Saat itu jam istirahat. Chihaya bersama Takeru, Yuji, dan Sachi tidak makan siang di kelas seperti biasa. Mereka berjalan di koridor sekolah. Tak hanya berempat, di tengah jalan mereka bertemu dengan anggota lain : Asa, Yutaro, Arata, dan Jiro yang kemudian bergabung bersama mereka.
Mereka diminta datang ke ruang klub Kurotake. Chihaya dan teman-temannya berjalan melewati koridor lantai dasar yang ramai oleh para murid.
"Eh, gadis yang pakai kacamata dan rambutnya dikepang itu...pacarnya ketua klub Kurotake,ya?"
"Heran kenapa cowok populer seperti Mamoru lebih memilih cewek culun itu,"
"Tapi kalau dilihat-lihat, wajahnya manis juga,"
Beberapa murid yang menatap Chihaya mulai bergunjing saat gadis itu melewati mereka. Chihaya sudah terbiasa dengan hal itu. Ia memilih untuk bersikap acuh tidak acuh.
Bicara soal Mamoru, minggu lalu Chihaya tidak bertemu Mamoru untuk mengikuti les privat seperti biasanya. Hal itu dikarenakan Mamoru dan pengurus klub Kurotake sibuk mempersiapkan acara bunkasai atau festival budaya SMA Sakura.
Kedelapan remaja itu sampai di depan ruang klub Kurotake. Chihaya sedikit terkejut ketika tiba-tiba mendengar suara orang yang sedang bernyanyi di dalam, juga suara keras gitar dan drum seperti orang yang sedang berlatih di studio musik.
"Namida wa misenaitte...kimi wa sou itte...bokutachi wa futari te o futta...sayonara wa iwanai...dakara te o futta...yuuyake ni kieta I remember you..."
Itu suara Hatsuko. Ia menyanyikan I Remember You karya Yui Yoshioka sebagai pemanasan. Yuji pun membuka pintu klub. Bersamaan dengan itu, suara alat musik pun berhenti.
"Permisi, Senpai,"
"Ya, silakan masuk,"
Mamoru mengizinkan Yuji dan teman-temannya masuk ke dalam ruang klub. Di dalam ruang klub, kedelapan remaja itu mendapati seluruh pengurus dan anggota yang lain sudah berkumpul. Mamoru, sang ketua klub sedang mengawasi Hatsuko, sang idola sekolah yang sedang berlatih menyanyi.
Hatsuko dan yang lain menyudahi latihan mereka. Mamoru langsung memulai rapat. Ia mempersilakan semua anggota kelas sepuluh di kursi kosong yang sudah disediakan. Begitu semua anggota dan pengurus sudah duduk, Mamoru dan Yukio berdiri di depan. Suasana langsung hening. Rapat pun dimulai.
"Semuanya, terima kasih sudah bersedia meluangkan waktu untuk hadir dalam rapat ini," ucap Mamoru membuka rapat hari itu. "Jadi, hari ini adalah pertemuan pertama bagi seluruh anggota dan pengurus Klub Kurotake di semester ini,"
Yukio melanjutkan pembicaraan. "Rapat ini bertujuan untuk mendiskusikan tentang persiapan Klub Kurotake untuk acara bunkasai tahun ini. Info yang kami dapat dari OSIS, acaranya akan diadakan sebulan lagi,"
Ouka selaku wakil ketua klub menyambung, "Jadi, kita mau membahas kegiatan yang akan dilakukan Klub Kurotake lakukan untuk bunkasai tahun ini. Apa ada yang mau mengajukan usul?"
Asa mengangkat tangan. "Senpai, berhubung karena saya dan anggota kelas 10 yang lain baru pertama kali ikut rapat ini, bolehkah kami tahu apa yang klub ini lakukan pada tahun lalu? Jadi kami bisa mendapat gambaran untuk ide selanjutnya,"
"Tentu boleh, Asa," jawab Mamoru. "Jadi, tahun lalu, saat Klub Kurotake dipimpin oleh Kouji-senpai--ketua sebelumnya, mereka membuat pameran gambar manga karya anggota klub dan juga pertunjukkan cosplay,"
Anggota lainnya saling berpandangan sambil manggut-manggut.
