Read More >>"> Di Antara Mereka (Chapter 17) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Di Antara Mereka
MENU 0
About Us  

  Taman rumah menjadi tempat berkumpul keluarga Namiki malam ini. Gazebo di pojok taman mampu menampung tiga insan yang duduk bersama dengan tiga cangkir teh hangat dan semangkok cookies. Di momen itu, Mita tak melupakan handphone yang menampilkan pesan dari Kenzie. 

  Kenzie : Selamat malam, cantik. Kamu lagi apa?

  Membacanya saja, membuat sudut bibir Mita terbuka dan terangkat. Tampaklah gigi bersih nan rapinya yang mencerminkan keceriaan. Tiada menyangka, Mita yang merasa dirinya biasa saja, dapat dibilang cantik oleh cowok tertampan seangkatan. Hal itu sontak menuai kesenangan yang tak mampu ia ungkapan dengan kata.   

  Mita : Aku lagi bersantai di taman rumah. 

  Kenzie : Dengan siapa? 

  Mita : Keluargaku, lah. 

  Kenzie : Bolehkah aku minta alamat rumah kamu? 

  Alis Mita terangkat sebelah, menunjukkan rasa penasaran pada Kenzie yang mendadak ingin meminta alamat rumahnya. 

  Mita : Mau buat apa? 

  Kenzie : Aku sangat ingin datang ke rumah kamu!

  Mita : Ngapain? 

  Kenzie : Mau main aja. 

  Mita mematikan handphone sembari menepuk jidat. Ditatapnya sang Mama dan Papa yang menikmati malam dari sudut gazebo. "Mama... Papa," panggil Mita mengalihkan atensi pasutri itu. 

  "Iya?" jawab Lani mewakili Miko. 

  "Bolehkah teman cowokku main ke sini besok?" tanya Mita menepis gerogi di hati. Ia bermaksud menanyakan Kenzie yang ingin mengunjunginya. 

  "Boleh.. Yang penting jangan aneh-aneh!" jawab Lani memegang cookies.

  "Bagaimana dengan Papa? Apakah Papa setuju?"

  "Sama seperti Papa kamu!" jawab Lani mengunyah camilan yang sama dengan Miko. 

  "Oke, terima kasih Mama.. Papa!"

  Pasangan suami istri itu dengan mudah mengonsesikan teman cowok Mita untuk datang ke rumahnya lantaran ingat dengan penuturan Yeslau beberapa waktu lalu. Wanita itu mengirim sebuah pesan di whatsapp untuk Lani. 

  Yeslau : Permisi, Lani. 

  Lani : Iya Yes, ada apa?

  Yeslau : Aku hanya ingin memberi tahu kamu, tolong jangan melarang Mita untuk bergaul dengan teman sebayanya, termasuk anak laki-laki. Kamu hanya perlu mengawasi pergaulan lawan jenisnya, bukan melarangnya. Kalau Mita ingin bermain dengan teman cowoknya kamu harus mengizinkan!

Lani : Memangnya, apa yang diceritakan Mita ke kamu?

Yeslau : Maaf Lan, aku udah janji ke dia nggak akan membocorkan masalahnya ke kamu ataupun suami kamu. Pokoknya, kalau kamu mengizinkan dia bergaul dengan teman yang baik, semuanya aman, Lan! Maaf banget aku nggak bisa ngasih tau masalah Mita ke kamu! 

Lani : Oh, ya sudah, oke. Semuanya aku serahkan ke kamu dan ku ikuti perkataanmu. Terima kasih banyak, Yeslau. 

Yeslau : Sama-sama.

  Pesan itulah yang meringankan hati Lani untuk mengosensikan Mita bergaul dengan teman cowoknya. Awalnya, hati Lani sangat berat untuk mengizinkan teman cowok Mita jika akan berkunjung ke rumahnya. Hal itu terbukti bahwa ia belum pernah melihat wajah Gio yang telah bersahabat lama dengan Mita. Cowok itu pernah mengutarakan keinginannya untuk mengunjungi Mita di rumah. Namun, Lani tak memberi konsesi. Dengan terpaksa mereka memilih tempat lain untuk bertemu di luar jam sekolah.

