Read More >>"> Of Girls and Glory (Chapter 10 -- September Woods) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Of Girls and Glory
MENU
About Us  

Pertengkaran itu membuat hubungan Annika dan Kiara semakin merenggang. Bahkan, lebih renggang dari sebelumnya. Setiap bertemu, Kiara bahkan tak menutupi ekspresi tidak sukanya berada satu ruangan dengan Annika. Membuat Annika merasa sedih bercampur kesal. Benar, mereka mungkin hanya mantan teman sekamar—bukan sahabat, sesuatu yang dikhawatirkan Annika dua minggu lalu.

Katanya, persahabatan membutuhkan pertengkaran untuk semakin dekat—tapi, pertengkaran semacam ini hanya akan mengarah pada kebencian. Kiara berbicara dengan penuh sarkasme, dan Annika merasa semakin kesal dan kesal dan kesal dan berakhir menganggap Kiara menyebalkan.

Sheila sudah memperingatkannya, supaya ia segera berbaikan dengan Kiara, seraya memberikan dalil tentang tidak bolehnya seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam. Tapi ia sudah berusaha meminta maaf, dan tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan kecuali menunggu amarah Kiara mereda.

Makrab yang dinanti-nantikan telah tiba. Satu bus telah disewa untuk berangkat ke Kecialu. Bukan perjalanan yang jauh—tapi semua anak sangat semangat menyambutnya. Obrolan para murid yang ceria memberikan suasana yang menyenangkan di dalam bus. Meskipun ada Sheila di sampingnya, Annika tetap tak bisa menghilangkan perasaan kalau ia bagaikan anak hilang di sini. Tapi ia bersyukur juga, untungnya ada Sheila.

Annika mendapat banyak jajan dari teman-temannya—permen, keripik kentang, atau kacang bawang, yang sedikit demi sedikit, rasa lezat itu membuat mood­-nya naik, dan membuatnya menikmati perjalanan. Oh, tapi siapa yang tak akan menikmati perjalanan dengan suasana ini? Hari masih tergolong pagi, sehingga matahari masih bersinar dengan ramah. Musik mengalun di speaker bus, bahkan ‘Roadside Yellow Butterflies’ pun termasuk dalam playlist. Bangunan-bangunan yang mereka lewati sepanjang jalan—sesimpel apapun, sangat menarik, setelah hanya melihat Aqiela Ru’ya selama berminggu-minggu, bahkan mengingatkan Annika pada rumah.

Mereka tiba di bumi perkemahan pada jam sembilan pagi. Udara sangat dingin—dan Annika tak bisa membayangkan kalau udara akan memanas ketika siang hari. Pastinya tidak akan memanas. Kak Regina yang memimpin upacara menyampaikan beberapa acara yang akan mereka lalui, dari mendirikan tenda sampai menyalakan api unggun.

Annika berpisah dengan Sheila. Ia menghampiri ketiga kakak kelasnya untuk membangun tenda bersama. Ia sudah berkenalan dengan mereka sebelumnya. Kak Airis memiliki tubuh yang paling tinggi. Ia memiliki kulit yang pucat. Tulang-tulang jarinya menonjol di tangannya. Ia memiliki wajah paling dingin yang bisa dibayangkan seseorang, tapi sebenarnya ia suka tertawa. Sementara itu, Kak Clara adalah kebalikannya, ia memiliki tubuh yang lebih pendek, bahkan lebih pendek dari Kiara. Ia mengenakan jilbab berwarna pink dan tas rajut stroberi yang manis. Di kepalanya bertengger topi putih untuk menghalau silaunya sinar matahari. Terakhir adalah Kak Katya. Sepengamatan Annika, ia adalah tipe orang yang lebih serius. (Meskipun tidak separah Ashna). Ia sudah menjadi prefek kebudayaan dari tahun sebelumnya, yang menunjukkan kalau para guru puas dengan kinerjanya sehingga ia bisa terpilih lagi di tahun keduanya. Ia tak terlalu tinggi, namun ia selalu mengenakan loafers dengan heel tinggi, hingga membuatnya hampir mencapai tinggi Kak Airis. Kelihatannya ia menyukai warna warm earth tone, karena warna pakaiannya tak jauh-jauh dari warna cokelat, sienna, atau tanah liat.

