waktu malam sudah berubah menjadi pagi , matahari dari timur telah terbit menyinari langit ini dengan cahaya hangatnya. Selamat penduduk berkumpul di gapura desa pancarona. Di gapura Desa itu pancarona berdiri dengan membawa tas. Sempena berpenampilan sangat berbeda dari penampilan yang biasa. Celana hitam panjang yang dikenakannya, dia juga melilitkan sarung bermotif batik mega mendung dengan warna biru tua, selain itu Sempena juga menggunakan kaos putih dengan jas lengan panjang berwarna hitam bermotif batik Kawung.
Disinilah Sempena harus berangkat memulai perjalanannya menuju kerajaan Halai Balai. Sebelum dia pergi beberapa penduduk desa memberikannya bekal berupa makanan dan minuman. Kakek gimbal memberikan pesan kepada Sempena untuk menghadapi masalah apapun dimasa mendatang dengan penuh semangat, Sempena mengiyakan pesan Kakek gimbal dan mengucapkan salam perpisahan kepada kakek gimbal dan seluruh penduduk desa Pancarona, Sempena mulai melangkahkan kakinya keluar dari gapura desa dan pada akhirnya perjalanannya menuju Kerajaan Halai Balai dimulai.
Matahari tepat berada di atas kepala , Sempena melangkahkan kakinya cukup jauh dari Desa pancarona, mungkin sekitar 13 km. Sekarang dia telah berada di dalam hutan yang lebat, walupun matahari tepat diatas kepala dan menyinarinya , hutan ini gelap bagaikan malam karena lebatnya hutan itu.
Sempena berhenti dan berhenti sejenak di bawah poho beringin. Dia tas membukanya dan memakan makanan yang telah diberikan oleh penduduk desa Pancarona , sambil makan dirinya melihat lembaran buku Sanubari Bestari yang dari tadi terbang mengikuti berjalan sambil menunjukkan peta jalan menuju kerajaan Halai Balai. Berdasarkan peta itu jaraknya dengan Kerajaan Halai Balai sudah lumayan dekat.
Saat Sempena sedang asik makan Dia merasakan suatu energi sihir yang cukup kuat, namun di sisi lain Sempena juga merasakan hawa negatif. Saat dia melihat sekeliling hutan itu dari bawah pohon beringin dia tidak melihat apa-apa namun energi sihir dan hawa negatif itu tetap ada, karena peringatan itu Sempena langsung membereskan makanannya dan memaksa untuk melanjutkan perjalanannya bersama buku Sanubari Bestari ke ke kerajaan Halai Balai.
TIdak terlalu lama dia telah sampai kewilayah besar pertama dimensi Bumantara Nusantara tersebut. Disana Sempena juga sudah tidak merasakan hawa negatif lagi, namun dia masih merasakan sumber energi yang lebih kuat di wilayah ini. Sempena berpikir positif mungkin saja Karena kerajaan Halai Balai adalah salah satu wilayah terbesar di dimensi sementara maka wilayah ini memiliki energi sihir yang berlimpah.
Saat Sempena sampai gapura kerajaan halal Balai terlihat gapura itu terbuat dari batu-batu yang sudah amat tua, di batu-batu gapura tersebut terdapat juga tulisan-tulisan aksara Jawa kuno yang Sempena tidak tahu apa artinya. Saat dia melangkahkan kaki melewati gapura kerajaan tersebut , terlihat halaman yang luas dan diisi dengan rumput-rumput yang kering selain itu juga terdapat bangunan-bangunan seperti candi dan artefak namun terbengkalai dan sudah hancur walaupun masih ada beberapa yang utuh. Sempena terus mengikuti jalan lurus yang ada didepannya.
" Mantra Deva, jari-jari cahaya" , mantra yang dikeluarkan Sempena untuk menyingkirkan pilar-pilar yang telah rubuh dan menghalanginya. Sejak Sempena berjalan menjelajahi kerajaan Halai Balai dia tidak melihat satu orang pun di sana, kerajaan ini bagaikan kerajaan yang telah mati, namun dia tetap melanjutkan perjalanannya mungkin saja di pernikahannya akan ada hal-hal yang bisa membantu untuk menemukan suku Jawana.
Dari perbincangan terlihat kerajaan Halai Balai , kerajaan itu sangatlah besar dan terbuat dari bebatuan. Kerajaan Halai Balai memiliki atap berbentuk kubah seperti candi , bukan hanya dibagian puncak atas kerajaan Halai balai saja , terdapat puncak-puncak yang rendah dan memiliki kubah juga. Mungkin jumlahnya sekitar ribuan banyaknya.