  Mita menuruni gazebo. Handphone di tangannya menjadi alasan ia untuk masuk rumah guna meletakkan benda itu. Mita kembali lagi usai handphone-nya duduk tenang di nakas keluarga. 

  ๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน

  "Dokter, kapan anak saya bisa bangun?" tanya Mina menatap dokter yang tengah memeriksa Lica. 

  "Kami tidak dapat memprediksi Bu. Kami telah berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien, jika masalah bangun dari koa itu butuh waktu!" jawab pria berpakaian putih itu. Bak tersayat pisau hati Mina. Mendengar jawaban dokter itu. Ahli kesehatan saja, tidak dapat memprediksi kesadaran Lica, apalagi Mina. Sontak hatinya bertanya-tanya. Kapan Lica sadar? Bisakah ia sehat seperti sediakala? Mina sudah lelah menunggu kesadaran Lica. Namun, tak tau harus apa. Tiga hari sudah, gadis itu terbaring di brankar. Mina telah mentransfusikan darah untuk Lica, dokter pun telah melakukan penanganan dan pemeriksaan rutin setiap harinya. Darah di tubuh Lica telah normal, namun cewek itu tak kunjung bangun. "Baiklah, saya sudah selesai memeriksa pasien. Saya permisi!" ucap dokter lantas pergi usai diangguki Mina yang tetap berekspresi sedih.

  Mina mendekati brankar Lica. "Lica Sayang, anak Mama yang cantik. Kapan kamu bangun, Nak? Mama sudah rindu kamu Sayang. Mama rindu senyum kamu, suara kamu, keceriaan kamu bahkan kemarahan kamu pun Mama rindukan. Mama rindu segalanya tentang kamu Nak. Ayo, segeralah bangun! Mama hanya punya kamu, Nak. Hanya kamu harapan Mama satu-satunya, Sayang! Mama tidak ingin terjadi apa-apa denganmu. Di sini, Mama rela mengorbankan waktu Mama untuk menjaga kamu. Ayolah, Nak, cepat bangun agar kamu bisa bercerita semuanya pada Mama!" ucap Mina diiringi usapan lembut di dahi. "Mama ingin tahu awal mula kejadian yang menimpa kamu sampai seperti ini. Ayo bangun Sayang, ceritakan semua sama Mama!"

  Hati Ibu mana yang tidak susah melihat kondisi lemah sang putri. Seperti Mina sekarang. Andai bisa ditukar, Mina rela berada di posisi Lica sekarang. Mengingat Lica masih remaja memiliki masa depan yang masih panjang membuatnya kasihan. Lihatlah! Karena kondisi Lica, ia tidak dapat masuk sekolah. Tentu banyak pelajaran yang ditinggalkan. Selama di rumah sakit, tidaklah Lica tau tentang materi-materi di kelasnya yang berguna untuk ujian nanti. Itu juga yang dipikirkan Mina. Sangat disayangkan olehnya, Lica ketinggalan beberapa pelajaran di sekolahnya. Meski begitu, Mina tetap mengutamakan kesehatan putri semata wayangnya. 

  Sebuah kecupan diberikan Mina pada kening Lica. "Cepat sembuh anak Mama cantik!" ucapnya dijawab keheningan. Tangan Mina beralih mengusap lembut pipi Lica. Tanpa sadar, air mata menetes seketika. Ditambah netranya menangkap perban panjang di lengan Lica membuat dadanya kian sesak. Pikiran yang rasa jenuh di rumah sakit, kerinduan pada rumahnya yang kian membuncah disertai keinginannya untuk kembali berdagang kian mengikis kesabaran Mina. Teringin ia berteriak sekarang. Banyak hal yang berhamburan di benaknya, termasuk dagangannya yang tak mungkin bisa ia jual sekarang. Mina kehilangan banyak omset beberapa hari ini. Saat awal insiden yang mengejutkan itu pun, Mina terpaksa menolak beberapa pesanan yang masuk dan membatalkan pesanan yang telah ia terima. Tak ayal bila ia juga menyayangkan dagangannya yang banyak menguntungkan itu. Mulai dari pakaian, peralatan dapur, makanan ringan dan lain-lain. Tergantung pemesanan pelanggan. Semua itu Mina jual melalui online dan banyak membawa keuntungan. Sebulan saja, Mina dapat mencapai omset Rp. 5.000.000. Namun sepertinya, tidak dengan bulan ini. Bahkan, ia harus mengeluarkan banyak uang untuk biaya rumah sakit Lica. Antara rela dan tidak untuknya melakukan itu. Namun, harus bagaimana pula? Mengingat kondisi lemah Lica di sana saja, Mina tak tega. Namun, ia terpaksa menerimanya. Sudahlah, biar Tuhan yang mengatur semuanya. 

