"Pak eskrim rasa coklat spesial satu dong, topingnya dikit aja. Biar lembut eskrimnya kerasa." pesannya. Penjual pun mulai membuat pesanan milik Rinee. Mengambil cone, meletakkan eskrim diatas cone dan hanya memberi miesies sebagai toping diatasnya.
Harga ice cream itu hanyalah 6 yen. Namun, eskrim itu besar. Membuat kenyang saat di makan. Rinee berjalan kembali. Akan tetapi..
"Brukk-"
"ESKRIM GUEE!!" teriak Rinee.
Rupanya, ia tak sengaja tertabrak dengan seorang pria berhoodie hitam yang sedang sibuk dengan hpnya. Mereka terlihat seumuran, hanya saja Rinee lebih pendek 19 cm dari si lelaki. "Woi" tegas Rinee.
Lelaki itu menoleh ke arah bawah, yaitu ke arah Rinee. Ia berwajah tak peduli atas kejadian itu.
"Apa lo wai woi wai woi" ucapnya.
"Gantiin eskrim gue gak?" ancam Rinee
"Kalau gue gamau?"
Tiba tiba penjual eskrim itu datang di tengah tengah pertengkaran. "Ada apa sih ini ribut - ribut. Masih pagi loh.." tanyanya.
"Iniloh pak, eskrim saya ditabrak berandalan gaada adab ini. Dianya gamau tanggung jawab" jawab Rinee lembut tapi tak sopan.
"Ya ngapain gue gantiin hal yang ga penting. Justru harusnya situ yang gantiin jaket gue yang kena tumpahan eskrim. Ya minimal dicuciin lah ya." ucap si lelaki menyela.
"Dih? Gak sudi gue nyuciin jaket orang sombong kaya lo." sewot Rinee.
"Up to you." tanpa sepatah kata lagi, lelaki itu meninggalkan Rinee tanpa mengganti eskrim milik Rinee. "Woi," panggilnya. "Awas aja kalau ketemu lagi, gue apain lo!" ancam Rinee melanjutkan. Lelaki itu sedikit menoleh ke belakang. Namun, tak lama kemudian ia memalingkan wajahnya lagi ke depan dan meninggalkan Rinee.
Rinee pergi ke tempat Kak Aira duduk. Dengan wajah murung ia sampai disana. "Kenapa lu?" tanya Kak Aira heran karena kemurungan adeknya itu. "Gue abis tabrakan sama orang, eskrim gue jatoh dianya gamau ganti. Tengkar bentar terus dianya pergi ga ngegantiin." jelas Rinee.