“Arina, ya, nama kamu?” tanya Kak Clara sambil meletakkan tasnya di bawah pohon bersama tas-tas lain. Mereka harus mendirikan tenda untuk berteduh, beristirahat, dan bersembunyi.

“Annika, Kak,” kata Annika membenarkan.

“Oh, iyaaaa! Aku kenapa bisa lupa, ya? Kamu kelas berapa?”

Airis melihat Clara dan memutar mata. “Ya kelas empat, dong, Rel. Gimana, sih.”

Clara diam sejenak seakan memikirkan sesuatu, lalu matanya bersinar. “Ah, yang suka main sama Kiara, yaaa?”

“Iyaa, Kak,” kata Annika mengiyakan. Kak Clara lumayan akrab juga dengan beberapa anak di angkatannya, ia benar-benar social butterfly. Salah satunya dengan Kiara, yang secara natural terkenal di anak-anak kelas lima simply karena ia adalah adik Regina, gadis sempurna yang lahir satu kali setiap empat ribu tahun, bercanda. Tapi Kak Clara pasti melihatnya saat ia mengobrol dengan Kiara.

Tenda mereka akhirnya tegak. Annika sebenarnya punya kenangan buruk soal tenda. Saat SD, sekolah Annika mengadakan perkemahan di halaman gedung yang disewa. Awalnya, tenda berdiri dengan sempurna. Namun semakin sore, tenda semakin condong, tapi Annika dan teman-temannya sudah terlalu lelah untuk membenarkan. Saat malam tiba, hujan turun dengan deras. Tenda yang menaungi mereka hampir rubuh. Baru kali itu Annika terbangun karena air mengucur di wajahnya, sungguh bukan pengalaman yang menyenangkan.

Tapi tenda yang disediakan sekolah untungnya punya kualitas yang lebih baik. Kerangkanya pun lebih kokoh. Ada atap sisa yang akhirnya mereka gunakan untuk menggelar tikar dan bersantai di sana.

“Kiara masih suka main kasti, Nik?” tanya Kak Airis membuka obrolan saat mereka berkumpul sambil menikmati jajanan. Kiara dan kastinya memang lumayan terkenal—atau Kiara dan tenisnya, dan olahraga-olahraga lain. Ia berulang kali dipilih sebagai perwakilan asrama atau kelas, dan merupakan monster bagi para lawannya. Tak heran kalau Kak Airis sampai tahu hal itu.

“Masih. Cuma akhir-akhir ini udah jarang, karena banyak tugas,” kata Annika.

“Iya, sih. Kalau awal kelas empat biasanya langsung kaget. Habis kelas tiga yang santai tiba-tiba langsung semua guru hobi banget ngasih tugas. Mana mapelnya lebih banyak dari waktu SMP,” kata Clara sambil melahap camilan keju berbentuk cincin.

“Kelas tiga engga santai deh, Rel,” kata Kak Airis tidak setuju.

“Maksudku kan dibanding kalau kelas tiga. Waktu itu kita malahan masih sempat jogging tiap sore. Inget, nggak? Kalau sekarang udah capek duluan.”

“Oh iya, hahahaha. Aku inget kamu ngide jogging ke asrama anak kelas lima waktu itu lalu dimarahin karna nginjak kubis orang, hahaha,” tawa Airis.

 “Iya, hehehe. Waktu itu aku kesel banget masa disuruh ganti pakai uang. Tapi sekarang aku jadi tahu kenapa. Numbuhin kubis susah banget …” keluh Clara.

Pembicaraan yang sudah tidak melibatkan Annika lagi kini membuat gadis itu tenggelam dalam lamunannya. Udara Kecialu yang segar ini membuatnya mengingat Kiara. Pasti menyenangkan kalau ia ada di sini. Annika tiba-tiba jadi sadar dengan posisi awkward-nya. Ia merasa seperti batu besar di antara kerikil. Para kakak kelas ini jelas-jelas sudah saling akrab, dan ia merasa menjadi bagian ganjil yang merusak dinamika mereka. Kalau Kiara yang berada di posisinya, ia pasti akan lebih cepat menyatu dengan mereka.

Makrab hari itu berjalan dengan lancar. Annika bersenang-senang. Tawanya meledak saat para gadis diminta untuk bekerja sama menangkap ikan per kelompok. Clara memujinya saat ia berhasil menangkap dua ikan besar, “Oh, keren juga kamu, Nik! Udah pernah nangkap ikan sebelumnya?”

