Sesekali pikiran itu terlintas
Jika, di hadapanku, kedua mataku, bahkan jika itu waktunya...
"Ya. Aku sangat marah dengan perbuatanmu di masa lalu. Aku marah karena perlakuanmu padaku. Aku merasa kecewa, tidak dihargai, dan dikhianati. Aku sakit hati sekali."
Jika bertemu. Tentu. Orang itu mungkin sudah memiliki perubahan. Singkatnya, tidak lagi sama dengan dirinya di masa lalu.
Tapi tidak menutupi kenyataan bahwa, orang di masa lalu yang pernah membuatku mengalami sakit teramat, adalah bagian dari orang yang ku lihat di waktu sekarang, atau nanti (jika ada pertemuan).
Entah pada berapa cerita, sakit hati ini ternyata masih terbawa. Perasaanku padanya mungkin sudah berubah. Seperti mereka yang berkata setelah waktu berlalu, "Apalah aku benar-benar pernah merasakan cinta pada orang itu?"
Kenyataannya, jatuh cinta rawan membuat buta. Buta yang tidak perlu kujelaskan lagi bagi yang pernah merasakan.
Lalu tentang memaafkan sakit hati karena cinta, bisa berangsung-angsur menguap karena waktu, atau seperti luka yang baru saja terjadi ketika sosok yang sama ditemui lagi, parahnya beberapa luka masih terasa menyakitkan walau waktu sudah berjalan lama.
Tapi di hadapanku bukan "orang jahat itu". Di hadapanku memiliki cerita lain dalam hidupku. Dengannya pernah ada kecewa, ceria, marah, suka, duka, gembira, dan kesedihan di hari-hari yang pernah terlewati.
Dengannya yang ternyata masih membuatku nyaman berbagi hal-hal terkunci yang tidak bisa aku bagikan pada yang lainnya.