Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semu, Nawasena
MENU
About Us  

Beberapa hari kemudian, akhirnya Akira kembali masuk ke sekolah setelah menghabiskan tiga harinya di rumah sakit. Nyonya Nala meminta kepada gadis itu supaya beristirahat sedikit lebih lama lagi, namun Akira menolak, dia tidak mau membuang-buang waktu, karena sebentar lagi masa putih abu-abunya akan habis.

Selagi tubuhnya masih kuat untuk berdiri, Akira akan tetap berangkat sekolah demi mewujudkan sebuah impian yang dia dambakan sedari kecil, menjadi seorang arsitek dan berkumpul bersama orang-orang hebat. Meskipun ia tahu, jika itu.... mustahil terjadi.

Hari ini, kelas dua belas sedang melaksanakan ujian renang untuk nilai olahraga mereka. Dua Minggu sebelumnya, Bapak guru sudah memberikan beberapa pilihan, dan mereka semua sepakat memilih berenang sebagai ujian prakteknya.

Akira menatap kesal, kepada dua orang remaja yang tengah mengobrol di tepi kolam renang sebelah sana. Ia meremas sebotol air mineral yang telah Akira minum sebagian, di sisi lain dia juga merasa tak punya hak untuk mencampuri urusan mereka. "Cih, bahagia banget ya," lirih Akira tersenyum sinis, seraya memandang ke arah Genandra dan Bella.

Lalu, dari arah belakang, dia merasakan ada sebuah tangan kekar yang memegang pundak kirinya. "Eh, Xavier," ucap Akira reflek berbalik badan, menghadap pemuda tersebut.

Xavier sadar, objek apa yang tengah perempuan itu perhatikan sejak tadi. Akhir-akhir ini, berita tentang kedekatan antara Genandra dengan Bella masih menjadi trending topik di sekolah, Genandra sempat memberikan penjelasan kalau mereka berdua tidak memiliki hubungan apapun, terkadang ia juga menggunakan kata 'sepupu' sebagai alasannya.

Sayangnya Xavier tidak sebodoh itu, entah mengapa ia merasa kalau itu hanyalah alibi yang digunakan oleh Genandra untuk menyembunyikan sesuatu. Kata sepupu tidak cocok untuk sikap Bella yang terlalu lengket dan manja kepada laki-laki tersebut.

"Mungkin ini saat yang tepat bagi gue mengambil hati Akira," batin Xavier merasa memiliki peluang besar, untuk kembali memperjuangkan cintanya.

"Lo udah selesai ambil nilai?" tanya Xavier kepada Akira.

"Belum, masih gilirannya cowok," balas Akira, dalam ujian praktek kali ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama golongan laki-laki dan sesi selanjutnya golongan perempuan, tidak diurutkan berdasarkan kelas melainkan nomor absen yang diambil tiga anak dari masing-masing kelas untuk praktek.

"Kyaaaa gila cakep banget!" heboh semua siswi menggila, ketika melihat Javas yang baru saja menyelesaikan ujian prakteknya. Perutnya yang sixpack terpampang jelas, semakin terlihat sexy dengan adanya sisa-sisa air yang membasahi sekujur tubuhnya. Javas menyugar rambutnya ke belakang menggunakan jari-jari tangan, teriakan para kaum hawa semakin dibuat kencang karenanya.

"JAVAS! KALAU MAU TEBAR PESONA JANGAN DI SINI!" teriak Pak Gito, guru olahraga. Bukannya keluar dari dalam kolam renang, anak itu malah menikmati perhatian yang semua orang berikan kepada dirinya.

"Ih bilang aja kalau Bapak iri," balas Javas.

"Kamu jangan memperlambat ujian ya! Dulu perut saya jauh lebih bagus daripada kamu, jadi ngapain harus iri? Bukan sixpack, tapi sepuluh pack!" ucap Pak Gito, jangan dibandingkan dengan sekarang, sekarang perut pria itu sudah bulat seperti bola.

"Woy Vas bunga! Buruan naik! Dekem terus di air kayak ikan cupang, lihat noh banyak yang ngantri!" ledek Anggasta di tepi kolam renang membuat Javas mendengkus kesal.

"Bacot lo!" balas Javas dan segera keluar dari dalam kolam renang melewati tangga kecil di sana.

Sedangkan di sudut sana dekat peralatan renang, Akira terlihat sedang berbincang bersama Zizy. Zizy terus saja menutupi pengelihatannya menggunakan telapak tangan, pandangan di sini terlalu menyiksa mata.