“Belum pernah, Kak. Kayaknya ini hari aku nemuin bakatku,” tawa Annika.

Malam harinya, api unggun dinyalakan. Annika merapatkan lengan dalam jaket merah mudanya. Udaranya sangat dingin! Tapi bintang-bintang di langit yang terlihat jelas telah membayar semuanya. Annika menatapnya sampai puas, dan menghindari melihat siluet pucuk-pucuk pepohonan yang menyeramkan. Hidup di asrama membuatnya mendengar banyak versi cerita menyeramkan, termasuk perkemahan di hutan seperti ini!

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
GAARA
4826      1547     14     
Romance
"Kalau waktu tidak dapat menyembuhkan luka, maka biarkan aku menjadi mentari yang dapat membuat hidupmu bahagia." Genandra Mahavir Aditama, si kutub Utara yang dipaksa untuk mencintai seorang perempuan bernama Akira Magenta Valencia, dalam kurun waktu lima belas hari saja. Genandra diminta agar bersikap baik dan memperlakukan gadis itu sangat spesial, seolah-olah seperti dia juga mencin...
Nadine
5182      1302     4     
Romance
Saat suara tak mampu lagi didengar. Saat kata yang terucap tak lagi bermakna. Dan saat semuanya sudah tak lagi sama. Akankah kisah kita tetap berjalan seperti yang selalu diharapkan? Tentang Fauzan yang pernah kehilangan. Tentang Nadin yang pernah terluka. Tentang Abi yang berusaha menggapai. dan Tentang Kara yang berada di antara mereka. Masih adakah namaku di dalam hatimu? atau Mas...
Lilian,Gelasmu Terisi Setengah
799      528     2     
Short Story
\"Aku bahkan tidak dikenali oleh beberapa guru. Sekolah ini tidak lain adalah tempat mereka bersinar dan aku adalah bagian dari figuran. Sesuatu yang tidak terlihat\"
Kare To Kanojo
5373      1480     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
The Killing Pendant
2471      967     2     
Mystery
Di Grove Ridge University yang bereputasi tinggi dan terkenal ke seluruh penjuru kota Cresthill, tidak ada yang bisa membayangkan bahwa kriminalitas sesepele penyebaran kunci jawaban ujian akan terjadi di kelas angkatan seorang gadis dengan tingkat keingintahuan luar biasa terhadap segala sesuatu di sekitarnya, Ophelia Wood. Ia pun ditugaskan untuk mencari tahu siapa pelaku di balik semua itu, ke...
1'
2616      1024     5     
Romance
Apa yang kamu tahu tentang jatuh cinta? Setiap kali ada kesempatan, kau akan diam-diam melihatnya. Tertawa cekikikan melihat tingkah konyolnya. Atau bahkan, kau diam-diam mempersiapkan kata-kata indah untuk diungkapkan. Walau, aku yakin kalian pasti malu untuk mengakui. Iya, itu jarak yang dekat. Bisa kau bayangkan, jarak jauh berpuluh-puluh mil dan kau hanya satu kali bertemu. Satu kese...
Slap Me!
1343      609     2     
Fantasy
Kejadian dua belas tahun yang lalu benar-benar merenggut semuanya dari Clara. Ia kehilangan keluarga, kasih sayang, bahkan ia kehilangan ke-normalan hidupnya. Ya, semenjak kejadian itu ia jadi bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Ia bisa melihat hantu. Orang-orang mengganggapnya cewek gila. Padahal Clara hanya berbeda! Satu-satunya cara agar hantu-hantu itu menghila...
One-Week Lover
1219      687     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Delilah
8177      1696     4     
Romance
Delilah Sharma Zabine, gadis cantik berkerudung yang begitu menyukai bermain alat musik gitar dan memiliki suara yang indah nan merdu. Delilah memiliki teman sehidup tak semati Fabian Putra Geovan, laki-laki berkulit hitam manis yang humoris dan begitu menyayangi Delilah layaknya Kakak dan Adik kecilnya. Delilah mempunyai masa lalu yang menyakitkan dan pada akhirnya membuat Ia trauma akan ses...
Trip
825      409     1     
Fantasy
Sebuah liburan idealnya dengan bersantai, bersenang-senang. Lalu apa yang sedang aku lakukan sekarang? Berlari dan ketakutan. Apa itu juga bagian dari liburan?