Bulan itu sangat benderang
Telapak tanganku menahan silau lampu sorot tepat di arah seberang aku berdiri. Aku ingin melihat cahanya bulan tanpa terhalau.
Langit malam yang cerah, walau banyak bintang-bintang bersembunyi. Semakin lama aku melihat langit, tampak satu, dua, tiga, kerlipnya di kejauhan.
Indah.
Malam itu hanya tinggal beberapa jam saja. Istirahatku juga mungkin tidak akan lama, sebelum esok pagi di mulai lagi.
Setidaknya, walau hanya sebentar, biarkan aku melihat sedikit lebih lama ke langit.
Hanya memandang.
Mengingatkanku pada waktu yang jauh pernah terjadi. Dahulu. Aku yang sedang berdiri melihat bintang tak terhitung jumlahnya. Di pinggiran kota tempatku tinggal dulu.
Hanya memandang.
Harapanku, asa itu datang kembali.
Apa aku bisa bersinar seterang itu?