Loading...
Logo TinLit
Read Story - Seharap
MENU
About Us  

Ini hari Jumat, hari kelima Tisha menjalani tantangannya. Harusnya Tisha bisa tersenyum mengingat ini adalah hari terakhirnya bersama Sawala di minggu ini, karena Sabtu dan Minggu libur sekolah. Tidak mungkin Riana memaksa mereka tetap bertemu, kan?

Namun, sedikit pun Tisha tidak ada menunjukkan semangat, wajahnya malah muram. Sebab, meskipun akan keluar kelas lebih awal, tetapi dia yakin tetap akan telat sampai ke rumah. Menjalani tantangan bersama Sawala membuat jadwal monoton Tisha terdistraksi sana-sini.

Benar saja, setelah bel terakhir berbunyi, bukannya menuju gerbang seperti siswa lainnya yang akan meninggalkan sekolah, Tisha malah harus terseret Sawala ke musala. Katanya ada yang harus gadis itu lakukan. Ah, Tisha mulai muak. Mengapa banyak sekali yang harus Sawala lakukan, urus, atau apalah itu. Sungguh meresahkan. Terlebih kali ini Sawala melarangnya menunggu di luar dan malah mengajak ikut serta ke dalam.

“Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,” ucap Sawala begitu tiba di depan pintu musala yang terbuka.

“Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.” Sahutan kompak dari beberapa orang yang ada dalam bangunan itu.

Mendengar cukup riuhnya suara mereka, Tisha yang berada di belakang Sawala, memicingkan mata. Sepertinya banyak orang. Namun, apa yang sedang mereka lakukan? Mengingat sekarang baru jam sebelas, rasanya terlalu awal untuk menunggu pelaksanaan salat Dzuhur.

“Nah, akhirnya Ibu Sekretaris tiba,” celetuk seseorang.

Mata Tisha menajam. Sekretaris? Bukankah itu bagian dari perangkat organisasi? Tunggu, tunggu!

Tisha memajukan wajah untuk mengintip isi musala. Di sana terdapat beberapa perempuan yang duduk melingkar dengan pandangan tertuju pada kedatangan Sawala. Dilihat dari posisinya seolah menggambarkan kegiatan perkumpulan.

Sebentar. Tisha kembali menegakkan tubuh. Sekarang hari apa? Benarkah Jumat? Oh, ya ampun, itu kan jadwal pertemuan anak Rohis, organisasi keagamaan sekolah. Bola mata Tisha melebar. Ini horor untuknya. Tolong jangan bilang Sawala sedang berupaya menjerumuskannya masuk ke organisasi itu!

“Ayo, Dek!” Sawala menyadarkan Tisha.

Tisha ingin kabur, tetapi tidak punya cukup alasan. Akhirnya, dia tetap terseret melewati bingkai pintu, mengikuti Sawala untuk menuju bagian sudut ruangan, lalu mendudukkan diri tepat di sebelah dua gadis yang kemarin tampak asyik mengobrol dengan Sawala. Pantas saja Sawala tampak akrab dengan mereka, ternyata teman seperjuangan di organisasi.

“Anggota baru?” tanya orang di sisi lain Sawala dengan setengah berbisik, tetapi masih sanggup mencapai indra rungu Tisha.

Tisha bergidik. Seketika berusaha mencari cara agar bisa mengisyaratkan pada Sawala untuk berkata 'tidak'. Sebab, perjanjiannya dengan Riana hanya untuk berdekatan dan mengikuti kegiatan Sawala dalam jangka pendek–dua minggu. Setelahnya, Tisha akan terbebas kembali dalam dunia sunyi bersama hadiah ketentraman karena tidak akan lagi direcoki Riana perkara interaksi. Jadi, tidak mungkin untuknya masuk organisasi yang mengikat untuk waktu lama.

Sawala membalas, “Ini Tisha, adik Bu Riana. Aku diberi amanah oleh beliau untuk mengantarkan adiknya pulang, jadi dia ikut ke sini untuk menemaniku.”

Tisha mengap-mengap. Ingin menyela, tetapi ragu. Dia ingin mengingatkan Sawala bahwa gadis itu lupa menggeleng dan menyertakan kata 'bukan' dalam ucapannya. Padahal itu yang paling penting, penegasan bahwa Tisha bukan calon anggota. Ingat, bagi Tisha kebahagiaannya adalah menjadi siswa biasa saja!

