya diadukan Aina ke Tuan Farid.

“Memangnya kenapa? Ada masalah?” Aina malah kembali bertanya dan seakan pura-pura tidak tahu menahu apa yang dialami Rayyan kemarin.

“Tolong, Aina. Jangan kamu beritahu papamu tentang apa yang aku lakukan kemarin.”

Teguh berkata dengan suara bergetar. Baru kali ini Aina melihat Teguh begitu ketakutan padanya. Padahal pria satu ini selalu ditakuti oleh seluruh siswa di sini. Tidak hanya di sini, Teguh bahkan disegani oleh anak sekolah lain. Namun, hanya pada Aina dia ketakutan.

“Memangnya apa yang kamu lakukan?” Lagi-lagi Aina pura-pura tidak tahu.

Teguh terdiam, jakunnya naik turun menelan saliva sambil menatap Aina dengan bingung.

“Jadi kamu tidak tahu?”

Aina tidak menjawab hanya mengendikkan bahu. Teguh terlihat menghela napas lega.

“Apa sepupumu itu tidak mengadu padamu? Dia tidak bilang kalau aku ---“

“Dia bilang jatuh.” Aina memotong dengan cepat ucapan Teguh. Seketika Teguh terbelalak kaget mendengarnya.

Aina malas membahas masalah ini, jadi dia memutuskan untuk tidak mau tahu. Biar saja itu urusan Teguh dan Rayyan yang menyelesaikan. Satu yang Aina inginkan adalah berinteraksi seminim mungkin dengan Rayyan dan mungkin menjauh darinya.

“Apa ada masalah, Aina?” Sebuah suara bariton tiba-tiba menyeruak menghampiri Aina.

Aina menoleh dan melihat Davin sedang berdiri di sampingnya, bahkan lengannya sudah menggantung santai di bahu Aina. Mengapa juga Davin malah menemuinya di sini? Kini ada dua penguasa sekolah berdiri di sebelah Aina dan tentu saja kehadiran dua orang itu menjadi pusat perhatian semua siswa di sekolah ini.

Aina mengedarkan pandangannya. Semua mata kini mengarah padanya. Apalagi Aina sedang berada di tengah lapangan basket. Ia hendak menuju perpustakaan dan untuk mengarah ke sana, Aina harus melewati lapangan basket.

“Tidak. Tidak ada masalah. Aku mau ke perpustakaan.” Aina memutuskan pembicaraan, melepaskan tangan Davin dan berjalan lebih dulu meninggalkan dua orang penguasa sekolah itu. Biar saja kalau mereka ingin berkelahi. Aina tidak mau ikut campur.

Tak disangka, Davin malah berlari mengejar Aina. Bahkan langsung menyambar tangan Aina membuat gadis berparas ayu itu menghentikan langkahnya.

“Hei!! Bukankah aku sudah janji mau menemanimu ke perpustakaan,” ujar Davin.

Aina hanya membisu. Gegas menarik tangannya dari genggaman Davin dan berjalan cepat menuju perpustakaan. Ia tidak mau menjadi pusat perhatian lagi. Davin hanya tersenyum sambil mengekor langkahnya.

Selang beberapa saat, Aina sudah tiba di perpustakaan. Ia memilih duduk di sudut paling dalam perpustakaan. Aina juga mulai membaca buku yang dibawanya tadi, tak lupa dia mengambil satu buku lagi dari rak perpustakaan. Sedikit banyak Aina masih ingat soal yang akan keluar hari ini. Dia mengingat dengan jelas karena gara-gara itu dia kena remidi.

“Kamu rajin banget, waktunya istirahat malah belajar. Kalau aku, cukup saat jam pelajaran berlangsung saja belajarnya.” Davin sudah bersuara.

Aina tidak menanggapi dan asyik membaca bukunya. Sepertinya Davin merasa bosan harus duduk menunggu Aina tanpa melakukan apa-apa. Akhirnya dia mengambil secarik kertas dan pensil yang tersedia di atas meja. Kemudian tanpa berkata apa-apa, Davin mulai menggoreskan tangannya di kertas tersebut.