Aksara-aksara Jawa kuno terukir di pintu masuk kerajaan selain itu terdapat lambang bulan gerhana dipintu itu sebagai lambang suku Jawana. Sempena membuka pintu kerajaan Halai Balai dengan sangat perlahan karena pintu itu sudah usang. Terlihat singgasana ryang terbuat dari bebatuan yang masih utuh dan belum hancur , beberapa pilar diistana itu telah hancur, tidak ada yang bisa ditemukan disana.
Dikerajaan tersebut terdapat banyak tangga di setiap kubah istana yang jumlahnya mencapai ribuan. Sempena mencoba memasuki setiap kubah untuk menemukan sesuatu tentang keberadaan suku Jawana, walupun akan memakan waktu yang lama karena jumlahnya yang ribuan.
Udara dingin memasuki kerajaan Halai Balai dari lubang-lubang dinding kerajaan yang rusak. Sempena berjalan di tangga menuju ke kubah terakhir dan kubah yang letaknya di puncak istana tersebut. Tubuhnya dipenuhi keringat tanda kelelahan, kaki gemetar karena lelah menaiki tangga anak yang banyak. Setelah sampai di depan kubah istana itu , Sempena merasa senang namun dia juga merasa aneh karena hanya kubah di puncak istana inilah yang terdapat pintu. Dipintu itu memiliki simbol bulan purnama dan ukiran aksara Jawa kuno yang sama seperti dipintu masuk kerajaan Halai Balai. Saat ingin membukanya, pintu itu tak bisa dibuka. Sempena menggunakan berbagai kekuatan sihirnya namun pintu itu tetap tak bisa dibuka , Sempena merasa putus asa namun Dia teringat dengan pesan kakek bagaimana menghadapi semua masalah dengan semangat yang tinggi.
Sempena akhirnya berhenti sejenak sambil memikirkan ide, saat dia masih memikirkan ide dia teringat akan Desa insan yang terkena virus candrawa , dia khawatir jika kondisi di desanya itu semakin buruk Karena dia sudah berada di dimensi Bumantara Nusantara ini selama 3 hari , namun seluruh kekhawatirannya itu dijawab oleh buku Sanubari Bestari, buku itu memunculkan sebuah kata-kata di salah satu lembaran halamannya yang berisikan bahwa satu minggu dimensi Bumantara Nusantara ini sama dengan satu hari di dunia Nusantara.Sempena akhirnya lega dan bisa melanjutkan memikirkan sebuah ide.
Saat sedang berpikir, dia tiba-tiba teringat dengan kata kakek gimbal dan penduduk desa bahwa suku Jawanya hanya bisa ditemui saat peristiwa bulan ganda gerhana. Sempena mengamati langit dari kubah puncak tertinggi itu saat di sana dua bulan masih terlihat seperti biasanya, karena Sempena juga tidak tahu bagaimana ciri-ciri peristiwa ganda gerhana , dia bertanya kepada buku Sanubari Bestari.
"Wahai buku Sanubari Bestari menceritakan aku bagaimana ciri-ciri peristiwa bulan ganda purnama"
lembaran buku Sanubari Bestari terbuka lalu dari halamannya muncul sebuah tulisan yang menjelaskan bahwa bulan ganda purnama muncul tepat saat tengah malam atau pukul 00.00, kedua bulan di dimensi Bumantara Nusantara akan bergabung menjadi satu membentuk bulan yang sangat besar bewarna ungu cerah.
Setelah mendengarkan penjelasan buku Sanubari Bestari , muncul api semangat lagi di dalam diri Sempena. Sembari menunggu tengah malam dan peristiwa bulan ganda purnama muncul, Sempena menyuruh buku Sanubari Bestari untuk kembali masuk keportalnya terlebih dahulu, dan mengistirahatkan dirinya dengan duduk bersandar. Karena lelah menaiki anak tangga yang banyak dan terkena tipuan angin malam, tanpa sempena sadari matanya tertutup perlahan-lahan.
saat Sempena tidur dengan lelap dia tidak sadar hari telah menunjuk ke tengah malam, kedua bulan menunjukkan cahaya yang terang lalu bergerak mendekati satu sama lain akhirnya menyatu menjadi bulan yang sangat besar lalu dari bulan yang sangat besar itu muncul cahaya ungu.
Bersamaan dengan peristiwa bulan ganda purnama tersebut ,dari kubah yang berada di puncak tertinggi istana muncul cahaya merah terang dan diseluruh wilayah kerajaan Halai Balai ditutupi dengan kabut merah. Suara nyanyian tembang dengan mantra-mantra ajaibnya terdengar dari dalam kubah, ukiran aksara Jawa kuno yang terdapat dikubah juga memunculkan cahaya dan secara perlahan pintu kubah tersebut terbuka terlihat bayangan wanita yang menghilan dengan cepat.
