Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semu, Nawasena
MENU
About Us  

"Ayolah Ma, aku udah kenyang," keluh Akira kepada Nyonya Nala yang terus saja memintanya untuk makan, perut anak itu rasanya seperti mau meledak sekarang.

"Hah, kamu harus makan yang banyak biar cepet sembuh," tutur Nyonya Nala, sekarang ruangannya sudah dipenuhi oleh banyak sekali jenis makanan kesukaan Akira, padahal belum sehari dia menginap di sana.

"Tadi ngobrol apa aja sama Genandra?" tanya Nyonya Nala.

"Obrolan biasa," balas Akira, lalu melihat senyuman menggoda berasal dari wanita itu. "Mama kok senyumnya serem gitu sih?!" sebal Akira tak suka ekspresi menyebalkan Nyonya Nala. 

"Nggak apa-apa, oh ya tadi sebelum pulang Genandra titip pesan ke Mama, kalau Akira sudah sembuh atau butuh sesuatu jangan sungkan bilang sama dia, aduh enak banget ya punya pacar perhatian," ucap Nyonya Nala sangat bersemangat, kalau soal menggoda Akira apalagi tentang hubungan asmara mereka.

"Katanya Zizy, sahabat kamu juga bakal jenguk kamu ke sini," sambung Nyonya Nala sembari membuka pintu.

"Tunggu, Mama mau pergi kemana lagi?" tanya Akira namun tidak dijawab oleh Nyonya Nala, wanita itu tetap keluar dan kembali menutup pintunya. "Cih, anak sakit bukannya ditemenin malah ditinggal terus."

Di luar kamar pasien, tanpa Akira ketahui Nyonya Nala sedang menemui teman-teman sekelas putri sulungnya itu di lobi rumah sakit, Nyonya Nala merasa senang, sebab Akira memiliki teman-teman yang baik seperti mereka. Mereka mau menyempatkan waktunya untuk menjenguk Akira.

"Halo Tante," sapa Zizy bersama beberapa temannya yang berada di lobi rumah sakit, menunggu kedatangan wanita tersebut untuk mengantarkan mereka ke kamar pasien Akira.

"Iya, wah rame nya, makasih ya udah mau datang buat jenguk Akira. Ayo ikut Tante!" balas Nyonya Nala lalu mengantarkan mereka menuju ruangan tempat Akira dirawat. Sesampainya di sana, Nyonya Nala mempersilahkan teman-teman Akira untuk masuk ke dalam.

Sengaja Nyonya tidak ikut, sebab ia mau membiarkan mereka mengobrol bersama tanpa ada rasa canggung. 

"AKIRAAAA!!!!" heboh Zizy sembari memasuki ruangan, dan diikuti oleh anak-anak yang lain di belakangnya.

"Ini rumah sakit Zy, bukan kebun binatang," lelah Akira dengan sikap Zizy yang selalu saja berteriak, kadang ia sampai berpikir kalau tenggorokan anak itu terbuat dari karet.

"Hehe, sorry," balas Zizy cengengesan.

"Halo my besti, kecoak mana yang bikin lo sakit? Perasaan kemarim lo sehat-sehat aja," setelah diamnya Zizy, kini Akira harus dibuat sabar dengan spesies yang tak jauh berbeda dari sahabat perempuannya itu. 

"Namanya juga manusia biasa Ja," balas Akira kepada Eja. Dia yang semula ingin beristirahat dengan tenang, sekarang gagal karena keberadaan dua manusia heboh tersebut.

"Oh ya Ra, kita datang ke sini juga bawakan sedikit makanan buat lo, semoga lo suka ya," sahut Mey sembari memberikan sekantong makanan kepada Akira.

"Thanks ya, jadi ngerepotin kalian nih," balas Akira kepada teman-temannya yang berjumlah sepuluh orang, termasuk Eja dan Zizy.

"Oh ya, ngomong-ngomong ada tugas gak?" 

"Gila, lo masih sakit aja udah mikirin tugas, kalau gue mah bodoh amat Ra. Tapi asal lo tahu, alasan kita semua bisa datang ke sini karena bilang mau jenguk lo, makanya ulangan hariannya ditunda Minggu depan," balas Eja.

"Tapi sorry ya, kalau temen-temen sekelas nggak bisa ikut semuanya. Lo tahu sendiri kan kalau rumah sakit punya batasan pengunjung."

"Iya nggak apa-apa, lagian kalau lo ajak tiga puluh enam anak ke sini bukan jenguk lagi namanya, tapi study tour rumah sakit," balas Akira dan mengundang tawa mereka semua, bener juga.

Zizy mengeluarkan sekantong roti coklat serta sebotol susu dari dalam tas kecilnya, dan diberikan kepada Akira. "Nih, bukan dari gue, tapi Xavier," ucap Zizy dan diterima oleh perempuan itu.

