2 jam tak terasa , Sempena telah tidur dengan lelap , langit telah berubah menjadi malam hari dan udara dingin mulai masuk dari jendela kamar Sempena yang tidak ia tutup.
"Tok , tok , tok" , suara ketukan pintu yang terdengar sangat keras hingga sampai ke telinga Sempena, membuatnya terbangun dari tidur lelapnya. Dia langsung berjalan menuruni tangga menuju ke pintu rumah kakek gimbal untuk mengetahui siapa yang telah mengetuk pintu. Saat pintu itu terbuka terlihat Kakek Gimbal bersama seluruh penduduk desa, Sempena merasa kebingungan mengapa Kakek Gimbal bersama seluruh penduduk desa. Sebelum Sempena bisa berkata satu kata pun, kakek gimbal dan seluruh penduduk desa pancarona menariknya dan mengajaknya menuju ke suatu tempat.
"He..hey , kalian ingin mengajakku kemana ?"
"sudah diam saja Sempena, nanti kau akan tau"
"iya nanti kau akan tau Sempena"
Karena Sempena percaya pada kakek gimbal dan seluruh penduduk desa pancarona maka ia membiarkan dirinya ditarik oleh kakek gimbal tertuduh penduduk desa pancarona menuju ke suatu tempat. Beberapa menit berlalu kakek gimbal , Sempena, dan Seluruh penduduk desa panjang sampai di pusat kota. Di pusat kota tersebut telah memasang hiasan-hiasan yang sangat indah di sana juga telah tersedia makanan yang banyak , Sempena hanya terdiri dari mengapa seluruh penduduk desa dan kakek gimbal menyiapkan semua ini.
"Ada acara apa ini?"
"Ini adalah pesta perpisahanmu Sempena!" , Teriak salah satu penduduk desa. Sempena masih bingung apa maksud dari kata itu. Lalu kakek gimbal menjelaskan kepadanya bahwa , Sempena telah mengatakan siap untuk memulai perjalanan ke Nirwana Nusantara oleh karena itu kakek gimbal menyarankan bahwa besok pagi acara waktu yang tepat bagi Sempena untuk memulai perjalanannya. Karena wilayah besar berdimensi Bumantara Nusantara yang akan ia lewati adalah tempat para suku Jawana. Sebuah suku yang dahulunya membantu sang Cakrawala menyegel Janardana jangan kakek gimbal pernah mendengar bahwa suku itu hanya bisa muncul saat bulan ganda purnama, dan kebetulan bulan karena purnama akan dimulai dari besok dua hari kedepannya.
Sempena yang mendengarnya merasa sangat senang dan tidak sabar lagi untuk memulai perjalanannya menuju wilayah besar pertama dimensi bumantara Nusantara. Sempena juga mengatakan bahwa seharusnya kakek gimbal dan seluruh penduduk desa tidak perlu melakukan pesta sewa ini hanya untuk perpisahan mereka saja. Namun kakek gimbal mengatakan bahwa pesta ini perlu diadakan agar Sempena merasa senang di malam terakhir dirinya di desa pancarona ini selain itu di akhir pesta ini seluruh penduduk desa akan mengadakan ritual yang bernama Tetembang.
Tetembang adalah sebuah ritual khas desa Pancarona, di mana seluruh penduduk akan menggabungkan sihir mereka dan berdoa agar seseorang yang diinginkan mereka bisa selamat. Sebagai tanda hormat terhadap ritual khas Desa pancarona ini akhirnya dia membiarkan penduduk desa untuk mengadakan pesta dan ritual ini.
Malam ini dipenuhi dengan pesta yang meriah dan makanan-makanan yang lezat. Lemper, nagasari, putu, apem, kue lumpur, es lilin dan masih banyak lagi makanan-makanan lezat yang disediakan di pesta ini. Para penduduk desa yang memiliki tipe sihir maron dan dewa menggunakan sihir mereka untuk membuat kembang api, pemanas api, dan embun cahaya yang berterbangan. Selain itu para penduduk desa yang memiliki benda pusaka seperti angklung ,seruling , rebana dan alat musik lain juga menggunakan benda pusaka mereka untuk membuat nyanyian-nyanyian yang indah.
Saat hari sudah mulai tengah malam dan kedua bulan sudah tepat di atas Desa pancarona, para penduduk pancarona mulai duduk membentuk lingkaran melingkari Sempena. Seluruh penduduk desa berpegangan tangan dengan erat lali mulai melakukan ritual Tetembangan dengan menyanyikan lagu-lagu yang berisi mantra-mantra sihir di dalamnya ,dari dalam diri mereka keluar cahaya dan aura sihir yang sangat hebat dan berwarna-warni. ketulusan Hati para penduduk desa pancarona yang menginginkan Sempena selamat dari bahaya-bahaya yang akan datang ke tempatnya membentuk sebuah berlian yang memiliki warna pelangi.
Seluruh penduduk desa yang melihat terciptanya berlian itu merasa sangat senang karena berlian itu adalah yang hanya bisa muncul saat seluruh hati tulus bersatu. Nama berlian itu adalah berlian gelora. Karena berlian itu adalah berlian yang langka dan jarang orang yang tahu , penduduk desa pancarona juga tidak tahu apa kekuatan dari berlian gelora tapi mereka menyuruh Sempena untuk menyimpannya karena mungkin suatu saat berlian gelora itu akan bermanfaat baginya.
Sebelum pesta itu berakhir , Sempena ingin bertanya tentang suatu pertanyaan yang mungkin ia ingin ketahui sejak lama. Dia bertanya mengapa Desa pancarona ini di kebanyakan bebatuan dan artefaknya terukir sebuah gambaran wanita yang sedang menari. Kakek gimbal menjawab dengan serius, bahwa gambaran wanita itu adalah gambaran suku Jawana. Karena lokasi desa banjarone yang dekat dengan wilayah pertama dimensi bumantara Nusantara maka mereka juga memiliki hubungan yang cukup berat dengan Suku Jawana , namun semenjak janardana kembali untuk balas dendam pada 16 tahun yang lalu , komunikasi desa pancarona dengan wilayah pertama dimensi bumantara Nusantara itu mulai berhenti. Sempena bertanya sekali lagi apa nama wilayah pertama dimensi Bumantara Nusantara itu. Dengan wajah senyum kakek gimbal menjawab bahwa nama wilayah pertama dimensi Bumantara nusantara adalah Kerajaan Halai Balai.
Setelah pertanyaan itu kakek gimbal memerintahkan agar seluruh penduduk desa kembali ke rumah masing-masing dan beristirahat serta mengajak pulang Sempena kerumahnya untuk istirahat yang cukup akan besok pagi ia bisa pergi dengan penuh energi dan semangat. Malam ini ditutup dengan kakek gimbal dan Sempena yang pulang dengan berjalan kaki sambil menikmati indahnya malam dan memikirkan bagaimana serunya besok saat perjalanan menuju kerajaan halai balai.