Sempena terbangun mendengar nyanyian-nyanyian tembang tersebut, saat matanya terbuka dia terkejut karena kubah dihadapannya mengeluarkan cahaya merah dan pintu dari kubah itu telah terbuka, namun di dalam kubah itu tidak ada apapun. Sempena yang merasa marah pada dirinya sendiri karena harus tertidur. Nyanyian-nyanyian tembang tersebut masih terdengar ditelinga Sempena, dengan cepat dia berlari menuju sumber suara tersebut.
Dibawah bulan ganda purnama yang bersinar ungu terang , Sempena berlari menuju ke sumber nyanyian-nyanyian tembang tersebut. Karena kerajaan Halai Balai tertutup oleh kabut merah membuat kesulitan dalam mencari sumber suara tersebut. Sempena dengan cepat memanggil buku Sanubari Bestari dan mengeluarkan sihirnya.
Mantra Dirgantara, Hembusan angin , seluruh kabut dihadapannya tertiup dan menghilang , setelah kabut merah tersebut menghilang dirinya melihat sosok seorang wanita yang sedang berlarian sambil menari dan menyanyikan tembang-tembang Jawa.
"Hey kau tolong berhenti" teriakannya kepada sosok wanita tersebut.
"Mantra Teta , patung batu" , jawab wanita itu dengan mengeluarkan mantra dari sebuah buku dengan sampul bewarna hijau zamrud. Tiba-tiba kaki Sempena berubah menjadi batu namun dia tidak ingin menghilangkan kesempatan ini , dia tidak ingin menunggu besok tengah malam kembali dan membuang-buang waktunya. Akhirnya Sempena berada di sebuah kata-kata.
“Aku putra Agni dan Surya!”
Setelah wanita itu mendengar teriakan Sempena, dia menghentikan langkah larinya dan menghadap kearah Sempena.
"apakah itu?",
Para wanita cantik itu terlihat bersinar terang, rambut panjang yang terurai dan bergelombang tertiup angin. Wanita itu menggunakan kebaya panjang warna coklat dan selendang yang berwarna keemasan. Dia menggunakan kalung emas dengan permata membentuk bulan purnama.
" iya aku putra Agni dan Surya, kalung yang kau pakai itu apakah kau suku Jawana ?"
"Iya aku satu-satunya suku Jawana terakhir yang masih hidup, namaku Rara"
Rara melepaskan sihirnya agar Sempena bisa bergerak kembali. Sempena berjalan mendekati Rara tapi karena Rara belum percaya jika Sempena acara putra dari Agni dan Surya dia masih berwaspada dan menjaga jarak dengan Sempena. Agar percaya pada dirinya, Sempena menunjukkan buku Sanubari Bestari kepada Rara. Setelah melihat buku milik Sang Cakrawala ada di Sempena, Rara mulai percaya jika Sempena adalah putra Agni dan Surya. Setelah itu Rara mengajak Sempena untuk masuk kembali ke kubah.
Setelah berada di dalam kubah kerajaan Halai Balai , Sempena bercerita kepada Rara tentang desanya yang terkena virus candramawa, lalu Agni dan Surya, tentang kakek gimbal yang mengajarinya sihir di desa pancarona, hingga tentang dirinya yang harus memasuki kubah satu persatu dari banyaknya kubah di kerajaan Halai Balai untuk menemukan suku Jawana. Rara yang mendengarnya tersenyum senang karena dia yakin bahwa Sempena adalah anak yang ditakdirkan untuk itu. Buktinya dia berjuang keras hanya untuk membuktikan.
Setelah bercerita banyak kepada Rara kini giliran Sempena untuk percaya kepada Rara. Sempena percaya kepada Rara mengapa saat hari masih terdapat matahari dia tidak ada di kerajaan Halai Balai ini , dan mengapa kerajaan ini yang disebut sebagai bagian wilayah terbesar di dimensi Bumantara Nusantara tidak memiliki satupun penduduk serta mengapa Rara mengatakan jika dia adalah suku Jawana terakhir. Mendengar seluruh pertanyaan Sempena, Rara menarik napasnya dalam-dalam untuk menjawab seluruh pertanyaan Sempena itu.
Kerajaan Halai Balai adalah salah satu wilayah terbesar di dimensi Bumantara Nusantara. Kerajaan ini memiliki wilayah yang luas dan berada di dalam hutan. Kerajaan Halai Balai memiliki energi sihir yang kuat dan tempat lahirnya aksara Jawa kuno. Kerajaan ini terbuat dari bebatuan magis dan memiliki 1000 kubah dikerajaannya. Kerajaan Halai Balai adalah tempat yang cocok untuk melihat peristiwa bulan ganda purnama.
