Langkahku terhenti seketika
Saat kulihat dirimu di hadapanku
Hingga tak terasa
Kedua pipiku telah basah oleh air mata
Sayang...
Masihkah ada aku di hatimu?
Veronika_
*****
“Dek sudah jam berapa nih, kamu udah siap belum?” ujar Radit dari luar berusaha memanggil adiknya.
“Iya iya bentar Kak” jawab Vero dari dalam kamar.
Malam ini Randi mengajak keluarganya untuk makan di luar dengan alasan menyambut dia dan juga Radit yang jarang jarang bisa pulang dan kumpul bersama keluarga lengkapseperti ini. Tetapi ternyata tanpa sepengetahuan keluarganya, Randi juga mengajak Kaila dan memperkenalkannya sebagai calon istrinya.membuat semua yang ada disana terkejut.
“Hmm Ma, Pa sebelumnya aku mau ngomong serius sama kalian”
Ujar Randi setelah mereka selesai makan.
“Sure, mau ngomong apa Ran?” Jawab Papa.
“Gini Pa, aku sama Kaila sudah memutuskan untuk tunangan. Kira kira Papa sama mama gimana?”
“Ya ampun sayang, Mama senang sekali dengarnya”
“Iya Papa juga senang ternyata anak papa sudah besar sekarang”
“Haha iya dong Pa, bosen sendirian terus”
“kalian sudah tentuin mau tanggal berapa?”
“Belum Ma, kita masih bingung”
“Bulan depan aja kak barengin sama ulang tahun pernikahan Mama sama Papa”
“Ujar Vero memberi saran kepada Kakaknya.
“Wah bener tuh kata adek” ujar Radit.
“Gimana kalau kita bahas ini bareng sama orang tua Kaila juga, ini kan acara dua keluarga bukan hanya satu keluarga”
“Mama setuju sama Papa, gimana kalau besok kita undang keluarga Kaila untuk makan malam di rumah kita sekalian kita bahas ini? Bisa Kaila?”
“Iya bisa tante, nanti aku bilang ke Mama sama Papa”
“Yaudah kalau gitu nanti biar aku aja yang bilang sekalian anterin kamu pulang ya, biar lebih afdol gitu”
“Bangga aku sama Kakak” ujar Vero melihat kakaknya bicara dengan sangat yakin.
“Lo mau juga ya diseriusin sama Valdo? Udah nanti biar gue yang bilang ke dia deh?”
“Apaan sih Kakak, itu Kak Radit dulu tuh gimana. Masa aku duluan sekolah aja belum kelar”
“Iya bener tuh kata Vero, kamu kan sebentar lagi wisuda Dit, gimana sudah ada belum nih yang nemenin wisuda nanti?” Ledek papanya juga.
“Apaan sih Pa, aku belum ada pikiran mau nikah muda, biar Vero aja dulu kalau dia udah siap”
Akhirnya keluarga tersebut sibuk saling berdebat antara Radit Vero Randi hingga orang tuanya dan Kaila pun sesekali ikut menimbrung perdebatan kakak beradik itu.
Tepat pukul 10 malam mereka semua sampai di rumah. Berbeda dengan Randi yang masih mengantarkan Kaila pulang dan baru sampai di rumah sekitar jam 11 malam.
*****
Sudah satu minggu semenjak Radit ada di rumah, dan selama itu pula Vero selalu menolak ajakan Valdo. Sampai-sampai Valdo mengira kalau Vero sudah tidak sayang lagi dengan dia. Hingga terakhir malam ini sebenarnya Valdo juga mengajak Vero keluar tapi Vero menolaknya dengan alasan dia sudah ada acara dengan keluarganya. Sampai pada akhirnya Valdo pun mengirim sebuah pesan yang sangat mengejutkan Vero sepulang dari makan malam bersama keluarganya tadi.
Sesampainya di kamar Vero langsung men charger Hpnya lalu dia tinggal untuk bersih bersih ke kamar mandi. Selesainya dia dari kamar mandi dia tidak mengecek Hpnya dan langsung tidur karena dia sudah sangat lelah.
Pagi harinya Vero melihat Hpnya yang ternyata ada beberapa pesan masuk dan diantaranya adalah dari Valdo. Tanpa menunggu lama lagi dia langsung membuka pesan tersebut.
Vero, aku sekarang sadar kalau selama ini kamu nggak bener* bahagia sama aku, maaf karna selama ini aku udah egois sama kamu, dan mulai sekarang aku bakal bebasin kamu, kalau memang ada seseorang yang lebih baik dari aku dan kamu sayang aku ikhlas kok, dan makasih buat waktu kita selama ini
Valdo💜
Maksud kamu apa sih Val, nggak lucu tau nggak, aku bener* nggak faham sama jalan fikiran kamu, atau jangan* kamu yang udah nggak tahan sama hubungan kita? Kalau emang iya jujur aja kali, nggak usah kayak gini, aku pasti bakal ngerti kok
Vero🐼
“Nih anak kenapa sih, aneh banget” ujar Vero sambil menaruh hpnya sembarangan.
“Lo kenapa sih kusut banget mukanya, ada masalah apa lagi?” tanya Randi yang melihat kelakuan adiknya barusan.
“Tau tuh Kak Valdo, masa tiba-tiba dia chat nggak jelas gitu” ujar Vero kesal
“Mungkin lo kurang perhatian sama dia, udah berapa lama coba kalian nggak main bareng, gue kira kalian emang udah putus beneran” ujar kak Randi lagi.
“Udaaah... ya ampun, pasti dia marah banget deh sama aku” ujar Vero seraya beranjak pergi.
“Lo mau kemana? Main nyelonong aja, kaya nggak liat ada orang disini” ujar kak Randi kesal.