"Senpai," Yuji mengangkat tangan, mengajukan usul. "Karena kita sudah pernah melaksanakan kegiatan menggambar manga, bagaimana kalau tahun ini klub Kurotake mengadakan sesuatu yang berbeda?"
"Berbeda? Misalnya apa?" tanya Yukio melipat tangan di dada.
"Jadi, klub kita ini sekarang, kan, memiliki seorang idol," Yuji melirik Hatsuko. "Kita suruh saja Hatsuko tampil menyanyi sebagai wakil dan juga maskot klub Kurotake di bunkasai, bagaimana?"
"Wah, iya boleh, tuh," kata Akemi setuju.
"Eh?" Hatsuko kaget ketika semua orang memandangnya. "Tu-tunggu dulu...kalian serius? Aku belum pernah tampil di event dan bertemu langsung dengan orang-orang, lho. Selama ini aku hanya terkenal sebagai artis internet saja,"
"Lho, kenapa memangnya? Justru kalau kau tampil, orang-orang bisa melihat dan mengenalmu secara langsung," kata Ryuto.
"Iya, apalagi kamu akan tampil mewakili klub Kurotake, itu juga akan membantu nama klub kita populer,lho," tambah Ouka.
"Tidak apa, Hatsuko. Kalau kau malu, kami akan membantumu," kata Nozomi.
Hatsuko menyerah. Ia akhirnya setuju. Ouka pun menulis nama Hatsuko di papan tulis.
"Tapi masalahnya kostum apa yang mau kita pakai?"
"Senpai! Aku baru saja terpikirkan sebuah ide!" Takeru mengangkat tangannya, yang membuat semua orang melihat ke arahnya. "Bagaimana kalau kostumnya kita pakai seragam sekolah ala Jepang?"
"Seragam sekolah...Jepang?" ulang Sachi.
"Ya, para gadis memakai seifuku, sementara laki-laki memakai gakuran," jelas Asa. "Kebetulan akhir-akhir ini di Jepang ada beberapa idol yang memakai seragam sekolah sebagai kostum untuk menarik penggemar, kan? Selain itu seragam sekolah di Jepang juga sudah menjadi representasi budaya di anime, manga, serial drama, dan juga gim. Kita bisa memakainya sebagai representasi klub Kurotake yang mewakili minat semua anggota pada budaya Jepang!"
Semua orang yang ada di ruang rapat itu berpandangan. Mereka tertarik dengan ide Takeru dan Asa.
"Bagus juga," komentar Yukio.
"Oh ya, saya boleh menambahkan, Senpai?" tanya Yuji.
"Silakan,"
"Untuk tahun ini aku juga mengusulkan kita membuka stan makanan. Rencananya kita mau menjual onigiri* dan taiyaki*. Selain itu tadi aku berdiskusi dengan Chihaya dan Hatsuko. Chihaya juga mengusulkan untuk menjual kakigori*. Selama penjualan, kita juga memberi bonus tiket ke pertunjukkan debut Hatsuko,"
Mamoru memandang Ouka dan Yukio bergantian. Mereka kemudian menyetujui ide itu, karena kebetulan bunkasai diselenggarakan bersamaan dengan musim panas.
"Baiklah!" ucap Mamoru final. "Jadi, semua sepakat,ya,"
Setelah ide-ide dari para anggota disepakati, mereka mulai berbagi tugas. Arata dan Yutarou bertugas mendekor stan. Asa, Yuji, dan Takeru bertugas membuat origami burung bangau, kemudian menyambungnya dengan benang kasur dan digantung di atas sebagai dekorasi. Sachi bertugas menulis daftar menu yang dijual, juga membuat tulisan kanji di atas kain putih berukuran sedang yang bertuliskan "BUNKASAI SMA SAKURA" dan "KLUB KUROTAKE". Nozomi dan Izumi bertugas menjahit kostum.