Suku Jawana adalah salah satu suku asli dari kerajaan Halai Balai. Suku ini diperbolehkan memiliki tipe sihir berupa tipe Teta. Suku Jawana terkenal karena kemampuan mereka dalam masa perjanjian, biasanya mereka menggabungkan mantra perjanjian dengan aksara Jawa kuno. Selain itu mereka terkenal juga akan menyanyikan-nyanyian tembang mereka yang dapat mengubah elemen hara tanah menjadi gas merah. Suku ini memiliki lambang bulan purnama . Bagi wanita suku Jawana jika menikah dengan laki-laki suku Jawana maka wanita itu bisa mengandung 1000 keturunan langsung.
Dulu leluhur suku Jawana membantu sang Cakrawala menyegel sang iblis janardana. Mereka menggunakan kemampuan menjanjikan dan menyegel janardana menjadi patung, namun beberapa tahun kemudian janardana berhasil mengumpulkan kekuatan yang besar dan membebaskan dirinya dari segel yang dibuat oleh suku Jawana. Janardana yang memiliki niat balas dendam akhirnya menghancurkan Kerajaan Halai Balai dengan kekuatan. Seluruh penduduk kerajaan Halai Balai yang berupa suku Jawana menyatukan kekuatan mereka dan ingin menyegel kembali Janardana. Namun iblis janardana kembali dengan kekuatan yang lebih dahsyat sehingga suku Jawana tidak bisa menyainginya dan berakibat pada kematian mereka semua.
Rara yang saat itu masih berusia 17 tahun dan merupakan putri dari raja dan ratu suku Jawana. Saat seluruh suku Jawana telah dibunuh termasuk Ayahnya dan ibunya hingga hanya tersisa Rara saja , saat janardana juga ingin membunuh Rara , Rara menggunakan kekuatan untuk melindungi dirinya walaupun kekuatan Rara tidak sebanding dengan kekuatan janardana dia berhasil melindungi dirinya karena janardana telah banyak kehilangan energi sihir untuk membunuh suku Jawana yang lain. Tapi Janardana masih memiliki sisa kekuatan sihir kutukan yang akhirnya diberikan kepada Rara.
Sejak itulah kerajaan Halai Balai salah satu wilayah besar dimensi Bumantara Nusantara menjadi sepi dan kosong ,tidak ada satupun penduduk di dalamnya hanya penuh keheningan. Sejak itu juga Rara menjadi suku Jawana terakhir. Kutukan dari janardana itu membuat dirinya menjadi sebuah patung sama seperti janardana dulu disegel namun yang berbeda adalah Rara bisa kembali menjadi manusia ketika terjadi peristiwa bulan ganda purnama. Sempena yang mendengarkan semua merasa iba kepada Rara.
"Apakah ada acara untuk membatalkan kutukanmu itu selamanya?"
"Ada!"
"Apa itu? , Bagaimana caranya? , Akan ku bantu kau supaya kutukanmu itu hilang selamanya"
"Caranya ada.......", Perkataan rara terputus saat ingin menjelaskan bagaimana cara agar kutukannya itu bisa hilang selamanya. Dia melihat kearah langit yang sudah ingin berganti hari
"Ti...tidak ada waktu untuk menjelaskan, baca saja aksara Jawa kuno yang ada dipintu kubahku"
Setelah mengatakan itu Rara kembali berubah menjadi batu. Pintu kubah itu secara perlahan Sempena dengan cepat berlari untuk keluar dari dalam kubah itu. Sempena kebingungan bagaimana dia ingin membaca aksara jawa aksara kuno itu ,karena dia hanya tahu aksara Jawa biasa saja.
Sempena tidak ingin membuang-buang waktu dia langsung meminta buku Sanubari bestari untuk menunjukkan daftar aksara Jawa kuno dengan panduan yang buku Sanubari Bestari melihatkan dia dengan perlahan mengartikan aksara Jawa kuno itu.
Aksara Jawa kuno adalah aksra paling sulit untuk dipelajari,setiap vokal aiueo memiliki bentuk yang berbeda setiap aksaranya, sehingga jumlah aksara Jawa kuno sangat banyak. Setelah beberapa percobaan untuk mengartikan aksara Jawa kuno tersebut, akhirnya saat matahari hampir tenggelam Sempena berhasil mengartikan aksara Jawa kuno tersebut.Dia mengetahui apa kata-kata yang tertulis dari aksara Jawa kuno itu.
"Uduk keluarga, uduk kanca, nanging Tresna"
Itulah arti dari aksara Jawa kuno yang terukir dipintu kubah itu. Sempena sekarang tau bahwa yang bisa membatalkan kutukan Rara adalah cintanya bukan teman maupun sahabat. Namun yang terjadi sekarang adalah Sempena tidak mengetahui siapa cinta Rara dan dimana keberadaannya, selain itu waktu peristiwa bulan ganda purnama hanya tersisa hari ini dan besok.