                             ***๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน***

  Dengan matahari yang tak malu menampakkan diri, SMP 02 Pancasila kembali dipenuhi oleh para siswa-siswi. Meski, jam masih menunjuk pukul 06.15, halaman sekolah telah ramai. Tidak seperti taman sekolah yang masih sepi lantaran hanya ditempati oleh seorang gadis berambut lurus. Siapa lagi buka Mita? Gadis itu menerima oksigen dari pepohonan di sekitar sembari memikirkan sesuatu. Tentu obrolan di roomchat Kenzie semalam yang menjadi hal utama di pikirannya. "Kira-kira, Kenzie mau ngapain ya? Ada niat apa dia ke rumahku nanti? Dan kenapa Mama sama Papa ngizinin? Padahal waktu Gio mau ke rumahku itu tidak boleh. Giliran Kenzie, boleh!" batin Mita tak tahu tentang pesan Yeslau untuk Lani di whatsapp. 

  "Ekhem.... Ngapain pagi-pagi ngalamun?" tanya Kenzie tiba-tiba berdiri di hadapan Mita yang langsung mengangkat sudut bibirnya. 

  "Kenzie," balas Mita dengan keceriaan dan mata yang berbinar. Sangatlah cantik jika Mita tersenyum ceria. 

  "Hai cantik, Bolehkah aku duduk denganmu?" tanya Kenzie bak cowok yang tengah PDKT. 

  "Boleh," jawab Mita mengangguk lalu bergeser guna memberi tempat longgar untuk Kenzie yang lantas duduk. 

  "Cantik sekali taman ini. Apalagi kalau masih pagi, cantiknya seperti cewek yang ada di hatiku," ucap Kenzie mengamati dedaunan hijau pada beberapa pohon di sekitarnya. 

  "Kamu ngomong apa, Zie?" tanya Mita gagal fokus. Tidaklah ia mendengar jelas ucapan Kenzie tadi. 

  "Kamu nggak dengar?" Kenzie menatap Mita dengan kening mengerut. 

  "Nggak terlalu!" jawab Mita menggeleng. Kenzie menghela napas. 

  "Taman ini sangat cantik secantik cewek yang ada di hatiku!" Kenzie menyebutkan inti dari ucapannya tadi. 

  Kening Mita mengerut menatap Kenzie yang menatapnya balik. "Maksdunya?" tanya Mita penasaran. 

  "Cewek yang ada di hatiku sangat cantik seperti taman ini!" jelas Kenzie. 

  "Siapa itu?" Mita tak lepas dari rasa penasaran. 

  "Nanti juga tahu sendiri," jawab Kenzie memalingkan wajah. 

  "Siapa ya?" tanya Mita dalam hati. Mungkinkah itu dirinya?

  "Jam pertama akan dimulai dalam sepuluh menit."

  Dua insan yang sedari tadi berada di taman sontak ke kelas usai mendengar itu. Berbaris di depan kelas menjadi kegiatannya dan teman-teman sebelum memulai pelajaran.

