Ruangan kelas XI IPA 1 itu sedang ramai sibuk berbicara dengan teman-temannya. Ada pula yang sibuk dengan telepon genggamnya, dan ada pula yang berselfie ria hingga menunggu guru datang.
Koko sedang asyik untuk bermain game di gawainya. Roni pun tak kalah asyik dengan rotinya yang ia bawa banyak dari rumah untuk jajan hari ini. Dari arah belakang pundak Koko ditepuk. Koko pun menoleh, ternyata Niko yang sudah berdiri di sampingnya.
" Ko, ntar kalo Bu Ina ngasih ulangan Biologi. Gue nyontek elu ya. Kalo Isma kejauhan", kata Niko sambil merangkul pundak Koko untuk menyepakati kesepakatan dengannya.
Koko pun mengangguk, tak masalah.
" Yes, thanks ya", ucap Niko sambil mengepalkan tangannya.
Niko pun segera berbalik untuk segera kembali ke tempat duduknya semula. Koko juga melanjutkan permainan di telepon genggam. Lalu tak selang berapa lama, Isma baru saja datang ke sekolah dengan memasang muka yang sedih. Kenapa dia, tidak seperti biasanya ia begitu. Gadis itu hanya duduk diam di bangkunya. Pukul 07:00 sebentar lagi bel berbunyi. Koko mengernyitkan dahinya, mengapa gadis itu datang agak siangan.
Hingga bel masuk berbunyi nyaring. Guru-guru segera memasuki kelasnya masing-masing. Tak terkecuali, Bu Ina Guru Biologi datang tepat waktu tidak memberikan waktu kosong untuk murid-muridnya. Murid-murid segera diam saat gurunya datang.
" Pagi anak-anak", ucap Bu Ina memulai pelajarannya.
" Pagi Bu", jawab anak-anak serempak.
" Hari ini tidak jadi ulangan ya anak-anak". Belum sempat untuk melanjutkan perkataannya, murid murid mulai bersorak kegirangan karena dibatalkannya ulangan hari ini. Seisi kelas mulai gaduh seperti tadi.
" Anak-anak dengarkan dulu penjelasan dari saya". Seisi kelas lalu terdiam kembali untuk menyimak penjelasan di depan kelas.
" Karena dibatalkannya ulangan hari ini, jadi saya mau memberikan tugas kepada kalian semua yaitu untuk mengamati hewan yang bisa kalian temukan dengan mudah. Apapun itu mau cicak, mau ikan atau kucing. Terserah. Lalu kalian harus mengamati hewan tersebut bagaimana cara berjalannya, tingkah lakunya dan lain lain nanti saya tulis di papan tulis. Nah kali ini untuk tugas tersebut, saya akan membagi kalian beberapa kelompok, yang beranggotakan satu kelompoknya hanya dua orang. Saya bagi sekarang ya", kata Bu Ina menjelaskan panjang lebar.
" Kelompok pertama ada Yunia dengan Tama", ucap Bu Ina sambil mencari nama yang sudah disebutkan tadi. Tama dan Yunia terlihat tidak keberatan dengan pasangan yang telah dipilih Bu Ina.
" Kelompok 2 ada Niko dengan Rara. Kelompok 3 ada Ana dengan Roni. Lalu, kelompok 4 ada Isma dengan Koko.... ", ucap Bu Ina sambil melanjutkan daftar nama kelompok. Isma yang mendengar itu membeku sesaat, kenapa dia harus dipasangkan dengan orang yang selama ini ia hindari.
Isma seperti tidak bersemangat hari itu. Koko pun juga terlihat kaget ketika dipasangkan dengan Isma, itu berarti tidak lain dan tidak bukan berarti akan mengamati kucing, karena Isma suka sekali dengan kucing. Keduanya terlihat seperti mendapat mimpi buruk yang tidak bisa diubah. Tapi apa boleh buat, mereka harus mematuhinya.
Sepanjang hari itu, mereka tidak terlihat konsentrasi, pikiran mereka seperti melayang entah kemana. Hingga bel pulang sekolah berbunyi nyaring pertama pelajaran telah usai. Isma dengan langkah gontai memanggul tas ransel dengan malas.