Sempena mau tidak mau harus menunggu Rara kembali menjadi manusia, sambil menunggu dia membuka kembali tasnya dan memakan makanan yang masih ada, dia menikmati makanannya dengan tenang.
saat malam tiba Sempena merasakan ada yang aneh dengan Kerajaan Halai Balai. Dia merasakan suatu hawa negatif, Sempena mengingat betul keberadaan hawa yang ia rasakan sekarang sama dengan hawa negatif yang ia rasakan dihutan. Dia berdiri dari posisi duduknya lalu berjalan melihat sekeliling kerajaan Halai Balai dari atas kubah tertinggi. Didepan gapura kerajaan Halai Balai terlihat sosok pria yang berdiri dengan mata menyala merah dan berkosong. Pria itu berdiri dengan tubuh kaku dan sebuah buku sakti di sebelahnya, namun buku itu diselimuti kabut hitam, selain itu di belakang pria tersebut terdapat bayangan iblis yang memiliki tanduk besar, sosok iblis itu menyerupai banteng dan memiliki cakar yang panjang ditangannya.
Sempena terkejut melihat sosok iblis itu ,Sempena dan pria itu bertatapan mata cukup lama. Saat pria itu melangkahkan kakinya kedepan bayangan sosok iblis itu menghilang menjadi angin. Sosok pria misterius itu berjalan menuju kearah Sempena.
"Mantra iblis , pijakan neraka" , sosok pria misterius itu langsung meloncat kearah Sempena. Kekuatan sihirnya yang sangat dahsyat langsung membuatnya meluncur di puncak kubah kerajaan, Sempena dengan cepat melompat kearah samping untuk menghindari. Dengan terhentinya itu dia bisa menghancurkan dinding dekat kubah.
“Siapa kau?”, pertanyaan Sempena kepada pria itu, pria itu hanya menjawab dan menatap Sempena.
"Mantra iblis, cakar kematian", seketika tangan pria itu diselimuti energi sihir bewarna hitam, kukunya berubah menjadi panjang dan membesar, pria misterius itu berlari menuju kearah Sempena dan mencoba mencabik-cabik Sempena. Sempena teringat bagaimana dia menciptakan sebuah perisai didesa pancarona,Sempena memanggil buku Sanubari Bestari lalu membacakan sebuah mantra.
"Mantra Deva , perisai cahaya " , Sempena langsung mengeluarkan mantra cahaya dan menggabungkannya dengan teknik perisai sehingga terbentuklah sebuah perisai cahaya yang melindunginya dari serangan pria misterius itu. Pria misterius itu terus menyerang perisai cahaya yang dibuat oleh Sempena. Karena kekuatan pria misterius itu yang sangat kuat dan besar, perisai Sempena perlahan-lahan mulai retak dan akan hancur. Sebelum itu terjadi Sempena mengeluarkan sebuah mantra lagi,
"Mantra Dirgantara, hempasan langit" , Sempena langsung berlari tepat saat perisainya hancur, setelah menggunakan mantra sihir dirgantara itu kecepatannya menambah lalu dia juga menggunakan teknik terbang yang ia pelajari, tubuhnya mulai mengambang secara perlahan dan terbang menghindar dari pria misterius itu. tidak tinggal diam pria misterius itu mengeluarkan sebuah mantra sekali lagi
"Mantra iblis, cahaya kegelapan"
Pria itu menembakkan sebuah cahaya berwarna hitam, Sempena berusaha menghindari tembakan brutal dari pria misterius itu. Tembakan-tembakan yang meleset mengenai dinding kerajaan Halai Balai dan pilar-pilar yang masih berdiri. Sempena yang menahan serangan brutal tersebut karena selain serangan dahsyat itu juga melesat dengan cepat.
"Mantra Deva , cahaya waktu" , ucapan mantra sihir yang Sempena katakan membuat kecepatan terbangnya menjadi tambah cepat , Sempena yang melihat kondisi Kerajaan Halai Balai yang tidak mungkin kuat jika terus terkena serangan dari pria misterius itu mencoba memancingnya agar pertarungan bisa di luar bangunan kerajaan.
Setelah usaha kerasnya, Sempena berhasil memancing pertarungan itu keluar dari bangunan kerajaan Halai Balai. Sempena yang merasa sangat diam-diam bersembunyi di salah satu batu-batuan.
"Saaaal , Kenapa aku tidak menggunakan teknik terbang ini untuk mengunjungi satu persatu kubah yang ada di kerajaan ini , haaaah aku benar benar bodooooh !"