"Xavier? Darimana dia tahu kalau gue sakit?" balas Akira bingung, perasaan dia belum memberitahukan tentang berita ini kepada siapapun, kenapa bisa sampai terdengar ke kelas sebelah?

"Lo tahu gak, berita sakit lo menyebar macam virus di sekolah, cepet banget. Kebetulan kita tahu ini dari adik lo sendiri, Rosalina," balas Zizy tak percaya memiliki teman artis seperti Akira. "Dia juga yang beri tahu di rumah sakit mana lo dirawat," sambungnya menambahkan.

"Owh, jadi Rosa yang kasih tahu ke mereka," batin Akira tersenyum.

"Ra, kita semua keluar sebentar ya mau cari angin, sekalian study tour rumah sakit beneran, gue penasaran sama toiletnya," ujar Eja.

"Plis! Dari sekian banyaknya ruangan di rumah sakit, kenapa lo milih toilet Eja!" sebal Zizy ingin sekali mencakar-cakar wajah temannya.

"Lah gue kan penasaran, emang apa salahnya? Lo mau ikut nggak?" tawar Eja.

"Nggak ah, gue mau di sini aja sama Akira," balas Zizy lalu melihat semua teman-temannya keluar dari dalam ruangan, bersama Eja yang berpura-pura menjadi pemandu wisata, dan pintu pun tertutup.

"Zy, gue mau bicara sesuatu yang penting sama lo, dan gue pikir lo juga harus tahu," ucap Akira dengan nada suara yang berbeda dari sebelumnya. "Ini tentang Genandra," sambungnya sedih.

"Genandra? Dia habis bikin masalah sama lo?" tanya Zizy penasaran.

"Harusnya gue dulu dengerin nasihat lo, soal hati-hati sama cowok seperti Genandra. Ternyata Zy... Bella itu bukan sepupunya dia, melainkan calon tunangannya. Bunda Genandra sendiri yang ngomong terang-terangan ke gue kemarin sepulang sekolah," ucap Akira sontak membuat Zizy menutup mulutnya.

"What?!" kejut Zizy bukan main. "Gila tuh cowok, berani-beraninya sahabat gue dijadiin mainan sama dia, cih dasar mantan playboy!" geram Zizy tak terima teman baiknya diperlakukan seperti ini. 

"Terus sekarang gimana? Lo mau putusin dia?" 

"Untuk itu.... gue masih bingung sama perasaan gue sendiri," balas Akira bimbang, bagaimanapun juga dia sudah terlanjur menaruh rasa kepada Genandra. 

"Tapi kelihatannya, Xavier juga suka sama lo Ra, gimana kalau lo sama dia aja? Dia anaknya baik, dan nggak punya skandal apapun di sekolah," ujar Zizy.

Kalau diperhatikan lebih dalam, Akira juga merasa kalau Xavier mencintai dirinya. Laki-laki itu sering memberikan perlakuan spesial kepada Akira, tapi mau bagaimana? Perasaan tidak semudah dihapus secepat kau menyeka air mata. Karena untuk sekarang, di hatu Akira masih terlukis nama Genandra.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
After School
2463      1147     0     
Romance
Janelendra (Janel) bukanlah cowok populer di zaman SMA, dulu, di era 90an. Dia hanya cowok medioker yang bergabung dengan geng populer di sekolah. Soal urusan cinta pun dia bukan ahlinya. Dia sulit sekali mengungkapkan cinta pada cewek yang dia suka. Lalu momen jatuh cinta yang mengubah hidup itu tiba. Di hari pertama sekolah, di tahun ajaran baru 1996/1997, Janel berkenalan dengan Lovi, sang...
My Sunset
6948      1489     3     
Romance
You are my sunset.
Luka Adia
753      460     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Kulacino
396      260     1     
Romance
[On Going!] Kulacino berasal dari bahasa Italia, yang memiliki arti bekas air di meja akibat gelas dingin atau basah. Aku suka sekali mendengar kata ini. Terasa klasik dan sarat akan sebuah makna. Sebuah makna klasik yang begitu manusiawi. Tentang perasaan yang masih terasa penuh walaupun sebenarnya sudah meluruh. Tentang luka yang mungkin timbul karena bahagia yang berpura-pura, atau bis...
Letter hopes
1025      566     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
Cinta Pertama Bikin Dilema
4334      1285     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
A Ghost Diary
5135      1615     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
Gareng si Kucing Jalanan
8599      3120     0     
Fantasy
Bagaimana perasaanmu ketika kalian melihat banyak kucing jalanan yang sedang tertidur sembarangan berharap ketika bangun nanti akan menemukan makanan Kisah perjalanan hidup tentang kucing jalanan yang tidak banyak orang yang mau peduli Itulah yang terjadi pada Gareng seekor kucing loreng yang sejak kecil sudah bernasib menjadi kucing jalanan Perjuangan untuk tetap hidup demi anakanaknya di tengah...
Secret Elegi
4091      1162     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...
Listen To My HeartBeat
520      319     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...