"Rinee, ga makan? Aku udah bikinin makanan favorit kamu loh, tteobokki instan. Gamau?" tanya Kak Aira yang membuka pintu kamar.
"Iya, nanti kalau udah selesai baca satu buku ini nanti gue kesana" balas Rinee. Kak Aira mengangguk menuruti apa kata Rinee.
Setelah selesai membaca, Rinee pergi ke meja makan bersama Kak Aira.
"Lama banget, punyaku udah habis noh" ujar Kak Aira memperlihatkan isi mangkoknya yang sudah kosong.
"Hehe" Rinee tertawa kecil. Rinee menyantap tteobokki instan yang dibuat oleh tangan kecil kakaknya itu. Tak lupa dengan kopi matcha Starbucks terbaru kesukaan Rinee sebagai akhir dari makan malam.
"Cobain deh mochinya, aku beli tadi siang bareng Starbucks ini" ujar Kak Aira. Rinee mengangguk dan mencoba salah satu mochi. Ia memilih rasa coklat. Mochi bertekstur lembut dan coklatnya benar benar leleh dimulut. Rinee berbinar binar mencobanya.
"Makasih dinner nya. Aku balik kamar dulu ya." Rinee meninggalkan Kak Aira di meja makan. Ia lanjut membaca buku buku nya yang belum selesai ia baca.
Tak sengaja, Rinee tertidur di meja belajarnya dengan keadaan buku sebagai bantal kepalanya.
Paginya..
"Rinee, gue berangkat kerja dulu ya. Sarapannya di meja." pesan Kak Aira yang tergesa gesa pergi ke kantornya. Kak Aira adalah seorang pekerja kantoran biasa, namun gajinya luarbiasa. Maka dari itu, ia sangat bersemangat untuk perihal bekerja.
Rinee membuka matanya untuk melihat dunia yang cerah karena matahari menyinarinya. Ia beranjak dari kursi belajarnya da mengambil dress berwarna putih dan berlari menuju kamsr mandi.
Rinee sudah terbiasa untuk mandi cepat. Tak sampai 5 menit ia sudah selesai mandi. Memancarkan bau harum seisi ruangan. Ia berjalan menuju meja makan. Terdapat nasi goreng dengan telur setengah matang di atasnya. Di temani oleh salad dan sosis.
"Habisin ya, tadi gue motong banyak ga abis. Buru buru soalnya" pesan Kak Aira di atas potongan strawberry cake milik toko terkenal Jeanette bakery.