Untuk sebuah arti hidup dimana akan ada banyak hal yang terjadi. Sebuah pertemuan takdir yang tidak kita duga sebelumnya. Kamu adalah apa yang sudah ditentukan takdirnya.
Seolah ada yang mengatur skenario hidup, pertemuan dua orang insan yang tanpa sengaja dengan segala perbedaan.
15 menit berlalu Gadis bermata bening itu duduk ditepi pantai. Pada sore hari yang masih terik.
“Ngak panas mba?” Ucapan seorang pria seumurannya mungkin
Gadis itu berbalik menghadap ke arah sumber suara tersebut.
"Nggak" ucapnya singkat.
Arunima Chandrika Amerta. Gadis cantik bermata bening itu sedang mencoba memaknai senja. Kata orang senja itu menenangkan, kata orang senja itu indah dan memiliki arti, namun Gadis bermata bening yang kerap kali disapa Arunima itu masih belum sampai perasaannya pada senja, dia belum bisa memaknai apa arti senja.
"Pasti suka senja ya?" Ucap pria yang tadi menyapanya
"Nggak juga" balas Arunima
Pria itu mengkerutkan kedua alisnya. Bertanya-tanya mengapa ada orang yang tidak suka senja tetapi memilih menunggu senja. Membingungkan bukan?.
"Terus ngapain disini kalo nggk suka?" Ujar pria itu
"Nggak suka bukan berarti nggak mau lihat kan?"
Skakmat. Benar juga. Kadang ada banyak hal yang tidak kita sukai dalam hidup tetapi harus tetap dijalani. Bukan begitu?
"Gue Ailesh. Lo?" Ucap cowo itu
Ailesh Bumantara. Laki-laki tampan yang memiliki senyum menenangkan. Suka senja.
"Amerta" balas gadis bermata bening itu.
"Abadi?" Ucap Ailesh mengartikan nama gadis itu kedalam aksara.
"Ko tau?"
"Lo nanya?"
"Ya iyalah kok Lo bisa tau arti nama gue?"
Pria itu tersenyum. Senyum yang paling menenangkan yang pernah dilihat oleh gadis itu.
"Bahasa aksara"
Arunima berohria.
"Lo pasti tau kan arti nama gue?"
"Penguasa Bumi"
"Ailesh Bumantara"
"Dan angkasa? Boros amat nama Lo" Arunima terkekeh.
Nama yang indah pikirnya.
"Gue Arunima Chandrika Amerta"
"Nama lo bagus. Tapi gue nggak akan bilang kaya orangnya"
Arunima mentapa bingung.
"Gue nggk mau sama kaya cowok-cowok pada umumnya"
Arunima terkekeh. Menurutnya semua pria itu sama cara mendekati cewe hanya cara menyakitinya saja yang berbeda alias bervariasi.
"Gue tebak Lo pasti lebih suka sunrise daripada senja" ujar Ailesh
"Gue lebih suka bulan. Dia menenangkan, dia lama" balas Arunima
Rupanya tebakan Ailesh meleset, dia pikir gadis itu lebih menyukai matahari pagi sebab arti nama pertamanya berawalan cahaya merah dari matahari yang muncul dipagi hari. Ternyata gadis itu lebih suka Chandrika si sinar bulan.
"Kenapa suka bulan? Dia siang nggak ada kok" balas Ailesh
"Dia ada, hanya saja sinarnya yang tidak terlihat sebab matahari lebih mendominasi" ujar Arunima
Ailesh Bumantara, rupanya pria itu tertarik dengan gadis disampingnya.
...
"Gimana?, Udah paham arti senja?" Tanya Rani.
Rani adalah sahabat karib Arunima. Dia cantik dan baik hati, periang dan ceria. Mungkin itu deskripsi singkat untuk sosok Rani.
"Ternyata yang menenangkan itu bukan tentang senja-nya, tapi tentang dengan siapa kita menikmati senja itu" ujar Arunima
Rani menautkan kedua alisnya. Arunima terlalu puitis merangkai kata untuk dia yang lambat paham.
"Senja itu menenangkan ketika dengan Ailesh" lanjut Arunima.
"Ailesh?" Tanya Rani
"Iya dia Ailesh Bumantara sang penguasa Bumi dan Angkasa" ucap Arunima sambil tersenyum tipis.
Ada yang aneh dari Arunima kali ini. Pikir Rani. Arunima jarang sekali cepat paham mengenai hal-hal yang tidak dia sukai, tapi kali beda.
Tring...
Tidak terasa bel tanda dimulainya pelajaran telah berbunyi. Matematika adalah pelajaran pertama yang mengisi kelas MIPA 3 saat ini.
SMA 2 N Kota Palu atau lebih sering disingkat Smandu. Sekolah yang berada di pusat kota Palu Sulawesi tengah. Sekolah penuh kenangan menurut Arunima.
"Ma pusing gue belajar matematika" bisik Rani pada Arunima yang sedang mendengarkan pelajaran.
Kedua gadis itu berusaha fokus pada pelajaran yang mereka tidak sukai. Rasanya jika ada yang menyukai matematika mungkin orang itu ada kelainan, pikir Rani.
"Diam Ran nanti kita dikeluarin sama Bu Sus" ucap Arunima pelan.
1 jam lebih 30 menit rasanya menguras tenaga dan fikiran para siswa-siswi MIPA 3 pada Senin pagi ini.
Senin dan matematika mengapa kedua hal itu selalu dipersatukan.
Warung Pak Burjo, Rani dan Arunima kerap kali menyebut Warung Pabur.
Disini mereka berada. Menikmati semangkuk bakso dan segelas es teh.
"Ran kenal Ailesh nggak?" Tanya Arunima.
Sebab dia penasaran dengan sosok pemilik nama tersebut, kemarin dia lupa menanyakan asal usul pria itu.
"Nggak Ma, nggak pernah dengar juga" balas Rani
"Kenapa emangnya?" Lanjutnya
"Penasaran aja, kemarin nggak sempat nanya dia sekolah dimana" ujar Arunima
Selesai mengisi perut, Rani dan Arunima segera beranjak dari kantin menuju perpustakaan sekolah. Masih ada waktu 10 menit untuk mampir ke ruangan yang penuh buku itu.
"Ma jangan lama-lama ya nyari bukunya nanti telat dimarahin pak Bambang" sahut Rani yang diangguki oleh Arunima
Mereka berpenjar, mencari buku yang berbeda. Arunima menuju ke tempat kumpulan buku astronomi.
"Dapat deh" ujar Arunima memegang buku yang berjudul Bumi dan Antariksa.
"Suka astronomi juga?" Tanya pria disampingnya
Suara itu tidak asing bagi Arunima. Dia menoleh ke sumber suara tersebut. Ah sudah dia menduga pemilik suara itu adalah dia.
...