Ruang kerja berukuran tiga kali tiga meter di sebuah ruangan bertulisakan editor pada bagian pintunya itu terlihat sangat tidak karuan. Buku-buku berserakan di meja dan sofa. Sedangkan si empunya masih sibuk menatap layar komputer yang sudah hampir empat jam lebih tidak bergerak sama sekali dari tempatnya. Perempuan berambut panjang itu sesekali menggigit kukunya. Jika sudah fokus seperti ini, dia bahkan bisa melupakan dirinya sebagai seorang manusia yang membutuhkan makan.
Drrttt … Drrrttt …
Notifikasi dari ponsel perempuan itu akhirnya berhasil menyadarkan Irish ke jiwa manusianya. Entah mengapa notifikasi kali itu serasa membebaskannya dari naskah yang sedang dia edit. Naskah dengan kategori yang nyastra banget itu berhasil membuatnya hampir gila. Notifikasi yang kadang dia benci kali ini justru seperti oasis di padang pasir.
@aksara.kata: Udah siap buat nikah? Sekarang aku udah 27 tahun nih!
“HAH?” Irish terlonjak dari duduknya. Dia juga tanpa sadar menggebrak meja sampai membuat teman kerjanya buru-buru masuk ke dalam ruangannya.
“Lo kenapa, Rish?” tanya Franda yang terlihat terkejut. Perempuan itu semakin terkejut ketika melihat wajah pucat Irish.
“Gue lagi mimpi kan?”
“Hah?” Franda langsung mendekat dan memegang dahi Irish. Suhu tubuh perempuan itu jelas lebih panas daripada sebelumnya. Tapi Franda tahu kalau perempuan itu dari kemarin begadang. Suhu yang lumrah didapatkan oleh seseorang yang kurang tidur. “Lo emang kayaknya lebih butuh tidur sih.”
“Enggak gitu, Fran. Lo lihat ini!” Irish memperlihatkan notifikasi DM instagramnya kepada Franda. Sontak perempuan itu ikut terkejut.
“Gilak! Lo dilamar nih ceritanya, Rish? Aaaaa selamat ya bestie. Gue nggak nyangka lo lebih dulu nikah daripada kita-kita yang udah pacaran lama.” Franda memeluk tubuh Irish dengan senang. Perempuan itu bahkan menangis bahagia.
“Heh!” Irish menjauhkan kepala Franda dengan jarinya. Justru ini bukan sesuatu yang baik untuk Irish. “Ini bukan sesuatu yang bisa dirayakan.”
“Maksud lo?”
Irish memandang jauh. Dia sudah tidak pernah memikirkan pria itu. Irish bahkan sengaja tidak aktif menggunakan media sosialnya agar tidak menjadikan pria itu sebagai dunianya. Tapi dia tidak pernah menyangka pria itu datang padanya … setelah Irish tidak pernah menantikannya.