Loading...
Logo TinLit
Read Story - KUROTAKE [SEGERA TERBIT]
MENU
About Us  

Selama Mamoru beristirahat di ruang kesehatan, Chihaya menemani dan menjaga kakak kelasnya itu. 

"Senpai pasti lelah mengurus banyak hal," kata Chihaya khawatir. Ia menyerahkan segelas air pada Mamoru. Mamoru menerima dan meminumnya. Setelah itu, Chihaya kembali duduk di kursi yang tersedia di samping ranjang.

Mamoru memandang Chihaya. "Sepertinya hari ini aku tidak bisa pulang bersamamu,"

"Senpai jangan khawatir," sahut Chihaya. "Pulang sekolah nanti sepertinya aku akan pulang bersama Sachi, Izumi-senpai, dan Nozomi-senpai. Kami berencana mampir dulu ke pasar, membeli kain untuk kostum bunkasai. Nozomi-senpai butuh kain lebih banyak," 

Mamoru manggut-manggut.

"Senpai nanti pulang sekolah bagaimana?"

"Tadi aku sudah meminta tolong Raiji untuk mengantarku,"

Ada rasa lega di hati Chihaya mendengar jawaban Mamoru. 

Percakapan Mamoru dan Chihaya tiba-tiba terhenti ketika Izumi masuk ke dalam ruangan kesehatan. Gadis berbando putih itu terdiam sesaat ketika melihat mereka berdua.

"Ah, maaf," Izumi mendadak canggung. "Apa aku mengganggu? Sepertinya kalian berdua sedang asyik mengobrol,"

"Tidak, kok, Izumi," balas Mamoru. "Kamu kenapa ke sini?"

Izumi menggeleng. "Ah, tidak...aku mencari-cari Chihaya. Pulang sekolah kami berencana berbelanja  ke pasar. Kita mau membicarakan banyaknya kain yang mau kita beli dengan Nozomi dan Sachi,"

"Oh," Mamoru mengangguk paham. "Ya sudah, kamu kembali saja ke ruang klub, Haya-chan,"

"Eh, Senpai tidak masalah di sini?" 

Mamoru menggeleng. "I will be fine. Kaerimichi ni ki otsukete kudasai*,"

Chihaya membalas dengan anggukan kepala. Ia pun berpamitan pada ketua klub Kurotake itu.

"Cepat sembuh, Senpai," ucap Chihaya sebelum keluar dari ruang kesehatan bersama Izumi.

****

Hanya tiga hari yang diperlukan oleh Mamoru untuk beristirahat dan memulihkan kondisi fisiknya.

Tiga hari kemudian, lelaki berambut ikal itu kembali masuk sekolah. Ia sudah mengecek segala persiapan untuk bunkasai. Ia pun memuji kerja keras para pengurus dan anggota.

Ketika jam sekolah berakhir, Mamoru mengirim pesan di LINE pada Chihaya, bahwa pulang sekolah nanti ia menunggunya di depan gerbang sekolah. Chihaya awalnya bingung karena biasanya Mamoru akan menjemputnya ke kelas, namun gadis berkepang itu tetap berjalan ke gerbang. Ia tersenyum senang ketika bertemu dengan sosok Mamoru Azai yang sedang menunggunya.

Mamoru langsung mengajaknya untuk berjalan meninggalkan sekolah sambil mengobrol.

"Selama tiga hari kau jadinya pulang sekolah dengan siapa?" 

"Waktu pulang dari pasar habis belanja kain kemarin, aku pulang bersama Ouka-senpai," 

"Ah..." Mamoru manggut-manggut. Ia tentu saja percaya sepenuhnya dengan perempuan yang menjadi sahabatnya sejak kelas 10 itu. Ouka juga sudah menceritakan semuanya melalui chat LINE.

"Dua hari selanjutnya, aku pulang dengan Sachi dan teman sebangkuku, Shizuka. Sebelumnya juga aku diajak mereka belanja bersama," tutur Chihaya.