Ucapan kesal Sempena tentang peristiwa kemarin, namun dia mencoba fokus untuk masalah yang dia hadapi sekarang. Dia harus memikirkan cara bagaimana dia bisa mengalahkan pria misterius itu. Namun masalahnya dia tidak tahu siapa pria misterius itu dan mengapa pria misterius itu menyerangnya, Selain itu sihir yang digunakan oleh pria misterius tersebut adalah sihir yang memiliki hawa negatif, dan pria itu juga menggunakan mantra yang bernama mantra iblis. Saat sedang memikirkan itu semua tanpa Sempena sadari pria misterius itu telah terbang dan tepat berada di atasnya, pria misteri situ langsung menggunakan kekuatan dan menembaknya ke Sempena. Bebatuan tempat Sempena bersembunyi seketika hancur menjadi kerikil dan Sempena terluka cukup parah dikepalanya , Sempena lalu ingin membalas serangan itu dengan mantra Dirgantara,
Sempena yang merasa dirinya telah siap untuk melawan janardana dan merasa sudah cukup hebat dalam hal sihir , merasa itu semua salah karena dia tidak bisa melawan musuh yang ada dihadapannya ini, sempena merasa dirinya akan kalah dengan kemampuannya saat ini , karena itu dirinya harus lebih giat untuk berlatih dan meningkatkan kekuatan sihirnya untuk melawan janardana.
Dengan tekad kuatnya itu Sempena bangkit dan mulai menyerang pria misterius itu , dia membuat dirinya terbang dan menggunakan mantra sihir Dirgantara serta mantra sihir Deva untuk menambah kecepatannya, lalu ia memutari pria misterius itu dan menyerangnya dengan kekuatan pertahanan. Pria misterius itu atmosferik dan tak bisa lagi menahan serta mebepis serangan Sempena yang membuatnya kalah
Sempena merasa lega karena dia berhasil mengalahkan pria misterius itu , tepat saat dia mengalahkan pria misterius itu terjadilah peristiwa bulan ganda purnama kedua. Bulan kedua mulai mengeluarkan cahaya yang terang dan saling mendekati satu sama lain lalu menggabung menjadi sebuah bulan yang sangat besar dan mulai mengeluarkan cahaya ungu terang.
"Kauu pikir kau telah mengalahkanku?"
Suara pertanyaan itu terdengar, Sempena melihat sekeliling dan menyadari bahwa kata itu muncul dari pria misterius yang tadi. Sempena yang berpikir telah mengalahkan pria misterius tersebut ternyata salah pria misterius tersebut bangkit kembali dan terbang ke atas langit. Diatas langit dia berteriak dengan kencang dan mengeluarkan energi sihir negatif yang sangat banyak, pria misterius tersebut tiba-tiba mengeluarkan tanduk banteng dari kepalanya dan mengeluarkan ekor yang berdiri juga, semula-mula yang hanya memiliki dua tangan pria misterius itu menjadi memiliki 6 tangan dengan masing-masing -masing-masing memiliki cakar yang tajam dan besar.
"Mantra iblis , kekuatan amukan" , pria misterius itu langsung melesat ke arah Sempena dan hendak menusuknya, Namaun tiba-tiba seorang wanita yang tidak lain datang dan melindungi Sempena.
"Mantra Teta, perisai bumi", sebuah batu muncul dan melindungi mereka berdua, Rara langsung menyuruh Sempena untuk berlari dari sini dan berlindung, mau tidak mau dia harus menuruti kata Rara karena kondisinya yang terluka cukup parah dan juga energi sihirnya yang sudah lumayan terkuras yang diakibatkannya tidak bisa bertarung dengan serius. Setelah Sempena perlindungan pertarungan antara Rara dan pria misterius itupun dimulai.
"Mantra Teta, hujan batu",
serangan Rara yang diisi dengan brutal mengenai pris misterius itu. Tak tinggal diam pria misterius itu juga membalas serangan Rara.
"Mantra iblis, badai kegelapan",
Iya misterius itu berputar-putar dan menciptakan badai kegelapan , Rara dengan cepat menghindari serangan tersebut, berkat kelincahannya dia dengan mudah menghindari serangan pria misterius tersebut. Tidak mau membuang-buang waktu Rara langsung kembali memambalas serangan pria misterius tersebut.
"Mantra pusaka teta, tusukan selendang"
Cara menggunakan mantra yang ia gabungkan dengan selendang yang ternyata adalah sebuah benda pusaka, bernama selendang hyangsari , selendang itu menjadi ringan namun padat dan menyerang pria misterius tersebut. Serangan selendang tersebut sangatlah cepat dan selendang tersebut juga dikendalikan dengan pikiran Rara. Pria misterius itu berhasil terluka dipipinya karena terkena tusukan selendang hyangsari milik Rara.
