Loading...
Logo TinLit
Read Story - GAARA
MENU
About Us  

"Rumah lo dimana?" tanya Genandra.


"Di jalan hiu kak, tinggal belok kiri terus lurus ada rumah pagar ungu itu rumahnya Akira," jawab Akira dan dibalas anggukan kepala oleh Genandra, ia sedikit menambah kecepatan pada sepeda motornya agar segera sampai.


Di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba saja langit mendung, awan-awan hitam berkumpul rasanya sudah siap menumpahkan semua isi cairan itu. Disusul dengan terpaan angin dingin, Akira yang pada saat ini tidak mengenakan jaket, membuat tubuhnya sedikit menggigil. Ia menggosok-gosokkan tangannya pada kulit, agar tubuhnya kembali hangat.


Tak lama kemudian, rintik-rintik air hujan mulai berjatuhan membasahi seisi kota. "Sial," kesal Genandra yang terpaksa harus memberhentikan motornya di sebuah halte bus dekat sana, sebab hujan yang turun semakin deras. Sangat berbahaya jika berkendara di kondisi seperti ini dan Genandra tidak mau mengambil resiko.


"Ck, pakai acara hujan segala lagi," decak Genandra yang sudah berteduh di halte bus bersama Akira berdiri tak jauh dari sisinya.


"Gak boleh begitu Kak," ucap Akira selepas mendengar keluhan dari Genandra.


"Hujan itu rezeki dari Allah, kalau gak ada hujan tanaman jadi layu, tanah kering, cuaca jadi panas. Emang Kakak mau kemarau terus?"


"Ya enggak, cuman kan waktunya gak tepat, kalau begini gimana gue bisa pulang," balas Genandra.


"Mungkin udah waktunya hujan Kak, jadi terima aja."


Hujan turun semakin deras saja, tubuh Akira menggigil kedinginan. Tangannya sudah tidak mempan lagi untuk membuat tubuhnya tetap merasa hangat.


"Nih!" Genandra melemparkan jaket yang dikenakannya kepada Akira, hingga mendarat tepat di atas kepala gadis itu.  Sekali lagi, jantung Akira dibuat berdegup tidak karuan karena ulah Genandra.


"I-ini buat apa?" tanya Akira memegang jaket tersebut yang hinggap di atas kepalanya.


"Gak usah sok polos, gue tahu lo kedinginan," jawab Genandra tidak melihat wajah Akira, melainkan fokus pada rintikan hujan di hadapannya.


"Terus Kak Genan gimana? Kakak gak kedinginan?"


"Gak perlu, badan gue sudah kebal."


"Hulk kali yah?" batin Akira.


Sekarang kedua anak itu kembali diam, hanya sibuk mendengarkan alunan suara hujan serta aliran air yang mengalir deras di jalan raya. Genandra menggerogoh kantong celananya dan mengambil sebuah handphone dari dalam sana.


"Halo Pak," ujar Genandra di dalam panggilan, sedangkan di sisi lain Akira mencoba untuk diam-diam mendengarkan pembicaraan itu dengan seksama.


"Iyah Tuan? Tuan muda sekarang ada dimana? Kenapa anda belum pulang juga."


"Di sini lagi hujan deras Pak, saya lagi neduh dulu di halte bus. Bapak bisa ke sini gak jemput saya pakai mobil?"


"Iyah Tuan siap, saya segera berangkat!" balas Pak sopir.


"Terima kasih Pak! Sebentar, saya mau kirimkan lokasinya dulu."


"Baik Tuan, kalau begitu saya siapkan mobilnya terlebih dahulu."


"Iyah Pak, terima kasih," pungkas Genandra lalu menutup panggilan telepon tersebut.


"Gila, baru tahu gue kalau Kak Genan dipanggil Tuan muda sama orang itu," batin Akira merasa terkejut. "Orang kaya memang beda ya, mau dipanggil Tuan raja juga terserah mereka."


*******

Beberapa menit kemudian, terlihat mobil berwarna hitam dari arah kejauhan datang menghampiri tempat halte bus dimana Akira dan Genandra sedang berteduh.


Nampak seorang laki-laki dengan kumis tipis keluar dari dalam mobil tersebut seraya membawa payung. "Tuan muda, mohon maaf sudah membuat anda menunggu sedikit lama. Hujannya sangat deras, jadi saya cukup kesulitan melihat jalan," ujarnya.


"Tidak apa-apa," balas Genandra tidak masalah.


"Mari Tuan saya antarkan anda pulang!"