Namun, terlambat. Karena setelah orang yang bertanya ber-oh-ria, orang lainnya sudah bertanya topik lain. Membuat Tisha hanya sanggup menelan ludah susah. Momennya sudah habis.

“Kamu udah hubungi pematerinya kan, Sa?”

Sawala, yang baru mengeluarkan buku besar dari tas, mengangguk. “Semalam aku udah tanya beliau. Katanya siap datang pukul 11.” Sawala melirik arloji di tangan kiri. “Lima menit lagi.”

“Ya sudah, sambil menunggu kita nyanyi dulu aja, ya.” Orang yang tadi bertanya kembali bersuara. 

Tisha tahu orang itu. Dia adalah Nida, kakak kelas dua tingkat di atasnya, siswa kelas 12. Salah satu dari yang Senin lalu Sawala ambilkan mukena.

Dengan begitu, cukuplah pengetahuan Tisha bahwa anggota Rohis memang terdiri dari semua angkatan. Yang sedikit mengganjal bagi Tisha hanya tentang keakraban mereka. Kenapa bisa yang tidak berada di jenjang kelas yang sama bisa saling berbincang hangat seperti itu?

Ilahi lastu lil firdausi ahlaa.

Pikiran Tisha buyar karena lantunan serempak yang penuh kemerduan itu. Saat mengedarkan pandangan, Tisha mendapati semua agak memejam dengan bibir yang bergerak-gerak lamat. Seperti sedang ... menghayati?

Wa’ala Aqwa 'alannaril jahiimi.

Fahabli taubatan waghfir dzunubi.

Fainnaka ghafirudzdzambil 'adziimi.

Tidak bisa lagi berpikir, selanjutnya Tisha hanya turut mendengarkan dengan kepala tertunduk. Perasaannya tak keruan.

Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali.

Fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali.

Tisha tidak paham apa arti kalimat-kalimat itu, tetapi ada sesuatu yang menyelusup ke kalbunya, seperti ... sebuah ketenangan?

Ilahi lastu lil firdausi ahlaa.

Wa’ala Aqwa 'alannaril jahiimi.

Fahabli taubatan waghfir dzunubi.

Fainnaka ghafirudzdzambil 'adziim.

Bersamaan dengan berakhirnya lantunan itu, datang seorang perempuan yang Tisha perkirakan lebih tua darinya, tetapi jaraknya tidak terlalu jauh, mungkin usia mahasiswa. Dengan senyum lebar yang menghiasi wajah ayunya yang berlesung pipit, sosok itu masuk dan duduk di depan kumpulan. 

“Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,” ucapnya setelah mendudukkan diri dengan nyaman.

Yang lain menyahut kompak. “Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.”

Sementara Tisha hanya menyahut pendek, sekenanya. “Waalaikumsalam.” Wajahnya makin muram. Ketenangan yang tadi dia rasakan sudah hilang. Berganti ketakutan. Dia taku terjerumus sesuatu yang tidak dikenalnya.

“Bagaimana kabarnya, Teman-teman?”

“Baik!” Yang lain kembali menyahut serentak.

“Buruk.” Sedangkan Tisha, lagi-lagi memberikan jawaban yang berlawanan, tetapi kali ini hanya di dalam hati. Lagipula dia tidak merasa menjalin hubungan pertemanan dengan perempuan itu, jadi tidak merasa harus menjawab.

“Alhamdulillah. Semoga kita semua selalu mendapat kebaikan dari Allah SWT, ya. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.”

Saat yang lain menyahut lagi, Tisha memilih diam. Mulai sibuk mencari cara untuk memundurkan posisi duduk. Sepertinya bersandar ke tembok di belakangnya akan membuat dia lebih nyaman.

Setelah beberapa mukadimah, pembahasan pun dimulai. “Baiklah, untuk memulai sharing kali ini Kakak ingin bertanya, kira-kira apa, sih, yang bisa membuat kita bahagia?”

“Mendapat apa yang diinginkan!”

“Meraih kesuksesan!”

“Bersama dengan dia!”

“Huu!”

Berbagai jawaban disuarakan. Ramai pokoknya. Semua saling menimpali.

