"Eh thanks" Ucap Elisa gugup.
Kemudian Erlan tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah Elisa dan membisikkan sesuatu yang membuat Elisa semakin tersipu.
"Lo cantik banget hari ini, apalagi pas pipi Lo merah"
Mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Erlan membuat pipi Elisa semakin merona.
Setelah itu Erlan dan Elisa saling pandang dan tersenyum dalam diam ditemani sunset yang sangat indah di tepi pantai itu.
Hari yang sempurna ditambah dengan perasaan yang sudah lama tidak Elisa rasakan dan mungkin juga sama dengan Erlan.
π£π£π£
Malam ini setelah dari sunset mereka memutuskan untuk keliling kuliner di sekitar Malioboro.
Malam di Malioboro tidak pernah sepi dari para pengamen di pinggir jalan dan juga pengunjung yang hanya sekedar datang untuk duduk di tepi jalan hingga yang ingin berbelanja. Live music yang ada di pinggir jalan pun menambah epic suasana malam ini.
"Eh gue sama Karin ke sana dulu ya, gue mau beli oleh-oleh buat mami" Ujar Aldi sambil berjalan menjauh sebelum mendapatkan persetujuan dari yang lain sambil menggandeng Karin.
"Eh gue juga ikut dong, gue juga mau beli oleh-oleh nih" Seru Andre sambil berlari mengejar Aldi dan juga Karin.
Hingga tertinggal Elisa dan juga Erlan saja yang masih heran melihat kelakuan teman-teman mereka.
"Lo nggak mau beli oleh-oleh juga?" tanya Erlan setelah mereka cukup lama diam.
"Enggak"
"Ya udah kita jalan-jalan aja kalau gitu" Ajak Erlan yang langsung disetujui oleh Elisa dengan anggukannya.
Mereka akhirnya berhenti di sebuah stand makanan yang menjual dragon ice karena Elisa ingin membelinya. Mereka pun menikmati dragon ice tersebut sambil bercanda memainkan asap yang muncul setelah mereka memakan dragon ice tersebut.
"Eh Erlan lihat tuh punya lo asapnya muncul lewat hidung juga" Ucap Elisa sambil tertawa melihat itu.
"Lo juga tuh liat, kaya dragon beneran haha"
Mereka begitu asyik bermain dragon ice tersebut sampai akhirnya mereka tiba di tempat yang lumayan rame membuat mereka kesulitan untuk bergerak.
"Ini ada apa sih ini kok rame banget" Tanya Elisa khawatir.
"Nggak tau"
Erlan mengajak Elisa menerobos kerumunan orang yang sedang berada di sekitar mereka dengan menggenggam tangan Elisa.
Elisa yang menyadari hal itu langsung membuat kedua pipinya merona, tetapi dia juga membiarkannya.
"Wahhh ada pasar malam ternyata" Ucap Elisa antusias setelah mereka berhasil melewati kerumunan orang-orang itu.
"Mau naik itu yuk" Ucap Elisa lagi sambil menunjuk bianglala.
"Sama gue?" Tanya Erlan dengan tampang penuh tanda tanya itu.
"Iyalahh siapa lagi"
"Ta... Tapi Gue-
"Plisss, jarang-jarang loh kita bisa nikmatin suasana kayak gini"
Ucap Elisa melihat tampang Fathur yang sepertinya akan menolak ajakannya untuk naik permainan tersebut.
"Ya udah iya" Akhirnya Fathur pun meng iyakan ajakan Elisa tersebut. Merekapun langsung mengantri untuk naik ke bianglala tersebut. Di dalam bianglala Elisa terlihat sangat antusias, matanya sangat berbinar lucu sekali.
"Lo baru pertama kali ya naik ginian?" Tanya Erlan yang sedikit heran melihat Elisa begitu antusias.
"Enggak sih, dulu gue pernah tapi waktu masih kecil banget jadi udah lupa juga rasanya gimana, hehe" Jawab Elisa sambil ketawa lucu.
"Wahhh liat deh Lan itu bagus banget" Ucap Elisa saat mereka berada di tempat yang paling atas. Saking excited nya dia sampai memegang erat tangan Erlan.
