Read More >>"> Bimbang (Segera Terbit / Open PO) (Part 5 | Sunset) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Akhirnya mereka sampai juga di Gumuk pasir pada jam 14.30 karena tadi selama di perjalanan mereka sempat beberapa kali melipir seperti saat Karin yang tiba-tiba ingin makan gudeg gara-gara melihat seorang yang berjualan gudeg di pinggir jalan, atau Andre yang tiba-tiba ingin BAB dan harus berhenti cukup lama di pom bensin. Dan hal-hal konyol lainnya.

Gumuk pasir adalah sebuah gurun pasir yang terkenal dengan pemandangannya yang keren sebagai spot foto dan juga sebagai tempat berselancar di atas pasir di jogjakarta.

Di tambah lagi dengan kondisi pasir disana yang sangat lembut dan juga bersih membuat siapapun yang datang kesana seperti terhipnotis oleh keindahan Gumuk pasir tersebut.

Setelah mereka sampai di Gumuk pasir, mereka lalu berjalan menuju tempat papan selancar untuk menyewa papan selancar tersebut. Karena dari ke lima anak ini belum pernah ada yang kesini jadi mereka juga meminta mas-mas penyewa papan selancar tersebut untuk mengajari mereka terlebih dahulu.

Setelah sekitar 20 menit akhirnya mereka diperbolehkan untuk mencoba berselancar sendiri. Dan yang langsung bisa melakukannya adalah si gesit Andre dan juga Erlan.

Sedangkan Karin yang paling sering terjatuh diantara mereka karena tidak bisa menjaga keseimbangannya. Aldi dan Elisa akhirnya berhasil juga setelah mencoba beberapa kali. Dan setelah cukup lama berlatih dan juga terjatuh akhirnya Karin berhasil juga melakukannya.

"Ca liat gue udah bisaaa" Teriak Karin saat sudah berhasil berselancar dari atas ke bawah gurun pasir tersebut.

"Awas beb ati-ati jangan meleng" Baru saja Aldi selesai mengucapkan hal itu Karin langsung tersungkur di pasir.

Melihat itupun mereka langsung tertawa terbahak-bahak membuat Karin semakin merasa kesal.

"Ihh kalian kok jahat sih, bukannya di tolongin malah diketawain" Rengek Karin.

"Lagian Lo sih pake gaya-gayaan Meleng segala" Ucap Andre di sela-sela ketawanya.

"Udah-udah sini main lagi aja" Akhirnya Elisa yang memang dari bawah berjalan membantu Karin untuk naik lagi setelah puas menertawakan sahabatnya itu.

Mereka terlalu asyik bermain hingga tidak menyadari sudah berapa lama mereka disana. Untuk yang ke sekian kalinya Elisa berselancar lagi dari atas, tetapi saat sudah hampir sampai tiba-tiba ada sesuatu yang menabrak papannya sehingga membuatnya oleng dan hampir terjatuh. Tetapi sebelum Elisa terjatuh ternyata Fathur sudah lebih dulu menangkap tubuhnya sehingga Elisa tidak jadi terjatuh.

"Eh... makasih Lan" Ucap Elisa setelah tersadar dari beberapa saat mereka hanya saling diam.

"Lo nggak apa-apa?"

"Nggak apa-apa kok"

"Makanya lain kali hati-hati"

"Iyaa, lagian tadi itu juga karena ada sesuatu yang kebetulan kena papan kok"

"Sekali lagi thanks ya" Ucap Elisa sambil tersenyum tulus kepada Erlan.

"Eh Lo berdua kalau mau pdkt jangan disitu! Buruan naik nanti keburu sunsetnya hilang"

Teriak Aldi mengagetkan mereka berdua.

Akhirnya Elisa dan juga Erlan beranjak ke atas menemui teman-temannya.

"Ciee Erlan udah berani deketin Ica ya sekarang" Goda Karin yang melihat mereka sudah sampai di atas.

"Apaan sih Rin" Elisa yang mendengarnya pun langsung menegur Karin dengan tatapan tajamnya itu. Tetapi sepertinya kali ini gagal karena Karin tidak terlihat takut sama sekali.

"Kayaknya pulang dari Jogja ada yang bakal bagi-bagi PJ nih" Ujar Andre membuat suasana semakin rame saja.

"kita jadi mau lihat sunset nggak nih?" Tanya Fathur yang langsung disambut antusias oleh Karin.

"Jadi donggg" Teriak Karin paling keras.

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pergi dari Gumuk pasir dan beralih menuju pantai Parangtritis yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka saat ini.

Mereka sampai di pantai Parangtritis sekitar jam setengah enam lebih sehingga mereka masih ada waktu untuk menunggu sampai sunsetnya muncul. Sambil menunggu sunset mereka duduk di pantai tersebut di temani beberapa cemilan yang Karin bawa sambil ngobrol-ngobrol ringan.

"Eh gue mau beli gorengan itu deh kayaknya enak, kalian mau juga nggak?" Tanya Elisa yang melihat ada penjual gorengan tak jauh dari mereka.

"Mau dong Ca"

"Iya gue juga mau" Ujar Karin dan juga Andre.

"Lo temenin Elisa sana Lan kasian dia beli sendirian" bisik Aldi yang berada disebelah Erlan.

"Berisik Lo" Ujar Erlan kepada Aldi, tetapi Erlan tidak membantah ucapan Aldi juga.

"Gue temenin biar nggak susah Lo bawanya" Ucap Erlan sambil beranjak berdiri.

"Eh gue bisa sendiri kok" Ucap Elisa tulus.