  Siswa-siswi 9D itu masuk kelas usai barisan tertata rapi. Kenzie tampak berjalan ke bangkunya yang terdapat Gio di dekatnya. Dua insan itu cukup lama tak melempar kata sesama. Karena rasa cemburu yang menguasai hatinya, Gio tak mengajak Kenzie bicara sejak mendapati dirinya berdua dengan Mita. Begitupun dengan Kenzie yang membenci Gio lantaran kebodohan cowok itu. Bodoh, Gio memang bodoh. Ia mempermainkan gadis secantik Mita. Begitulah apresiasi Kenzie. Tiada rasa lagi untuknya berteman dengan Gio. Tidaklah ingin ia menjadi bodoh seperti Gio jika terus menerus berteman dengannya. Alhasil, dua remaja yang menempati bangku deretan tengah paling belakang itu malas untuk mengobrol bersama. Bahkan, terselip sebuah rasa benci di benak Gio. Cowok itu benci dengan Kenzie yang mudah mengalihkan hati Mita darinya. Kenzie sangat mudah meluluhkan hati Mita hingga gadis itu melupakannya. Gio sangat benci akan hal itu. Seperti yang kita tahu, cowok itu tidak dapat melupakan Mita meski telah memiliki Lica. Berbeda dengan Mita yang kini telah melupakan Gio sepenuhnya. Tentunya, itu terjadi karena kebaikan Kenzie juga. Sikap baik Kenzie yang meluluhkan hati Mita, mampu melepas Gio dari ruang hatinya. Tidak lagi ia peduli apapun tentang Gio. Sebab kini, ada Kenzie yang siap menemani. 

  ****

  3 jam berlalu, kini saatnya istirahat. Penghuni kelas 9D mulai berhamburan keluar kelas. Mita masih sibuk memasukkan alat tulisnya ke tas. Lalu, tangannya meraih botol minum yang lantas ia buka untuk dapat meneguk air di dalamnya. Ia menutup botol sebelum benda itu kembali di tas. "Mita," panggil seorang cowok dengan keras. Sang pemilik nama pun menengok. Netranya menangkap cowok yang telah lepas dari hati dan pikirannya. Ekspresi malas sontak terpasang di wajah cantiknya. Memalingkan wajah ia lakukan sebagai tanda malas berkomunikasi dengan cowok itu. "Mita... Ayo ikut aku, izinkan aku memperbaiki persahabatan kita, Mit!" Gio menarik tangan Mita yang lantas memberontak. 

  "Lepaskan!" Gio tak putus asa. Dengan sekuat tenaga, ia menarik Mita hingga tergeser ke arahnya. "Gio.. Lepaskan!" Mita menggerakkan tangannya agar terlepas dari genggaman Gio. Namun, cowok itu tak menghentikan aksinya meski telah menjadi pusat perhatian siswa-siswi di sekitarnya. 

  Gio hendak membawa Mita ke belakang sekolah yang menjadi tempat tersunyi. "Lepaskan!" teriak seseorang dengan suara tegas. Gio yang sedari tadi melangkah pun sontak berhenti dan menoleh. Begitupun dengan Mita. Netranya menangkap keberadaan Kenzie yang melempar tatapan horor. "Lo lepaskan, atau berurusan dengan gue?" 

  "Tidak usah ikut campur lo!" tegas Gio. 

  "Gue berhak ikut campur!" timpal Kenzie. 

  "Siapa lo berani bilang begitu?" tanya Gio. 

  "Gue pacarnya Mita dan orang tuanya berpesan ke gua untuk selalu menjaga Mita dari orang brengsek seperti lo! Kalau lo nekat membawa Mita, lo bakal berurusan sama gue dan orang tuanya!" jelas Kenzie penuh kebohongan. Alasannya mengeluarkan kalimat itu hanyalah untuk melindungi Mita. 

  Mita sontak membelalak. Ia tak menyangka Kenzie melontarkan kalimat itu. Dalam hatinya sontak bertanya-tanya. Apa maksudnya? 

  Namun baiknya, Gio langsung melepas tangan Mita dari genggamannya. Gadis itu berlari ke belakang Kenzie seolah meminta perlindungan. "Ayo pergi!" ajak Kenzie menggenggam erat tangan Mita. Ia mengikuti langkahnya hingga ke taman sekolah. Sementara Gio hanya terdiam menatap dua remaja yang bergandengan itu. 

  "Kamu nggak papa?" tanya Kenzie setiba di tempat tujuannya dengan Mita yang kini menggeleng. "Syukurlah."

  "Terima kasih telah menyelamatkanku!" ucap Mita diangguki Gio dengan senyuman. 

  ****

  Beberapa jam kemudian, Mita telah pulang sekolah. Pakaian seragamnya telah berganti dress pink yang menambah kecantikannya. Rambut hitam yang tergerai membuatnya percaya diri untuk bertemu Kenzie sebentar lagi. Kini, ayunan di taman rumah telah mengayunkan tubuh Mita yang duduk di atasnya. Sembari bermain handphone, ia menikmati suasana siang menjelang sore dengan angin segar yang bertiup ke arahnya. 