"Lo lucu ya kalau lagi excited gini" Ujar Erlan sambil menepuk pelan kepala Elisa. Membuat pipi Elisa lagi-lagi merona.
π£π£π£
"Yang lain dimana ya, kok belum keliatan juga sih" Ucap Elisa yang sedang duduk di samping tukang jagung bakar.
Elisa dan juga Fathur sudah mengelilingi tempat permainan yang ada di pasar malam tersebut dan hampir semua wahana mereka naiki. Karena sudah cukup merasa lelah akhirnya mereka memilih untuk istirahat sambil menikmati jagung bakar yang dijual bapak-bapak di pinggir jalan.
"Mau pulang sekarang?" Tanya Erlan yang melihat wajah Elisa memang sudah terlihat kecapekan.
"Tapi yang lain gimana?"
"Mereka bisa pulang sendiri"
"Tapi kan-
Belum juga Elisa menyelesaikan ucapannya, Erlan sudah menarik tangannya meninggalkan tempat itu.
"Udah nggak apa-apa. Muka lo juga udah keliatan capek gitu"
Ujar Erlan sambil terus meninggalkan tempat tersebut sambil menggandeng tangan Elisa unuk kembali ke resort.
Sesampainya di resort ternyata Karin dan yang lain masih belum juga pulang. Jadilah hanya ada mereka berdua di resort tersebut.
"Gue... Langsung ke kamar ya Lan mau mandi dulu" Ucap Elisa sesaat setelah mereka sampai di dalam resort.
“Ya udah gue juga mau mandi udah lengket banget nih"
Setelah itu Elisa beranjak dari ruang tamu untuk naik ke kamarnya karena dia dan Karin menempati kamar yang ada di lantai 2 sedangkan cowok-cowok menempati kamar yang di lantai dasar. Saat Elisa sudah berjalan di pertengahan anak tangga tiba-tiba Erlan memanggilnya.
"El"
"Iya?"
"Emm thanks ya buat hari ini"
"Iya sama-sama, gue... naik dulu ya"
Erlan kemudian menjawabnya dengan anggukan.
Lalu Elisa melanjutkan langkahnya ke kamar dengan senyum yang masih mengembang sempurna di wajah meronanya.
“Kayaknya dia bisa bantu gue buat beneran sembuh” gumam Erlan pelan sebelum beranjak ke dalam kamarnya
π£π£π£
"Karin kenapa lama banget sih nggak pulang-pulang, pake acara nggak bisa ditelfon lagi" Ujar Elisa berucap sendiri di dalam kamarnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam dan Elisa tiba-tiba merasa lapar lagi, padahal tadi sebelum pulang dia sudah makan di angkringan dengan Erlan.
"Di dapur kayaknya ada mie instan deh, gue bikin mie aja kali ya"
Ujar Elisa sebelum akhirnya beranjak meninggalkan kamarnya menuju dapur.
Sesampainya di dapur dia melihat isi kulkas, dan setelah melihat ada beberapa telur dan juga sosis Akhirnya Elisa memutuskan untuk membuat omelet saja.
Erlan yang memang berniat untuk mengambil minum di dapur, sedikit terkejut saat melihat ada bayangan seseorang di dalam dapur. Setelah dilihat lebih dekat ternyata itu adalah Elisa yang sepertinya sedang membuat sesuatu. Erlan pun beranjak ke dapur untuk menghampiri Elisa.
"Tadi sok-sokan makannya dikit sih jadi laper lagi kan sekarang"
Elisa yang sedang asyik memasak omelet pun terkejut bukan main karena ungkapan Erlan barusan dari belakangnya.
"ya ampun, bikin kaget aja"
"Haha makanya kalau di suruh makan tuh dihabisin, akhirnya sekarang kelaparan kan?"
"Orang gue tadi emang beneran udah kenyang kok, tapi gatau kenapa tiba-tiba laper lagi aja. Lo sendiri ngapain kesini pasti laper juga kan?"