"Hm," Mamoru manggut-manggut. Entah kenapa, ia senang mendengar Chihaya memiliki teman di kelasnya.

"Ngomong-ngomong, hari ini kita mau ke mana, Senpai?"

Mamoru menoleh mendengar pertanyaan Chihaya. Ia bengong sesaat, tak menyangka Chihaya akan menanyakan hal itu. 

"Aku...butuh refreshing sebentar sebelum bunkasai,"

"Hm?" Chihaya memiringkan kepala, tak paham maksud perkataan Mamoru. 

"Mau temani aku ke toko buku, Haya-chan?"

"Eh?" Chihaya kaget dengan ajakan Mamoru yang tiba-tiba. Belum sempat menolak, Mamoru sudah menarik tangannya, membuat gadis berkacamata itu mau tak mau menurutinya.

****

 Mamoru dan Chihaya kini sudah berada di dalam toko buku. Kedua mata Chihaya berbinar melihat beraneka buku yang dipajang di rak buku. Tak hanya buku saja, toko buku tersebut juga menjual alat musik, alat tulis, boneka, dan mainan anak-anak.

Chihaya jadi ingat kenangan saat mereka masih SD dulu. Mamoru sering mengajaknya ke tempat penyewaan komik sepulang sekolah. Di sana mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca komik. Ia juga kembali teringat saat mereka mengobrol berdua di kelas Chihaya saat sedang hujan, membahas soal novel. 

Ketika berbincang untuk pertama kali setelah bertemu kembali, Chihaya ingat kalau Mamoru sempat menawarinya untuk menemaninya ke toko buku. Chihaya tak menyangka kalau Mamoru kali ini benar-benar melakukannya.

"Kamu sekarang sedang membaca buku karya siapa,Haya-chan?" tanya Mamoru sambil berjalan menelusuri rak-rak buku.

Gadis berkacamata itu berpikir sebentar. "Minggu lalu aku baru tamat membaca buku-buku serial Senkoi Seisaku Iinkai. Sekarang aku sedang membaca buku karya Natsumi Iwasaki,"

"Natsumi Iwasaki...penulis Moshidora*,kan?"

Chihaya mengangguk. "Iya, aku sedang membaca Moshidora,"

"Buku itu sudah diangkat ke layar televisi,lho," kata Mamoru. "Pemerannya Atsuko Maeda, yang pernah menjadi anggota AKB48,"

"Iya. Sayangnya aku belum punya kesempatan untuk menonton," ujar Chihaya.

"Aku sudah pernah membaca novelnya. Novel itu mengingatkanku pada adik tiriku,"

Chihaya pun teringat pada Tata, cowok berambut merah yang ia temui saat keluarga Azai bertamu ke rumahnya.

"Bagaimana kabar Tata-kun?" tanya Chihaya.

"Baik. Dia sekarang bergabung di tim baseball sekolahnya. Dia terpilih menjadi kapten tim. Sejak dulu dia memang hobi bermain baseball," cerita Mamoru dengan semangat. "Kau tahu, dulu saat pertama kali bertemu, aku sempat sedikit kesulitan mengucapkan namanya,"

"Sebenarnya siapa nama aslinya?" tanya Chihaya penasaran.

"Taksaka," jawab Mamoru. "Dulu aku salah mengucapkannya menjadi 'Takusaka'. Namanya sekilas terdengar seperti kata bahasa Jepang, tapi sebenarnya nama itu diambil dari nama hewan mitologi dalam kisah Mahabharata,"

"Oh," Chihaya manggut-manggut.

"Ibu kandung Tata meninggal saat ia masih kelas 4 SD, dan dimakamkan di Yogyakarta," tutur Mamoru. "Setiap hari kematian ibu kandungnya, Tata dan ayahnya selalu pergi ke Yogyakarta untuk berziarah,"

"Hm, kasihan, ya,"

"Tapi kurasa sekarang dia sudah bisa menerima kepergian ibunya. Dia ingin kuliah jurusan teknik di Bandung, tapi aku pernah menawarinya untuk mencoba mendaftar kuliah di Jepang. Siapa tahu dia bisa dapat beasiswa karena prestasinya di olahraga baseballBaseball itu kan olahraga yang paling terkenal di sana,"

"Tata-kun sepertinya anak yang pintar,ya," ujar Chihaya.