"Mata lo kenapa ditutupin terus, cedutan?" heran Akira melihat tingkah aneh Zizy. 

Gadis itu kembali menarik tangannya dari wajahnya, manik mata sepekat langit malam itu kembali terlihat. "Lo nggak lihat banyak aurat di sini?" balas Zizy berbisik.

Akira mendecak, "cih aurat, bukannya lo yang dulu paling excited kalau nanti ujian praktek renang, sekarang udah dikasih cuci mata malah kepedesan mata lo," sindir Akira.

"Ck, ini roti sobeknya kebanyakan Ra!" apa anak laki-laki SMA zaman sekarang suka berolahraga? Iman Zizy terlalu lemah kalau soal ini.

"Roti sobek apanya? Lebay," lirih Akira lalu merasakan kedatangan seseorang dari arah belakang.

"Akira," panggil Genandra berjalan menghampiri mereka berdua. Raut wajah Zizy langsung berubah, dia mulai tidak menyukai Genandra sejak apa yang laki-laki itu perbuat kepada sahabatnya.

Akira mengedipkan matanya kepada Zizy, seolah-olah mengatakan kalau dirinya baik-baik saja, dan meminta kepada perempuan itu agar pergi sebentar meninggalkan mereka.

"Iya?" balas Akira dengan Genandra yang sudah berdiri di depannya.

Sejak perbincangan canggung mereka di rumah sakit, Genandra merasa kalau hubungan mereka sedikit merenggang. Percakapan yang semula menyenangkan pun perlahan berubah menjadi asing.

"Bagaimana kondisi lo?" tanya Genandra tersenyum.

"Baik," balas Akira singkat, dengan ekspresi datar. Bahkan dialog mereka yang dulu selalu bisa membahas seisi dunia pun, sekarang menjadi sesingkat ini.

"Ra, lo kenapa? Apa ada masalah, gue bisa dengerin cerita lo," khawatir Genandra hendak memegang kepala Akira, namun gadis itu mundur selangkah untuk menghindar.

"Nggak ada, gue baik-baik aja. Cuman gugup sedikit karena sebentar lagi giliran gue," balas Akira sempat melihat tangan Genandra membeku di tempat, wajahnya terlihat kecewa.

"Tenang aja, gue yakin lo pasti bisa. Lagian kalau lo tenggelam lagi, gue akan ada buat selamatkan lo sama seperti waktu itu," senyum Genandra.

"Hm, thanks. Gue bakal berusaha semampu gue, supaya lo nggak perlu repot-repot lakuin itu nanti," dingin Akira lalu mendengar nama absennya dipanggil oleh guru olahraga.

"Gue pergi dulu," pamit Akira berbalik badan, dan melangkah pergi.

Tangan Genandra sempat terangkat hendak meraih lengan perempuan itu, namun mengurungkan niatnya. Akhirnya bayang wanita ia cintai perlahan mulai menghilang, Genandra hanya bisa menatap punggung Akira yang semakin menjauh. 

"Akira.... apa lo sudah tahu?" batin Genandra menundukkan kepalanya sembari menatap ke arah telapak tangan kanannya yang terbuka, belaian tangan yang tak pernah gadis itu tolak sekarang disia-siakan begitu saja.



 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Perfect Love INTROVERT
10201      1892     2     
Fan Fiction
About love
1185      554     3     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
Luka Adia
753      460     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Premium
RESTART [21+]
8028      2990     22     
Romance
Pahit dan getir yang kurasa selama proses merelakan telah membentuk diriku yang sekarang. Jangan pernah lagi mengusik apa yang ada di dalam sini. Jika memang harus memperhatikan, berdirilah dari kejauhan. Terima kasih atas semua kenangan. Kini biarkan aku maju ke depan.
Tumpuan Tanpa Tepi
9620      2915     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
Laci Meja
478      320     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
DarkLove 2
1228      564     5     
Romance
DarkLove 2 adalah lanjutan dari kisah cinta yang belum usai antara Clara Pamela, Rain Wijaya, dan Jaenn Wijaya. Kisah cinta yang semakin rumit, membuat para pembaca DarkLove 1 tidak sabar untuk menunggu kedatangan Novel DarkLove 2. Jika dalam DarkLove 1 Clara menjadi milik Rain, apakah pada DarkLove 2 akan tetap sama? atau akan berubah? Simak kelanjutannya disini!!!
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
246      200     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Secret Elegi
4090      1161     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...
Lost in Drama
1843      719     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...