Tampaknya tidak hanya Isma yang berbuat demikian. Koko pun juga sama.
" Elu kira-kira sama Isma mau ngamatin hewan apa? " tanya Roni tiba-tiba. Tapi, yang ditanya hanya mengedikkan bahu. Namun Roni tetap melanjutkan perkataan yang seakan tidak memahami isi hati Koko saat ini.
" Menurut gue kayaknya kucing deh, secara Isma kan suka kucing".
" Aku pergi dulu", kata Koko sambil meninggalkan temannya yang belum beranjak dari kursinya. Roni hanya melongo melihat sifat temannya itu. Koko hanya ingin untuk cepat-cepat pulang ke rumahnya. Ketika ia melangkah di Koridor sekolah, Isma sudah ada di hadapannya.
" Btw untuk tugas kelompok. Kita ngamatin kucing aja ya. Dirumahku ada dua kucing nih. Jadi gampang kalo ngamatin mereka. Gimana? " kata Isma.
" Kamu aja deh yang ngamatin. Aku yang kebagian ngetik di komputer" ucap Koko dengan enteng. Isma yang mendengar pernyataan seperti itu pun tidak setuju.
" Nggak bisa begitu dong, kan namanya tugas kelompok jadi ya harus bareng-bareng kerjanya, " kata Isma sambil meninggikan suaranya. Sebal karena tidak menduga ide tersebut.
" Iya kan bener namanya tugas kelompok, jadi ya dibagi. Kamu bagian ngamatin kucing. Aku bagian ngetiknya. Adil kan" jawab Koko tidak mau kalah.
" Elu harus ikut buat ngamatin. Nanti kalo Bu Ina tanya pas presentasi, emang lu bisa jawab? Nggak kan? ".
Koko hanya bisa termenung, akhirnya ia mau tidak mau harus menuruti cewek ini. Ia tidak ingin terlihat bodoh di hadapan teman-temannya nanti saat presentasi di depan kelas. Belum sempat ia berbicara, Isma sudah dulu meninggalkannya.
" Gue cabut dulu, gue tunggu besok dirumah gue ya. Nggak pake lama", pamit Isma sambil berjalan menelusuri koridor.
Koko yang mendengarnya hanya bisa menghembuskan nafasnya. Ia memang sangat benci sama kucing, karena dulu waktu kecil dia pernah dicakar kucing sampai berdarah. Oleh karena itu sampai sekarang Koko belum bisa menghilangkan trauma dengan hewan mamalia tersebut. Sejujurnya untuk kali ini, ia benci dengan mata pelajaran Biologi. Padahal sebelumnya ia sangat suka dengan pelajaran ini. Tepatnya untuk hari ini, Koko seketika merasa benci karena adanya tugas yang baru diberikan oleh Bu Ina.
" Huh, kenapa harus ada tugas kelompok itu sih", batin Koko dalam hati sambil mengutuki nasibnya hari ini. Jika boleh memilih, ia akan lebih baik memilih untuk ulangan saat itu seberapapun susahnya, ia tidak akan mengeluh daripada dihadapkan dengan rumitnya tugas yang ia miliki.
Koko hanya bisa menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal dan meninggalkan koridor sekolah dengan langkah lemas dan tidak bersemangat, seperti orang yang habis berolahraga berat. Untungnya hari ini, ia bisa dijemput papanya naik mobil. Begitu ia di dalam mobil, ia tertidur dengan memasang headset yang ada di kolong mobil. Setelah itu ia tertidur sambil mendengarkan lagu favoritnya. Koko sedang tidak ingin diganggu saat ini. Ia ingin tidur berharap akan ada solusi yang lebih baik.
Mobil Papa Koko menembus keramaian ibukota yang sedang macet seperti biasanya. Siang ini yang sedang panas banyak sekali volume kendaraan yang sedang menelusuri jalan tersebut. Alhasil jalan pun menjadi tersendat dan tidak lancar. Sepertinya, mereka akan sampai rumah sedikit terlambat jika melihat panjang antrian macet hari ini.