Mamoru mengangguk. "Selain pintar di bidang olahraga, dia juga pintar di pelajaran Matematika dan Fisika,"

"Wah, hebat!" puji Chihaya. Ia pun kembali ke topik pembicaraan awal. "Oh ya, ngomong-ngomong Senpai belum pernah cerita siapa penulis yang Senpai suka,"

"Tsukasa Kawaguchi," jawab Mamoru. "Aku suka karyanya yang berjudul Leena's World Map,"

Mamoru menjelaskan sekilas tentang alur cerita novel tersebut pada Chihaya. Ia juga menjelaskan tentang beberapa light-novel lain yang ingin ia baca.

Mereka menelusuri buku-buku yang terpajang di rak bagian fiksi dan komik. Mamoru mengambil sebuah komik berjudul Kasane yang sampulnya sudah terbuka, lalu membacanya sebentar. 

Tanpa Chihaya sadari, tatapan matanya tertuju pada Mamoru yang berada di hadapannya. Pemuda itu sedang serius membaca halaman demi halaman komik yang dipegangnya. Melihat hal itu, entah sejak kapan jantung Chihaya berdebar lebih cepat dari biasanya.

Aneh. Selama ini Chihaya selalu pergi berdua dengan Mamoru sepulang sekolah ke berbagai tempat di Cibubur. Selama ini ia tak pernah merasakan perasaan apapun. Namun kali ini, ia mulai merasakan sesuatu yang berbeda ketika mengamati segala hal yang ada pada diri seorang Mamoru Azai.

Mamoru memiliki tinggi kurang lebih antara 175-176 sentimeter. Selisih tingginya dengan Chihaya kurang lebih sepuluh sentimeter. Mamoru selalu berpenampilan rapi dan bersih, terlihat dari rambut hitam ikalnya selalu tersisir rapi dan seragamnya selalu terlihat rapi dan bersih. Wajahnya berbentuk oval dengan ujung dagu yang melancip ke bawah. Hidungnya mancung. Bibirnya tipis. Tatapan matanya meneduhkan. Sikapnya karismatik dan tegas dalam memimpin, namun dibalik itu sosoknya begitu baik dan ramah. Sikapnya juga dewasa melebihi umurnya.

Mamoru memang terlihat memesona. Segala yang ada pada dirinya tampak sempurna, tanpa cela.

"Lihat apa, Haya-chan?"

Chihaya jadi salah tingkah ketika tahu-tahu Mamoru balas menatapnya. Sepertinya, Mamoru sadar kalau sejak tadi Chihaya memerhatikannya.

"Ah...t-tidak, tidak ada,Senpai,"

Wajah Chihaya memerah. Tanpa ia sadari, selama ini ia suka mengamati dan memerhatikan Mamoru. Segala hal yang pemuda itu lakukan, juga segala hal tentang dirinya, semuanya terlihat menarik di mata Chihaya.

 Perasaan ini...tapi apa mungkin aku...menyukainya?

****

Sudah kurang lebih satu setengah jam mereka berada di toko buku. Chihaya tak membeli buku, sementara Mamoru membeli dua buah buku. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah sebelum larut malam.

Seperti biasa Mamoru mengantar Chihaya pulang ke rumah.

"Terima kasih untuk hari ini..." ucap Mamoru sambil tersenyum pada Chihaya. "Terima kasih banyak sudah mau menemaniku,"

Chihaya menelan ludah. Entah sejak kapan, suara Mamoru membuatnya berdebar, begitu juga dengan senyumnya. 

"Sama-sama. Terima kasih juga sudah mengantarku," balas Chihaya. Ia tersenyum pada Mamoru untuk menyembunyikan kegugupannya.

