Kak Aira tertawa mendengar penjelasan adeknya itu. Ia menepuk pundak Rinee dan mengatakan.
"Ikhlasin aja gapapa, jangan kayak anak kecil yang kehilangan eskrim langsung nangis" tutur Kak Aira.
"Ya gimana ya, minimal dia tanggung jawab dikit lah! Masa dibiarin gitu ja" balas Rinee
"Yaudah - yaudah, mending pulang."
Mereka mulai meninggalkan taman itu dan berjalan pulang ke rumah. Tetapi di tengah tengah perjalanan, ia melihat mading di tepi jalan. Matanya tertuju pada suatu brosur yang bertuliskan "Pertukaran pelajar gratis bagi pelajar mahasiswa manapun! Jika berminat silahkan daftar pada nomor berikut!"
"Tertarik lu Rinee?"
"Iya, banget."
-Next Chapter-
[23.48, 12/12/2023] Another Me: "Halo, saya Azurinee Forcas ingin mendaftarkan diri untuk mengikuti tes pertukaran pelajar yang telah dicantumkan dalam brosur di mading dekat taman. Apa saya tidak terlambat?"
"Gimana Rinee?" tanya Kak Aira yang sedang menunggu Rinee menelpon. Rinee berbalik badan, ia tersenyum ke arah kakaknya itu.
"Ditanyain malah cengar cengir, gimana? bisa nggak?" tanya nya lagi.
" Iya kak, bisaa. Udah di daftarin kok!" girang Rinee. Kak Aira menghela nafas lega. Ia keluar dari kamar Rinee dan menutup pintu kamarnya.
Rinee terbaring diatas kasur empuknya dan membayangkan negara apa saja yang ingin dia kunjungi. Ia memiliki keinginan untuk pergi ke prancis, karena menurutnya negara prancis adalah negara paling indah dan elegan baginya.
"Aku tak punya waktu untuk beristirahat, waktunya untuk belajar!" tak perlu waktu lama badannya yang terbaring mulai beranjak ke meja belajar miliknya. Ia mengumpulkan buku buku yang telah ia pilih untuk di pelajari.
Rinee sengaja memilih buku yang tebal agar wawasannya lebih jauh dan banyak. Ia mulai duduk dan membaca satu persatu kata di dalam buku.
Ia sangat ahli dalam membaca. Tak sampai 20 menit 2 buku berisikan 300 halaman sudah habis ia baca.