Happy Reading sist ❤️
...
"Eh ada penguasa bumi dan angkasa" celutuk Arunima.
Entahlah kenapa dia sampai berkata seperti itu.
Kekehan kecil keluar dari pria itu, ya dia Ailesh Bumantara pemilik arti nama penguasa bumi dan angkasa.
"Ngapain disini?" Tanya Ailesh
"Menurut Lo gue kesini ngapain?"
"Ya kelihatannya pinjam buku sih"
"Itu tau" ujar Arunima
Dia hendak pergi, namun terhenti dan berbalik menghadap pri tersebut.
"Lo sekolah disini juga? Kelas berapa? Jurusan?" Tanya Arunima
Kok dia sampai tidak tau ya ada nama Ailesh Bumantara disekolah ini.
"Mana dulu nih yang harus gue jawab dari pertanyaan Lo?"
"Ya terserah Lo sih, mau jawab atau nggak juga nggak masalah" ujar Arunima hendak pergi.
Namun sebelum dia berjak dari tempat itu Ailesh buru-buru menahan tangan kecil milik Arunima.
3 detik bersitatap.
"Oh jadi disini pantesan gue cari-cari nggak ada" ujar Rani
Pasalnya gadis itu kesana kemarin mencari sahabatnya itu namun tak kunjung ia temukan ternyata sedang bertemu dengan orang yang dia cari-cari.
Segera Arunima melepaskan tangannya dari genggaman Ailesh dan buru-buru menarik Rani sahabatnya itu keluar dari perpustakaan.
"Gue kelas IPS Amerta, gue seangkatan sama kalian. Tapi gue murid pindahan" ucap Ailesh pelan dan tentunya tidak terdengar lagi oleh gadis cantik bermata cokelat terang itu.
...
"Jadi dia" celutuk Rani
Bukan. Itu bukan pertanyaan, tapi itu sebuah pertanyaan.
"Iya. Ailesh Bumantara"
Mereka berjalan beriringan menuju pintu gerbang sekolah.
Jam pelajaran telah selesai itu artinya waktunya pulang kerumah masing-masing.
"Ma, bareng aja yuk" ucap Rani kala sopirnya telah datang menjemput.
"Nggak usah Ran, Papa udah dijalan kok" tolak Arunima
Bukan apa, hanya saja rumah keduanya beda arah, Arunima tidak enak jika Rani harus mengantarnya terlebih dahulu.
"Ya udah, duluan ya Arunima Chandrika Amerta babayy" ucap Rani
Mobil Rani berlalu dari hadapan Arunima.
Arunima duduk di halte sembari menunggu papa-nya. Papanya itu sudah hafal jam pulang sekolah Arunima jadi dia yakin tidak akan lama jika menunggu papa-nya itu.
"Bulan"
Arunima mengangkat wajahnya, dia bingung siapa yang dipanggil bulan.
"Nunggui siapa sih?"
Iya. Dia pria pemilik nama boros menurut Arunima. Lelaki yang 1 jam lalu dia temui di perpustakaan.
"Penting Lo tau?" Ujar Arunima cuek
"Nggak sih, nanya doang sensi amat mba" kekeh Ailesh
"Amerta, tunjukin dong bulan yang Lo bilang ada saat siang hari, mana nih ko nggak keliatan" celutuk Pria itu.
Arunima memutar bola matanya malas. Manusia aneh, 1 menit yang lalu dia memanggilnya dengan nama bulan, detik berikutnya memanggil Amerta. Membingungkan.
"Cari aja sendiri panas nih" ujar Arunima
"Lah kok gitu"
Herman. Papa dari Arunima telah sampai didepan halte.
"Caca udah lama nunggu?" Tanya papanya ketika memberhentikan motornya.
"Nggak kok pah. Gue duluan yah nama boros" pamit Arunima tapi masih sempatnya mengejek pria tersebut.
Manusia aneh. Batin Ailesh.
Disini sebenarnya siapa yang aneh?.
"Yang tadi pacarnya Caca?"
...