"Nggak apa-apa sekalian jalan-jalan juga, bosen gue sama mereka"

"Ya udah kalau gitu"

🐣🐣🐣


Sampai di tempat penjual gorengan kemudian Elisa memesan beberapa macam gorengan yang ada disitu.

"Lo mau gorengan apa?" Tanya Elisa kepada Erlan yang berada di sampingnya.

"Gue samain aja sama yang lain"

"Yaudah, eh itu ada kelapa muda kayaknya enak deh" lirih Elisa yang masih bisa didengar Erlan sambil terus melihat ke arah penjual kelapa muda.

"Lo mau?” Tanya Erlan yang melihat Elisa melihat kelapa muda tersebut dengan sangat antusias. Dan langsung dijawab dengan anggukan oleh Elisa di tambah puppy eyes nya membuat Erlan yang melihatnya merasa gemas sendiri.

"Mauuu"

"Ya udah Lo tunggu sini biar gue beli kelapa mudanya" Ujar Erlan yang tanpa sadar sambil mengayunkan tangannya ke atas kepala Elisa dan mengusapnya lembut sebelum beranjak menuju penjual kelapa muda. Membuat Elisa seketika terdiam dengan kedua pipi Elisa yang merona akibat ulah Erlan barusan.

Kenapa jantung gue jadi deg-degan gini sih. Ya ampun Elisa Erlan juga pasti ngusap kepala lo karena reflek aja nggak ada maksud lain. Pliss lo nggak perlu deg-degan kayak gini. Batin Elisa setelah Erlan beranjak pergi.

Duhhh kok tangan gue main pegang-pegang kepala dia aja sih tadi. Kalau dia mikir macem-macem gimana coba Lan. Bego lo ya. Gerutu Erlan sambil berjalan menjauh dari Elisa.

Setelah mereka selesai membeli gorengan dan juga kelapa muda, mereka pun kembali kepada teman-teman mereka yang sedang asyik bercanda.

"Makanan datang guys" Seru Elisa yang langsung disambut antusias oleh Karin dan juga yang lainnya.

Mereka pun menikmati makanan mereka sambil bercanda dan masih menunggu sunset. Saat sedang asyik menikmati cemilan tiba-tiba saja Erlan mengejutkan Elisa dengan membersihkan sisa makanan yang ada di bibirnya.

"Eh sorry El ada ini di bibir Lo tadi" Hal itu berhasil membuat kedua pipi Elisa kembali merona gara-gara perbuatan Erlan tersebut.

"Eh thanks" Ucap Elisa gugup.

Kemudian Erlan tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah Elisa dan membisikkan sesuatu yang membuat Elisa semakin tersipu. Mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Erlan membuat Elisa hanya bisa tersenyum dan merona.

Setelah itu Erlan dan Elisa saling pandang dan tersenyum dalam diam ditemani sunset yang sangat indah di tepi pantai itu.

Hari yang sempurna dengan perasaan yang sudah lama tidak Elisa rasakan.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Rain, Maple, dan Senja
888      528     3     
Short Story
Takdir mempertemukan Dean dengan Rain di bawah pohon maple dan indahnya langit senja. Takdir pula yang memisahkan mereka. Atau mungkin tidak?
Mutiara -BOOK 1 OF MUTIARA TRILOGY [PUBLISHING]
11997      2363     7     
Science Fiction
Have you ever imagined living in the future where your countries have been sunk under water? In the year 2518, humanity has almost been wiped off the face of the Earth. Indonesia sent 10 ships when the first "apocalypse" hit in the year 2150. As for today, only 3 ships representing the New Kingdom of Indonesia remain sailing the ocean.
Gunay and His Broken Life
4804      1914     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Cinta Aja Nggak Cukup!
4709      1509     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
AKU BUKAN ORPHEUS [ DO ]
679      374     5     
Short Story
Seandainya aku adalah Orpheus pria yang mampu meluluhkan hati Hades dengan lantutan musik indahnya agar kekasihnya dihidupkan kembali.
NADI
5271      1398     2     
Mystery
Aqila, wanita berumur yang terjebak ke dalam lingkar pertemanan bersama Edwin, Adam, Wawan, Bimo, Haras, Zero, Rasti dan Rima. mereka ber-sembilan mengalami takdir yang memilukan hingga memilih mengakhiri kehidupan tetapi takut dengan kematian. Demi menyembunyikan diri dari kebenaran, Aqila bersembunyi dibalik rumah sakit jiwa. tibalah waktunya setiap rahasia harus diungkapkan, apa yang sebenarn...
How Precious You're in My Life
11630      1986     2     
Romance
[Based on true story Author 6 tahun] "Ini bukanlah kisah cinta remaja pada umumnya." - Bu Ratu, guru BK. "Gak pernah nemuin yang kayak gini." -Friends. "Gua gak ngerti kenapa lu kayak gini sama gua." -Him. "I don't even know how can I be like this cause I don't care at all. Just run it such the God's plan." -Me.
PROMISE
560      394     2     
Short Story
ketika sebuh janji tercipta ditengah hubungan yang terancam kandas
Guguran Daun di atas Pusara
427      286     1     
Short Story
Tentang Hati Yang Mengerti Arti Kembali
451      292     4     
Romance
Seperti kebanyakan orang Tesalonika Dahayu Ivory yakin bahwa cinta pertama tidak akan berhasil Apalagi jika cinta pertamanya adalah kakak dari sahabatnya sendiri Timotius Ravendra Dewandaru adalah cinta pertama sekaligus pematah hatinya Ndaru adalah alasan bagi Ayu untuk pergi sejauh mungkin dan mengubah arah langkahnya Namun seolah takdir sedang bermain padanya setelah sepuluh tahun berlalu A...