Setelah terkena tusukan dari selendang milik Rara, pria misterius itu semakin marah dan menggunakan kekuatan dengan maksimal. Pria misterius itu langsung berlari menuju Rara dan menyerangnya dengan cakar. Rara menggunakan mantra Teta untuk bertahan namun sebelum dia bisa berhasil mengeluarkan perisainya, pria misterius itu berhasil melukai tangannya dan mencekik Rara. Sempena yang melihat itu merasa sangat marah dan ingin menyelamatkan Rara.
"Ja...jangan Sempena, simpan saja kekuatanmu, bi...bi... biarkan aku yang menyandarkannya , namun Dia adalah kekasih ku"
Sebuah kilas balik terbuka, dulu saat kerajaan Halai Balai masih dihuni oleh suku Jawana, Rara memiliki sepasang kekasih dari luar kerajaan yang bernama Zaka. Hubungan mereka ditentang besar oleh orang tua Rara , namun karena cinta Rara dan Zaka yang sangat besar melebihi semesta ini mereka tak bisa dipisahkan. Saat kejadian setelah Janardana mengutuk Rara , zaka datang dan menghadapi Janardana berniat untuk mengalahkannya agar Rara bisa bebas dari kutukannya. Namun janardana membuatnya dirasuki iblis bernama bondo. Iblis bondo mengambil alih pikiran, jiwa, dan tubuh Zaka hingga saat ini.
Kembali ke masa sekara Rara yang hampir kehabisan napas kembali menggunakan mantra sihirnya,
"Man...mantra Teta , gelombang tanah"
Tiba-tiba tanah yang dipijak oleh pria misterius itu menjadi bergerak dan membuatnya terpental sehingga melepaskan tangan yang mencekik Rara. Walaupun Rara telah menyuruh Sempena untuk tetap bersembunyi saja, Sempena tetap tidak bisa menahan tekadnya untuk membantu Rara. Buku Sanubari Bestari yang telah melihat tekad kuat Sempena dan membersamainya sejak lama telah mulai bisa percaya secara utuh dengan Sempena. Buku Sanubari Bestari itu membuka lembarannya ke suatu halaman sama munculkan sebuah kalimat di halaman itu
"Apakah kau mau tuan menjadiku yang baru?"
Sempena yang membaca kalimat dari buku Sanubari Bestari tersebut merasa terkejut.
"Apakah kamu yakin buku Sanubari Bestari ?"
Buku itu kembali mengeluarkan sebuah kalimat di halamannya.
"Ya, aku sangat yakin!"
Melihat buku Sanubari Bestari yang telah mempercayainya, tentu saja Sempena mau menjadi pemilik buku Sanubari Bestari yang baru.
Sekarang Sempena tuan menjadi baru dari buku Sanubari Bestari , Dia merasakan kedekatan batin dan emosional yang lebih dekat dengan buku Sanubari Bestari, Selain itu dia juga merasakan energi suhu yang di dalam tubuhnya lebih besar Karena sekarang Dia memiliki buku sakti sendiri. Sempena langsung menggunakan kekuatan mantra yang untuk menyerang zaka yang dirasuki oleh iblis bondo.
"Mantra Dirgantara, badai langit"
Mantra sihir tersebut berhasil membuat zaka terpental cukup jauh , Zaka yang ingin menyerang kembali Sempena berhasil ditepis Karena sekarang Sempena memiliki kekuatan sihir yang lebih besar.
Sempena berkata kepada Rara bahwa dia tidak akan membunuh Zaka karena dia tahu untuk membatalkan kutukan Rara hanya bisa dilakukan dengan cinta sejati Rara , Selain itu zaka saat ini sedang dirasuki oleh iblis bondo , sehingga misi mereka yang seharusnya adalah mengeluarkan iblis itu dari tubuh zaka.
Rara merasa senang karena Sempena berkata seperti itu dia cepat-cepat membangunkan tubuhnya dan bersiap-siap untuk mengeluarkan iblis bondo yang merasuki tubuh kekasihnya itu.
Rara menyanyikan tembang-tembang yang berisi mantra-mantra sihir , nyanyiannya itu membuat tanah mengeluarkan kabut merah yang berupa unsur hara. Kabut Sempena menjadi pulih dan mengembalikan energi sihir mereka yang telah digunakan.
"Mantra pusaka Teta, ikatan bumi"
Selendang hyangsari milik Allah langsung bergerak dengan cepat mengikat zakat tubuh setelah itu dengan kekuatan Sempena juga mengeluarkan sebuah sihir.
"Mantra Deva , tusukan cahaya"
Sebuah cahaya memadat dan membentuk tombak menusuk zaka, Rara berjalan perlahan lalu mengeluh wajah zaka.