“Aku harus pergi”
“Kemana?”
Tapi Vero sudah tidak menjawab pertanyaan kakaknya.
“Vero kenapa? Kok kayaknya panik banget gitu?” tanya Radit yang melihat adiknya pergi.
“Marahan sama pacarnya gara-gara dia di rumah terus sama lo, lagian Lo juga sih, pulang harusnya nyari cewek jangan di rumah terus dong” ledek Randi pada adiknya.
“Yaelah, kayak gitu aja marah cowok apaan tuh. Lagian aku pulang kan buat kumpul-kumpul bareng keluarga bukan buat nyari pacar, kalau cuman nyari pacar di bandung juga banyak” Radit berusaha membela diri.
“Iya deh terserah Lo, mending sekarang Lo ikut gue aja deh mumpung gue masih libur”
“Ah, males mending juga di rumah” jawab Radit yang memang lebih suka diam dirumah dari pada pergi-pergi, beda dengan saudara-saudaranya yang lain yang suka travelling.
“Yeee bocah, orang kerjaannya kok di rumah aja, ya udah nanti kalau mama sama papa pulang bilang aja gue sama Vero lagi pacaran”
“Ya udah sana pergi tinggal pergi juga, tapi inget pulangnya jangan lupa beliin makanan”
“Ogah” jawab Randi sambil meninggalkan rumah.
*****
“Val, kamu kenapa sih, kok makanannya nggak dimakan?” tanya Sesil saat melihat Valdo sedari tadi hanya mengaduk-aduk makanannya saja.
“Nggak papa kok, gue lagi nggak laper aja Sil”
“Habis ini kita nonton yuk, ada film bagus yang pengen aku tonton, kamu mau ya” ujar Sesil manja.
“Besok-besok aja deh Sil, gue capek banget, lagian kan besok kita TO, gue mau belajar” ujar Valdo.
“Ayo lah Val, bentar aja, habis nonton aku janji langsug pulang deh, mau ya” Sesil berusaha membujuk Valdo, tapi yang dibujuk tetap saja tidak mau.
“Enggak, sekali nggak tetep nggak Sesil” ujar Valdo yang langsung mematahkan keberanian Sesil.
“Ya udah deh”
“Lo udah selesai makan kan, kita pulang sekarang” ujar Valdo saat melihat Sesil selesai makan.
Sudah beberapa hari ini Sesil dan Valdo sering pergi bersama, awalnya Sesil menelefon Valdo bahwa dia lagi butuh teman ngobrol, karena orang tuanya yang selalu memarahinya bahkan memukulnya, Valdo yang mendengar cerita Sesil pun merasa kasihan dan akhirnya dia tidak tega untuk menolak permintaan Sesil tersebut.
*****
“Sore Bi, Kak Valdo ada di rumah nggak Bi?” tanya Vero setelah pintu rumah Valdo terbuka.
“Eh ada non Vero, den Valdo lagi pergi non, Bibi kira pergi sama non Vero?”
Tanya asisten rumah tangga Valdo heran.
“Enggak kok Bi, dia nggak ngajak aku pergi, hemm, udah lama belum Bi Kak Valdo perginya?”
“Baru saja, coba di telefon aja non, siapa tahu aden mau ke rumah non Vero”
“Ya udah deh Bi, kalau gitu Vero permisi dulu”
“Ya non hati-hati, nanti kalau den Valdo pulang biar Bibi bilangin buat nelfon non Vero”
“Iya Bi makasih”
Setelah dari tempat Valdo, Vero tidak langsung pulang, dia mengendarai mobilnya dengan tidak sadar, sampai akhirnya dia berada di sebuah mall yang cukup besar. Dia pun akhirnya turun dan masuk ke dalam. Karena tidak ada yang dia ingin beli, maka dia hanya membaca-baca buku yang ada di sana. Saat sedang asyik baca-baca, tiba-tiba hpnya bergetar tanda ada pesan masuk, Vero pun langsung melihatnya.
Kamu lagi dimana dek? Dicariin mama sama papa.
Kak Radit
Setelah melihat pesan dari sang kakak Vero baru sadar kalau ternyata dia sudah cukup lama berada di luar rumah. Karena tidak mau membuat Radit dan yang lain khawatir Vero pun langsung membalas pesan dari Kakaknya.
Maaf kak tadi niatnya cuma sebentar kok, hehe ini juga udah mau pulang
Vero🐼
“Vero?”
“Kak Hitto? Kok nggak sama Sandra?” tanya Vero yang melihat pacar sahabatnya sendirian.
“Gue bareng sama dia kok, tuh dia lagi milih-milih novel, Lo sendiri nggak sama Valdo?” tanya Hitto yang melihat Vero sendirian.
“Enggak tadi aku ke rumanya tapi dia lagi pergi katanya” jawab Vero malas.
“Lo marahan lagi sama dia?”
“Vero?” tanya Sandra yang baru menyadari keberadaan sahabatnya.
“Lo kok sendiri, Kak Valdo mana?”
“Iya,aku tadi lagi jalan-jalan aja, eh aku udah di cariin nih, aku balik dulu ya, bye” pamit Vero dan langsung melesat meninggalkan Sandra dan Hitto sebelum mereka bertanya macam macam lagi.
“Dia kenapa sih, marahan lagi ya sama Kak Valdo?” tanya Sandra pada Hitto.
“Iya kali, heran deh akhir akhir ini marahan mulu mereka”
“Kak Valdonya aja pasti yang nakal, kamu omongin dong dia, biar nggak bikin Vero sedih mulu, kasian tau aku lihatnya”
“Iya iyaa nanti aku coba tanyain deh ke rumahnya” ujar Hitto sambil mengusap lembut kepala Sandra.