Awalnya Aina tidak memperhatikan ulah Davin. Namun, matanya langsung tertuju ke arah kertas milik Davin. Ternyata Davin sedang membuat sketsa seseorang. Entah mengapa Aina merasa kalau sketsa yang dibuat Davin itu adalah dirinya.

“Ini buatmu!! Maaf kalau tidak seindah aslinya.” Davin mengulurkan kertas itu ke Aina.

Aina terdiam, tertegun menerima kertas sketsa itu. Di sana terlihat sketsa wajahnya sedang menunduk membaca buku. Bahkan Davin menggambar dengan detail beberapa anak rambut Aina yang terjuntai menutupi wajahnya.

“Eng ... terima kasih.” Aina berkata dengan gugup. Baru kali ini ada seseorang yang membuat sketsa dirinya dengan sangat indah dan detail seperti ini.

Davin hanya manggut-manggut dengan sebuah senyum yang terukir di wajah tampannya. Sepertinya Davin sangat senang saat Aina mau menerima hasil karyanya. Tanpa mereka ketahui ada sepasang mata pekat yang sedang memperhatikan kebersamaan mereka dari sudut perpustakaan itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Just a Cosmological Things
956      541     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
A Poem For Blue Day
252      195     5     
Romance
Pada hari pertama MOS, Klaudia dan Ren kembali bertemu di satu sekolah yang sama setelah berpisah bertahun-tahun. Mulai hari itu juga, rivalitas mereka yang sudah terputus lama terjalin lagi - kali ini jauh lebih ambisius - karena mereka ditakdirkan menjadi teman satu kelas. Hubungan mencolok mereka membuat hampir seantero sekolah tahu siapa mereka; sama-sama juara kelas, sang ketua klub, kebang...
Ketika Cinta Bertahta
906      547     1     
Short Story
Ketika cinta telah tumbuh dalam jiwa, mau kita bawa kemana ?
Surat untuk Tahun 2001
5522      2207     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Strange Boyfriend
309      247     0     
Romance
Pertemuanku dengan Yuki selalu jadi pertemuan pertama baginya. Bukan karena ia begitu mencintaiku. Ataupun karena ia punya perasaan yang membara setiap harinya. Tapi karena pacarku itu tidak bisa mengingat wajahku.
Paragraf Patah Hati
5903      1917     2     
Romance
Paragraf Patah Hati adalah kisah klasik tentang cinta remaja di masa Sekolah Menengah Atas. Kamu tahu, fase terbaik dari masa SMA? Ya, mencintai seseorang tanpa banyak pertanyaan apa dan mengapa.
Summer Whispering Steam
4650      1374     1     
Romance
Nagisano Shizuka, Okinawa, angin laut yang lembut dan langit biru yang luas, kedai kopi yang menjadi persinggahan bagi siapa saja yang ingin beristirahat sejenak dari kesibukan dunia. Dikenal sebagai “Mimpi Panjang di Musim Panas Semesta”, selamat datang di Nagisano Shizuka. Yuki, sang manajer, menjalankan kedai ini bersama rekan-rekannya—Estrella, Arlend, Hayato, dan lainnya. Hari-hari ...
Forbidden Love
10031      2141     3     
Romance
Ezra yang sudah menikah dengan Anita bertemu lagi dengan Okta, temannya semasa kuliah. Keadaan Okta saat mereka kembali bertemu membuat Ezra harus membawa Okta kerumahnya dan menyusun siasat agar Okta tinggal dirumahnya. Anita menerima Okta dengan senang hati, tak ada prangsaka buruk. Tapi Anita bisa apa? Cinta bukanlah hal yang bisa diprediksi atau dihalangi. Senyuman Okta yang lugu mampu men...
AVATAR
8091      2281     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
Gerhana di Atas Istana
22439      5500     2     
Romance
Surya memaksa untuk menumpahkan secara semenamena ragam sajak di atas kertas yang akan dikumpulkannya sebagai janji untuk bulan yang ingin ditepatinya kado untuk siapa pun yang bertambah umur pada tahun ini