"Hmmm, saya memanggil mu kemari bukan untuk menjemput saya pulang Pak, tapi tolong antarkan teman saya yang di sana kembali ke rumahnya," balas Genandra seraya melirik ke arah Akira.


"A-aku?" bingung Akira menunjuk kepada dirinya sendiri.


"Lalu bagaimana dengan anda Tuan? Saya tidak mungkin meninggalkan anda sendirian di sini, bagaimana kalau nanti sampai terjadi sesuatu kepada diri anda? Jawaban apa yang harus saya beri kepada Nyonya Sena."


"Tenang saja Pak, saya bisa pulang sendiri kalau hujannya sudah mulai reda, yang penting tolong antarkan teman saya pulang dulu."


"Tapi Kak, Akira gak mau pulang kalau Kakak gak ikut," sahut Akira.


"Gak usah bawel, lo cewek, gak baik di luar sendirian. Apalagi berduaan sama cowok."


"Kak Genan kan teman sekaligus Kakak kelas Akira, ngapain harus takut?"


"Gue bukan siapa-siapa lo, lagian kita berdua juga gak punya hubungan. Lebih baik mending sekarang lo pulang, sebelum hujannya makin tambah deras. Kakak lo pasti khawatir juga kan."


"Iya, dia pasti lagi mikirin aku sekarang," ucap Akira teringat akan Kakaknya Arzan.


"Pak, antarkan teman saya pulang!" pinta Genandra sekali lagi, lalu Pak sopir itu pun membantu membukakan pintu mobil untuk Akira, sambil memayunginya agar tidak basah terkena air hujan.


Terlihat dari dalam kaca mobil, Akira melambaikan tangannya kepada Genandra, Genandra hanya memandanginya dengan wajah datar. Lalu mobil itu pun berjalan dan meninggalkan percik-percikan air di sepanjang kendaraan itu melaju.


"Nona pacarnya Tuan muda ya?" tanya Pak sopir seraya mengemudi, memandang wajah Akira melalui kaca spion tengah mobil.


"Saya? Bukanlah Pak, tapi calonnya," balas Akira.


"Haha, saya sudah gak kaget," tawa pak sopir.


"Maksudnya Pak?"


"Tawanya ngeledek," batin Akira.


"Sebenarnya sudah banyak perempuan yang mau mendekati Tuan muda, bahkan pernah waktu itu ke rumah sampai rela membawa banyak makanan. Tapi ya begitu, Tuan muda malah bersikap acuh."


"Owh," respon Akira terdengar biasa saja, dia sama sekali tidak perduli dengan apa yang Pak sopir itu katakan.


"Tapi tenang saja, kalau memang Nona suka dengan Tuan saya mesti berjuang dulu, siapa tahu nanti hatinya luluh," sambungnya tersenyum simpul.


"Sudah Pak, jungkir balik, kayang, salto, saya kejar dia Pak, tapi tetap aja sifatnya gak berubah," balas Akira emosi.


"Hahaha, namanya juga proses, enggak ada yang instan. Apalagi kalau soal urusan hati. Kalau gak diterima ya ditolak, kalau gak ditolak yah dighosting."


"Kok bapak tahu?"


"Saya sudah berpengalaman Nona, jadi jangan ditanya, lautan air mata saja sudah pernah saya selami, sampai saya minum lagi."


"Asin gak pak?" tanya Akira.


"Asin sih, tapi ada asem-asem nya dikit."


"Owh, cocok itu Pak kalau garem di rumah lagi habis, nangis aja di atas wajan biar sedep makanannya."


"Hmm boleh juga, tapi makasih deh Non, pikiran saya masih waras. Oh ya, kalau boleh tahu rumahnya Nona dimana ya?" tanya Pak sopir lalu diberitahu oleh gadis itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (9)
  • carera

    Semangat kak yok up lagi😗

    Comment on chapter Mas fiksi lebih menggoda
  • carera

    Akira jan pergi dulu plis:(

    Comment on chapter Apa sudah saatnya aku pulang, Tuhan?
  • zarasafa

    Semangatt kakak🙌🏻🙌🏻

    Comment on chapter Gadis spesial
  • manusiatembuspandang

    semangat kakak

    Comment on chapter Gadis spesial
  • kitcat

    Ayo yuk up lagi kak😎😁

    Comment on chapter Izinkan aku mencintaimu
  • kitcat

    Kapan genan suka sama Akira😭

    Comment on chapter Izinkan aku mencintaimu
  • pitik

    Baru juga mulai

    Comment on chapter Gadis spesial
  • human

    Kenapa Lo gak peka sih genan gemes deh

    Comment on chapter Apa sudah saatnya aku pulang, Tuhan?
  • vina anggraeni

    Jangan lupa beri like nya yah teman-teman:)

