Pukul 04.00 suara teriakan para warga yang sangat kencang terdengar di telinga Sempena hingga membuatnya terbangun dari tidurnya begitu pula neneknya juga terbangun dari tidurnya. Saat mereka berdua membuka pintu rumah mereka , alangkah terkejut dan terpanany Sempena dan neneknya dengan pemandangan desa Insan yang mereka lihat.
Desa Insan yang dikenal dengan desa yang penuh keindahan dan orang-orang yang memiliki sifat pekerja keras pagi ini semuanya berubah secara drastis. Pemandangan desa ini yang awalnya indah penuh dengan dedaunan hijau tiba-tiba berubah menjadi seperti desa mati yang dipenuhi kabut Hitam putih. Warga-warga desa ini juga berubah drastis bagaikan mayat yang tidak memiliki daging dan hanya memiliki tulang, mata mereka menjadi bewarna putih seluruhnya dan warga yang lain hanya bisa berteriak histeris melihat tetangga bahkan keluarganya sendiri dalam kondisi seperti itu.
Kabut berwarna hitam putih itu terus menyebar di seluruh penjuru Desa Insan dan memakan korban lebih banyak lagi karena kondisi yang sudah mulai tidak tertolong, para tabib Desa Insan memberikan sebuah pandanaran
Daun Pandanaran adalah sebuah daun yang panjangnya kira-kira 9-10 cm bewarna hijau muda. Apabila seseorang memakannya maka orang itu akan dilindungi dari segala penyakit tapi daun Pandanaran tidak bisa mengobati sebuah penyakit, sehingga para penduduk lain yang sudah terlanjur terkena dampak dari kabut Hitam putih ini belum bisa ditolong ataupun diselamatkan.
Keributan itu masih berlanjut sampai pukul 08.00 , kabut hitam putih itu masih menyelimuti berlanjut desa Insan , yang membuat desa ini gelap tak terkena sinar matahari. Penduduk yang lain dievakuasikan ke ruang bawah tanah desa ini agar terhindar dari kabut misterius itu dan penduduk yang sudah terkena dampak dari kabut misterius itu juga ikut dievakuasi , karena efek daun Pandanaran yang hanya sementara.
Para tabib desa Insan mulai mencari penawar untuk menghilangkan dampak dari terkena kabut hitam putih itu, mereka juga meneliti sebenarnya apa kabut itu ? , Mengapa bisa muncul? , Dan apa yang bisa dihilangkan?
Saat para tabib masih meneliti tiba-tiba pak Bowo tetua desa Insan, berteriak dan menyuruh seluruh penduduk desa Insan berkumpul ,lalu dari tas kain goninya ia mengeluarkan selembar kertas di dalamnya berisi sebuah tulisan yang sudah sangat lama dan kuno. Pak bowo lalu membacakan apa yang tertulis di selembar kertas itu. Sempena dengan fokus mendengarkan apa yang dibacakan oleh Pak bowo
" Kabut Candramawa , sebuah kabut berwarna hitam putih ,yang berisi virus yang sangat berbahaya sebuah virus yang apabila dihirup atau terkena manusia akan membuat energi kehidupan manusia itu diserap oleh virus itu"
Sontak semua penduduk berteriak histeris saat kalimat itu muncul dari mulut pak Bowo. Lalu penduduk desa itu mulai berteriak-teriak
"lali kenapa virus itu bisa muncul didesa ini!"
Teriak para penduduk bertanya kepada pak Bowo, raut wajah pak bowo ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan warganya itu namun karena warganya mulai memberontak untuk mengetahui mengapa virus itu bisa muncul dengan terpaksa pak bowo mengatakan alasan mengapa virus itu bisa muncul di desa mereka
" Janardana" , satu kalimat dan satu nama yang diucapkan oleh pak Bowo namun bisa mendiamkan seluruh penduduk desa, mereka semua seolah tahu mengapa virus candrawa ini bisa ada di desa mereka dan melukai orang-orang tercinta mereka. Namun yang Sempena tidak mengetahuinya adalah setelah nama itu diucapkan oleh pak Bowo suruh penduduk desa menatap dirinya bahkan neneknya juga memperhatikan dia. Sempena menjadi terheran-heran , mengapa semua memperhatikannya ? , Lalu sebuah pertanyaan keluar dari mulutnya dengan ragu-ragu.
"Mengapa kalian semua menatap ku?"