"Zaka cintaku , kumohon kembalilah kepelukan ku"
Rara mendekatkan wajahnya ke wajah zaka lalu memberikan ciuman lembut. Walaupun zakat telah dirasuki oleh iblis bondo dia masih bisa mengendalikan dirinya, saat Rara memberikan ciuman kepadanya, sebuah mata air mengalir dari mata zakat. Setelah memberikan ciuman lembut itu Rara langsung menggunakan mantra khas sukunya.
"Mantra Teta, segel pemisah aksara Jawa kuno "
Dari tubuh zakat terciptalah sebuah lingkaran sihir yang memiliki tulisan-tulisan aksara Jawa kuno , peninggalan sihir itu adalah sebuah segel yang bisa memisahkan zakat dari iblis bondo , iblis bondo merasakan dirinya diserang oleh kekuatan yang sangat hebat sehingga tubuhnya merasakan sakit semua dan membuatnya keluar dari tubuh zakat. Tubuh zaka yang awalnya berwujud seperti monster telah kembali menjadi wujud manusia seperti biasanya.
Iblis bondo yang telah keluar dari tubuh zaka hendak kabur , Namaun Rara menggunakan kekuatan segelnya sekali lagi , namun bukan segel pemisah tapi segel pengunci. Iblis bondo itu terkena sihir segel pengunci Rara yang membuat dirinya tidak bisa bergerak lagi, Rara dengan cepat memasukkan iblis itu ke dalam sebuah batu kerikil. Pondok Iblis berteriak meronta-ronta kamu mohon kepada Rara agar dirinya tidak ditutup , namun Rara yang sudah sangat marah kepada iblis bondo sudah tidak ingin memaafkannya lagi dan akhirnya iblis itu tersegel juga. Sempena langsung mengambil kerikil yang digunakan untuk menyegel iblis bondo dan menyimpannya agar tidak ada orang yang diizinkan dan mengizinkan iblis itu.
Rara sekali lagi menyanyikan tembang-tembang yang berisi mantra-mantra untuk menyembuhkan Zaka. Setelah disembuhkan oleh Rara Zaka mulai membuka matanya dan memeluk Rara erat-erat. Rara membalas pelukan zakat dengan pelukan yang erat juga dan mereka saling berciuman.
" yahh aku tau kalian sudah 16 tahun tidak bertemu, tapi mungkin tidak melakukan hal itu dihadapanku "
Perkataan Sempena dengan kata kesal dan mengejek itu terdengar ditelinga Rara dan Zaka.
“Kenapa dia? , Seharusnya kau membiarkan kami berdua berciuman”
"Kenapa aku akan membiarkan Kalina, ingat kalian itu sudah tua, mungkin 116 atau 117 tahun bukan? , Kalian terlihat seperti anak berusia 16-17 tahun hanya karena terkena kutukan dan dirasuki oleh iblis"
Zaka yang melihat termasuk antara Rara dan sempena itu,mencoba memisahkan mereka berdua.
" sudah-sudah , ngomong-ngomong Sempena aku sangat berterima kasih terima kasih kepadamu jika bukan karena kau aku mungkin akan terus dirasuki oleh iblis bondo "
"Kau tidak perlu berterima kasih, ini semua terjadi berkat cinta antara kau dan Rara yang sangat besar"
Mendengar kata itu sangat senang,
"Hei sempena maaf atas katamu tadi seharusnya aku berterima kasih padamu , tapi bagaimana jika aku dan Zaka ikut denganmu untuk pergi mengalahkan janardana, bukannya kau datang ke kerajaan ini untuk mencari suku Jawanya bukan yang bisa membantu menyegel janardana"
"Wahhhh tentu saja , kalian berdua harus ikutku"
"Tentu saja kami berdua akan ikut bersamamu"
Sempena sangat senang karena Rara dan Zaka akan ikut dalam perjalanannya untuk membantu mengalahkan Janardana. Namun zaka mengingatkan kepada Sempena jika dia ingin mengalahkan Janardana dia harus cepat , karena dulu saat janardana berhasil menguasai Nirwana Nusantara dia dan pengikutnya atau bawahannya tidak bisa memasuki 8 wilayah besar dimensi Bumantara Nusantara dan desa-desa kecil yang ada di sekitarnya, namun dia berhasil membuat iblis bondo yang ada pada tubuh zaka memasuki salah satu wilayah terbesar Dimensi Bumantara Nusantara. Itu artinya janardana telah memiliki kekuatan yang bisa membuat iblis menembus perisai alam.Namun hal itu tidak membuat Sempena tergesa-gesa maupun takut tapi membuat dirinya semakin bersemangat untuk melawan janardana.
Setelah tragedi malam ini yang cukup panjang akhirnya mereka bertiga beristirahat terlebih dahulu dan bersiap-siap untuk menuju ke wilayah kedua terbesar di dimensi Bumantara Nusantara