Thulililing... Thulililing

  Mita menggeser ikon hijau di layar handphone-nya. 

  "Hallo Zie."

  "Aku udah di depan gerbang rumah kamu, bukain ya!" pinta Kenzie. 

  "Oke!" jawab Mita turun dari ayunan guna berjalan ke gerbang. Digesernya benda itu ke kiri yang langsung menampilkan wajah tampan Kenzie. 

  "Hai cantik, maukah kamu menjadi pacarku?" tanya Kenzie berjongkok dan mendongak. Buket bunga berukuran sedang di tangannya menjadi simbol keinginannya untuk mendapatkan hati Mita. Penuh harapan di hatinya untuk dapat menjalin hubungan asmara dengan Mita. Dari sini, Mita mengerti bahwa gadis cantik yang ada di hati Kenzie adalah dirinya. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
GUGUR
4006      1813     9     
Romance
Ketika harapan, keinginan, dan penantian yang harus terpaksa gugur karena takdir semesta. Dipertemukan oleh Kamal adalah suatu hal yang Eira syukuri, lantaran ia tak pernah mendapat peran ayah di kehidupannya. Eira dan Kamal jatuh dua kali; cinta, dan suatu kebenaran yang menentang takdir mereka untuk bersatu. 2023 ยฉ Hawa Eve
Singlelillah
1306      623     2     
Romance
Kisah perjalanan cinta seorang gadis untuk dapat menemukan pasangan halalnya. Mulai dari jatuh cinta, patah hati, di tinggal tanpa kabar, sampai kehilangan selamanya semua itu menjadi salah satu proses perjalanan Naflah untuk menemukan pasangan halalnya dan bahagia selamanya.
My Rival Was Crazy
108      94     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
Peri Untuk Ale
4452      2067     1     
Romance
Semakin nyaman rumah lo semakin lo paham kalau tempat terbaik itu pulang
Love is Possible
126      118     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Cinta Wanita S2
5111      1456     0     
Romance
Cut Inong pulang kampung ke Kampung Pesisir setelah menempuh pendidikan megister di Amerika Serikat. Di usia 25 tahun Inong memilih menjadi dosen muda di salah satu kampus di Kota Pesisir Barat. Inong terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara, ketiga abangnya, Bang Mul, Bang Muis, dan Bang Mus sudah menjadi orang sukses. Lahir dan besar dalam keluarga kaya, Inong tidak merasa kekurangan suatu...
Hei, Mr. Cold!
315      259     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Elevator to Astral World
2164      1222     2     
Horror
Penasaran akan misteri menghilangnya Mamanya pada kantornya lebih dari sedekade lalu, West Edgeward memutuskan mengikuti rasa keingintahuannya dan berakhir mencoba permainan elevator yang dikirimkan temannya Daniel. Dunia yang dicapai elevator itu aneh, tapi tak berbahaya, hingga West memutuskan menceritakannya kepada saudara sepupunya Riselia Edgeward, seorang detektif supernatural yang meny...
MANGKU BUMI
122      112     2     
Horror
Setelah kehilangan Ibu nya, Aruna dan Gayatri pergi menemui ayahnya di kampung halaman. Namun sayangnya, sang ayah bersikap tidak baik saat mereka datang ke kampung halamannya. Aruna dan adiknya juga mengalami kejadian-kejadian horor dan sampai Aruna tahu kenapa ayahnya bersikap begitu kasar padanya. Ada sebuah rahasia di keluarga besar ayahnya. Rahasia yang membawa Aruna sebagai korban...
GAUNG SANGKARA
1178      587     0     
Action
Gaung Sangkara, mendapatkan perhatian khusus mengenai pengalamannya menjadi mahasiswa Teknik paling brutal di kampusnya. Dimana kampusnya adalah sebuah universitas paling top di Indonesia, ia mendapatkan banyak tekanan akan nama-nama besar yang berusaha menindas bahkan membunuh dia dan keluarganya. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi sosial dan psikologis-nya. Lahir dari kalangan keluarga d...