Tisha hanya membatin. Bisa sendirian. Ya, dia yakin itu adalah hal yang paling membahagiakan untuknya. Tidak banyak terlibat dengan orang lain akan membuat suasana hatinya membaik.

Kakak pemateri bertepuk tangan sekali, berusaha menenangkan audiens. “Iya, iya, memang benar semua itu bisa membahagiakan kita. Tapi sebenarnya ada, lho, satu hal lagi yang bisa bikin kita lebih bahagia, yaitu ... menjadi sebaik-baiknya manusia.”

Semua diam mendengarkan, termasuk Tisha. Alasannya antara sedikit tertarik dan tidak memiliki hal lain untuk dilakukan. Gabut gitu.

“Sekarang, ada yang tahu enggak gimana caranya menjadi sebaik-baiknya manusia itu?”

Senyap.

Kakak pemateri tersenyum. “Menurut hadits, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda yang artinya: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat.”

Pemateri itu mengambil napas, menjeda sejenak sebelum melanjutkan. “Nah, oleh karena itu, kalau kita mau bahagia dengan menjadi sebaik-baiknya manusia, kita harus jadi orang yang bermanfaat. Ingat, ya, untuk menjadi bermanfaat kita tidak perlu menunggu sukses, kaya, apalagi tua. Kapan saja, dengan bagaimanapun kondisinya, kita bisa berupaya untuk memberikan manfaat walau hanya dengan tenaga.

“Dengan apa adanya, kita bisa memberikan manfaat kepada sesama. Asalkan berniat dengan baik, perbuatan sekecil apa pun pasti akan tetap menghasilkan kebermanfaatan. Misal, dengan hal termudah seperti saling memberi salam, saling mendoakan, dan saling menebar senyuman. Kita kan tidak pernah tahu seberat apa hari yang tengah dilalui orang-orang di sekitar kita. Siapa tahu dengan sapaan dan senyum kita kepada mereka dapat meringankan beban hatinya.

“Sekilas memang terlihat sepele, tetapi yakinlah apa pun yang kita lakukan tidak akan menjadi sia-sia. Sebab, Allah SWT telah berkalam dalam Quran surah Al-Qashas ayat 84 telah, yang artinya: ‘Barangsiapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu’.”

Lalu ... blank. Tisha tidak dapat lagi mencerna kalimat-kalimat selanjutnya. Dia memegangi kepala yang terasa berdenyut. Tolong ... siapa pun bawa Tisha keluar!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
5310      1859     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...
Romance is the Hook
4708      1552     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
Prakerin
7809      2049     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...
Ketos pilihan
758      525     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Asoy Geboy
5930      1646     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
Fallin; At The Same Time
3155      1427     0     
Romance
Diadaptasi dari kisah nyata penulis yang dicampur dengan fantasi romansa yang mendebarkan, kisah cinta tak terduga terjalin antara Gavindra Alexander Maurine dan Valerie Anasthasia Clariene. Gavin adalah sosok lelaki yang populer dan outgoing. Dirinya yang memiliki banyak teman dan hobi menjelah malam, sungguh berbanding terbalik dengan Valerie yang pendiam nan perfeksionis. Perbedaan yang merek...
RIUH RENJANA
516      373     0     
Romance
Berisiknya Rindu membuat tidak tenang. Jarak ada hanya agar kita tau bahwa rindu itu nyata. Mari bertemu kembali untuk membayar hari-hari lalu yang penuh Renjana. "Riuhnya Renjana membuat Bumantara menyetujui" "Mari berjanji abadi" "Amerta?"eh
Cinta Sebelum Akad Itu Palsu
133      103     1     
Inspirational
Hayy dear...menurut kalian apa sih CINTA itu?? Pasti kalian berfikir bahwasanya cinta itu indah, menyenangkan dan lainnya. Namun, tahukah kalian cinta yang terjadi sebelum adanya kata SAH itu palsu alias bohong. Jangan mudah tergiur dan baper dengan kata cinta khususnya untuk kaum hawa niii. Jangan mudah menjatuhkan perasaan kepada seseorang yang belum tentu menjadi milikmu karena hal itu akan ...
One-Week Lover
1835      929     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Drifting Away In Simple Conversation
440      304     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...