"Gue tadi tuh mau ngambil minum tapi liat ada Lo lagi masak dan kayaknya enak jadi pengen deh, masakin gue sekalian dong"
"Yeee tadi aja ngejek, sekarang malah minta dibikinin juga kan"
"Siapa suruh masakan lo baunya enak"
"Ya udah bentar nih gue bikinin"
Erlan duduk di kursi dapur sambil terus mengamati Elisa yang sedang memasak untuknya sambil terus tersenyum tanpa sadar.
"Nih udah jadi, jangan senyum-senyum mulu"
"Eh thanks, emangnya nggak boleh ya senyum-senyum karena dimasakin cewek cantik"
"Apaan sih. Lo diajarin Aldi ya gombal-gombal kayak gitu"
"Orang serius juga, Btw Lo nggak nambahin racun kan di makanan gue"
"Gue tambahin obat tikus tadi"
"Baik banget sih, ya udah nih gue suapin Lo dulu, biar sama-sama keracunan"
"Sorry gue udah punya sendiri ini" Ujar Elisa sambil menyuapkan omelet miliknya sendiri kedalam mulut.
"Nanti kalau gue sampai kenapa-kenapa Lo yang tanggung jawab ya"
"Hmm"
Erlan akhirnya menyuapkan omeletnya ke dalam mulut.
"Hmm Lo pinter masak juga ya ternyata"
"Enak kan?"
"Enak banget"
“Nggak usah lebay. Orang cuman omelet doang juga”
“Dasar aneh, dipuji malah nggak mau”
Saat keduanya sedang asyik makan dan sesekali mereka juga saling ngobrol, tiba-tiba pintu terbuka dan muncul lah Karin dan yang lainnya.
"Tau deh yang lagi pacaran main ninggalin kita aja pulangnya" Seru Andre yang sudah beranjak menghampiri mereka berdua.
"Sorry. Tadi kalian susah banget dihubungin soalnya" Jawab Elisa yang merasa tidak enak.
"Masa sih? Tapi ya udah gue mau maafin lo deh tapi gue juga mau dong dibikinin makanan kayak Erlan gitu" ujar Andre yang melihat sahabatnya terlihat sangat menikmati makanannya.
"Kalau mau bikin sendiri sana nggak usah nyuruh-nyuruh orang bisa nggak?" Sela Erlan yang langsung disambut cemberut oleh Andre.
"Ngeselin Lo, yaudah gue minta punya Lo aja deh"
"Gaboleh"
"Eh Lan ada kecoa itu ada kecoa" Teriak Andre yang langsung membuat Erlan berlarian ke sembarang arah.
"Mana Ndre mana?" Andre yang melihat Erlan sedang berlari kesembarang arah bukannya memberitahunya malah asyik menghabiskan makanan Erlan. Sebenarnya itu hanya akal-akalan Andre saja tadi.
"Eh Lo bohongin gue ya"
"Haha pelit sih lo, btw enak banget gila ini makanannya"
"Sono abisin aja gue udah nggak nafsu gara-gara Lo"
"Dengan senang hati brother"
Akhirnya Andre pun menghabiskan makanan Erlan, sedangkan Erlan dan yang lainnya memilih untuk duduk di ruang tamu karena tadi Karin membawa pulang pizza.
Setelah semua makanan mereka habis akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat ke kamar sebelum besok siang mereka pulang.
Saat Elisa sudah bersiap-siap untuk tidur tiba-tiba hp nya bergetar tanda ada pesan masuk.
"Siapa sih yang nge chat malam-malam gini" Ujar Elisa sambil mengambil hp nya yang berada di nakas.
Good night El
Jangan begadang, tidur yang cukup biar besok nggak badmood di jalan βοΈ
Btw, thanks for today
Erlan
Sebenarnya tadi saat mereka sedang bermain di Malioboro Erlan meminta nomornya dengan alibi takut Elisa tersesat. Elisa membaca pesan tersebut dengan senyum-senyum sebelum akhirnya membalas pesan Erlan dan langsung tidur.
Good night juga Lan, iya sama-sama thanks juga udah bikin gue happy
Elisa