****
Selama sebulan semua anggota dan pengurus klub Kurotake bekerja keras menyiapkan bunkasai.
Hari itu Asa dan Yuji terlihat berjalan dari arah kantin. Mereka berdua ditugaskan membelikan es krim untuk semua anggota dan pengurus. Sesampainya di depan ruang klub, kedua cowok itu berdecak kagum melihat stan yang sudah dihias.
Para anggota memutuskan untuk beristirahat sebentar, Asa dan Yuji kemudian memberikan es krim pada mereka.
"Terima kasih, Asa, Yuji!" ucap Sachi.
"Kami juga beli untuk para pengurus," ujar Yuji. "Bisa tolong kau masukkan ke freezer kulkas dapur klub, Chihaya?"
Chihaya mengangguk. Ia pun masuk ke dalam ruang klub. Sambil mengembalikan kipas uchiwa milik Raiji, ia meminta pemuda berambut pirang itu untuk memberitahu pengurus lainnya kalau ada es krim di kulkas. Raiji pun mengangguk.
Selama beberapa minggu para pengurus Kurotake sangat sibuk. Akemi bertugas melaporkan rincian dana kepada pembimbing klub Kurotake, Kepala Sekolah, juga Mamoru selaku ketua klub. Terkadang mereka juga rapat dengan para pengurus OSIS.
Ryuto dan Raiji ditugaskan berbelanja membeli barang-barang untuk makanan yang akan dijual. Hatsuko juga setiap hari datang ke ruang klub pagi-pagi untuk berlatih.
Di sela-sela kesibukannya mereka mempersiapkan Bunkasai, mereka masih harus belajar dan mengerjakan tugas sekolah.
Mamoru yang paling lelah dibanding teman-temannya. Ia sebagai ketua Klub Kurotake yang mengatur seluruh persiapan Bunkasai. Ia yang membagi tugas dan mengarahkan mereka untuk mengerjakan tugas bagian masing-masing. Ia memastikan semuanya berjalan dengan baik.
Dia bekerja sangat keras.
Dia pasti akan senang melihat persiapan dekorasi dan barang-barang yang akan mereka jual di stan untuk festival sudah hampir selesai.
Chihaya mendatangi Mamoru yang beristirahat di ruang kesehatan sekolah.
"Senpai,"
Mamoru menoleh ke arah Chihaya.
"Oh, Haya-chan," katanya sambil tersenyum kecil pada Chihaya. "Dekorasi stan untuk festival sudah selesai?"
Bahkan dalam keadaan sakit saja ia masih memikirkan Bunkasai.
"Sudah," jawab Chihaya. "Kami beristirahat sebentar. Oh ya, Senpai, tadi Yuji dan Asa membelikan es krim untuk para pengurus dan anggota,"
"Begitu. Terima kasih atas kerja keras kalian," ucap Mamoru seraya tersenyum.
"Mamoru sudah baikan?" tanya Ouka yang masuk ke ruang kesehatan.
"Sudah, Senpai," jawab Chihaya.
"Maaf ya," ucapnya pada Ouka dan Chihaya. "Kesehatanku menurun tanpa kusadari. Aku tak bisa memantau dan melihat hasil kerja keras kalian,"
"Jangan dipikirkan, Mamoru," kata Ouka. Ia menaruh roti dan susu yang ia bawa di nakas samping ranjang tempat Mamoru berbaring. "Istirahat dulu sebentar. Kalau sudah baikan, kau bisa melihatnya nanti,"
Pemuda berambut ikal itu mengangguk.
"Kalau begitu, aku kembali dulu, ya," pamit Ouka. "Chihaya, tolong jaga Mamoru, ya,"
Chihaya mengangguk.
****
*onigiri = nasi kepal
*taiyaki = kue khas Jepang berbentuk ikan berisi kacang merah
*kakigori = es serut