    Comment on chapter Gadis spesial
Similar Tags
Mendung (Eccedentesiast)
9288      2302     0     
Romance
Kecewa, terluka adalah hal yang tidak bisa terhindarkan dari kehidupan manusia. Jatuh, terpuruk sampai rasanya tak sanggup lagi untuk bangkit. Perihal kehilangan, kita telah belajar banyak hal. Tentang duka dan tentang takdir yang kuasa. Seiring berjalannya waktu, kita berjalan maju mengikuti arah sang waktu, belajar mencari celah kebahagiaan yang fana. Namun semesta tak pernah memihak k...
Percayalah , rencana Allah itu selalu indah !
164      123     2     
True Story
Hay dear, kali ini aku akan sedikit cerita tentang indahnya proses berhijrah yang aku alami. Awal mula aku memutuskan untuk berhijrah adalah karena orang tua aku yang sangat berambisi memasukkan aku ke sebuah pondok pesantren. Sangat berat hati pasti nya, tapi karena aku adalah anak yang selalu menuruti kemauan orang tua aku selama itu dalam kebaikan yaa, akhirnya dengan sedikit berat hati aku me...
ASA
5498      1713     0     
Romance
Ketika Rachel membuka mata, betapa terkejutnya ia mendapati kenyataan di hadapannya berubah drastis. Kerinduannya hanya satu, yaitu bertemu dengan orang-orang yang ia sayangi. Namun, Rachel hanya diberi kesempatan selama 40 hari untuk memilih. Rachel harus bisa memilih antara Cinta atau Kebencian. Ini keputusan sulit yang harus dipilihnya. Mampukah Rachel memilih salah satunya sebelum waktunya ha...
Miracle of Marble Box
3367      1431     2     
Fantasy
Sebuah kotak ajaib yang berkilau ditemukan di antara rerumputan dan semak-semak. Alsa, Indira dan Ovi harus menyelesaikan misi yang muncul dari kotak tersebut jika mereka ingin salah satu temannya kembali. Mereka harus mengalahkan ego masing-masing dan menggunakan keahlian yang dimiliki untuk mencari jawaban dari petunjuk yang diberikan oleh kotak ajaib. Setiap tantangan membawa mereka ke nega...
Premium
Dunia Tanpa Gadget
12286      3095     32     
True Story
Muridmurid SMA 2 atau biasa disebut SMADA menjunjung tinggi toleransi meskipun mereka terdiri dari suku agama dan ras yang berbedabeda Perselisihan di antara mereka tidak pernah dipicu oleh perbedaan suku agama dan ras tetapi lebih kepada kepentingan dan perasaan pribadi Mereka tidak pernah melecehkan teman mereka dari golongan minoritas Bersama mereka menjalani hidup masa remaja mereka dengan ko...
Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
6341      2030     1     
Romance
Namanya Elisa saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Bandung Dia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dalam keluarganya Tetapi walaupun dia anak terakhir dia bukan tipe anak yang manja trust me Dia cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan kehidupannya sendiri mungkin karena sudah terbiasa jauh dari orang tua dan keluarganya sejak kecil juga ja...
Adiksi
8272      2416     2     
Inspirational
Tolong ... Siapa pun, tolong aku ... nafsu ini terlalu besar, tangan ini terlalu gatal untuk mencari, dan mata ini tidak bisa menutup karena ingin melihat. Jika saja aku tidak pernah masuk ke dalam perangkap setan ini, mungkin hidupku akan jauh lebih bahagia. Aku menyesal ... Aku menyesal ... Izinkan aku untuk sembuh. Niatku besar, tetapi mengapa ... mengapa nafsu ini juga sama besarnya!...
Romance is the Hook
5165      1696     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
Tulus Paling Serius
9977      1114     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?
Teman Berakhir (Pacar) Musuhan
791      481     0     
Romance
Bencana! Ini benar-benar bencana sebagaimana invasi alien ke bumi. Selvi, ya Selvi, sepupu Meka yang centil dan sok imut itu akan tinggal di rumahnya? OH NO! Nyebelin banget sih! Mendengar berita itu Albi sobat kecil Meka malah senyum-senyum senang. Kacau nih! Pokoknya Selvi tidak boleh tinggal lama di rumahnya. Berbagai upaya buat mengusir Selvi pun dilakukan. Kira-kira sukses nggak ya, usa...