"Aku pulang duluan,ya. Salam untuk Bibi dan Paman," pamit Mamoru.

"Anu...Senpai..."

Mamoru menoleh. "Hm? Kenapa, Haya-chan?"

Chihaya sedikit menunduk. Ia menelan ludah. Sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu.

"Hati-hati di jalan, Senpai. Sampai besok," 

Mamoru mengangkat alis, namun akhirnya menyahut. "Sampai besok,"

Pemuda itu lalu berjalan pulang sambil melambaikan tangannya. Meninggalkan sosok Chihaya yang terpaku. 

Kedua mata Chihaya tidak bisa beralih dari punggung Mamoru yang semakin menjauh.

***

*Moshidora = singkatan salah satu judul buku Natsumi Iwasaki
'Moshi Koukou Yakyuu no Joshi Manager ga Drucker no Management o Yondara'
(terjemahan : "What If the Female Manager of a High School Baseball Team Read Drucker's Management")

*Kaerimichi ni ki otsukete kudasai = hati-hatilah di perjalanan pulang (Jepang)

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Terpatri Dalam Sukma
686      454     0     
Short Story
Bukan mantan, namun dia yang tersimpan pada doa
Pemeran Utama Dzul
389      259     4     
Short Story
Siapa pemeran utama dalam kisahmu? Bagiku dia adalah "Dzul" -Dayu-
KAMU MILIKKU
1014      609     8     
Short Story
Apa yang tidak diucapkan, tidak berarti tidak berada dalam hati.
Edelweiss: The One That Stays
2212      900     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
SAMIRA
317      197     3     
Short Story
Pernikahan Samira tidak berjalan harmonis. Dia selalu disiksa dan disakiti oleh suaminya. Namun, dia berusaha sabar menjalaninya. Setiap hari, dia bertemu dengan Fahri. Saat dia sakit dan berada di klinik, Fahri yang selalu menemaninya. Bahkan, Fahri juga yang membawanya pergi dari suaminya. Samira dan Fahri menikah dua bulan kemudian dan tinggal bersama. Namun, kebahagiaan yang mereka rasakan...
Noterratus
405      281     2     
Short Story
Azalea menemukan seluruh warga sekolahnya membeku di acara pesta. Semua orang tidak bergerak di tempatnya, kecuali satu sosok berwarna hitam di tengah-tengah pesta. Azalea menyimpulkan bahwa sosok itu adalah penyebabnya. Sebelum Azalea terlihat oleh sosok itu, dia lebih dulu ditarik oleh temannya. Krissan adalah orang yang sama seperti Azalea. Mereka sama-sama tidak berada pada pesta itu. Berbeka...
My Dangerious Darling
4507      1713     3     
Mystery
Vicky, mahasiswa jurusan Tata Rias yang cantik hingga sering dirumorkan sebagai lelaki gay bertemu dengan Reval, cowok sadis dan misterius yang tengah membantai korbannya! Hal itu membuat Vicky ingin kabur daripada jadi sasaran selanjutnya. Sialnya, Ariel, temannya saat OSPEK malah memperkenalkannya pada cowok itu dan membuat grup chat "Jomblo Mania" dengan mereka bertiga sebagai anggotanya. Vick...
Ketos pilihan
758      525     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Rumah
503      351     0     
Short Story
Sebuah cerita tentang seorang gadis putus asa yang berhasil menemukan rumah barunya.
STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN
14767      2957     34     
Romance
Kehidupan Perkasa Bagus Hartawan, atau biasa disapa Bagus, kadang tidak sesuai dengan namanya. Cintanya dikhianati oleh gadis yang dikejar sampai ke Osaka, Jepang. Belum lagi, dia punya orang tua yang super konyol. Papinya. Dia adalah manusia paling happy sedunia, sekaligus paling tidak masuk akal. Bagus adalah anak pertama, tentu saja dia menjadi panutan bagi kedua adiknya- Anggun dan Faiz. Pan...