Aldy sangat menyumpah serapahi Rudi yang enteng sekali mengatakan hal seperti itu.
Syila yang mendengar hal itu langsung terkejut bukan main, bukan hanya Syila saja melainkan seisi kantin juga terkejut dengan teriakan dari Rudi.
Mulai banyak bisikan-bisikan dari murid-murid yang mendengar itu di kantin. Dan ternyata ada Fiara dan juga Kazea yang mendengar itu saat baru saja memasuki kantin. Tadinya ingin bersama dengan Nata, tetapi Nata mager untuk pergi ke kantin.
"Gila, gue gak salah denger kan, Ze?" tanya Fiara kepada Kazea yang berdiri di sampingnya.
Zea masih terdiam, Ia juga terkejut karena hal itu. Bagaimana tidak? Aldy itu selalu anti dengan cewek dan tak pernah ada rumor suka dengan cewe.
"Rudi ngibul kali ya, Ze?" tanya Fia untuk memastikan. Kazea masih terdiam.
Fia menoleh, "Kok diem bae sih, Ze?"
"Diem anjir, gue masih syok dengernya," kaget Zea. "Ini beneran kah? sangat mustahil," ucap Zea yang masih tidak percaya.
Aldy yang sudah terlanjur kesal dan malu langsung menarik Rudi untuk meninggalkan kantin.
"RUDI NGIBUL! JANGAN DI PERCAYA!" teriak Aldy sambil membawa Rudi pergi dari sana.
Setelah Rudi dan Aldy pergi, kawannya pun ikut pergi mengikuti Aldy dan Rudi. Sedangkan Syila pun merasa bingung. Tapi, Neysha yang mendengar itu hanya bisa terdiam. Pikirannya berkecamuk.
Syila pun tak perduli dan memilih lanjut memakan makanannya sekarang. Dan tak sengaja Ia melihat Neysha yang terlihat diam saja.
"Lo kenapa? kok diam aja?" tanya Syila.
Neysha pun tersadar, "O-oh gak apa-apa," ucapnya gugup.
"Serius? kok kayak aneh gitu?" tanya Syila
Neysha hanya menggeleng pelan. Walaupun memang kelihatannya biasa saja, percayalah kalau Syila merasa ada yang aneh dengan Neysha.
Tapi, Syila merasa tidak perduli dan memilih untuk kembali memakan jajanannya.
"Syil, Syil, Syil," panggil Fia ke Syila yang masih duduk di kantin.
Fia berlari pelan ke arah Syila di ikuti oleh Zea yang tampak santai berjalan.
"Kenapa? santai aja kali gak usah buru-buru," kekeh Syila.
Fia pun hanya nyengir, Dia pun duduk di samping Syila untuk mengintrogasi Syila.
"Lo sama Aldy pacaran?" tanya Fia to the point.
Syila kembali menghela nafasnya berat. Lagi-lagi pertanyaan ini yang Ia dapatkan dari temannya.
"Gak. Gue sama Aldy gak pacaran," jelas Syila
"Terus kenapa tadi berangkatnya bareng?" tanya Fia.
"Gue udah telat, tapi Aldy nya yang tiba-tiba nangkring di depan rumah gue."
Brak
Suara gebrakan meja dari Fia mengagetkan Syila, Zea dan juga Neysha.
"Hett kebiasaan banget deh lo," kesal Zea kepada sahabatnya yang satu ini.
Fia hanya menyengir. Ia memang seperti itu orangnya.
"Fiks," ucapnya.
"Faks fiks faks fiks. Ngomong yang bener, Fir!" ucap Zea.
Panggilan Fiara memang bermacam-macam. Kedua sahabatnya sering memanggilnya Fir, dan teman yang lain kebanyakan memanggilnya Fia, Ara, Ra, Fi, dan Fifi. Suka-suka mereka aja.
"Fiks Si Aldy suka sama lo, Syil," ucap Fia menebak-nebak.
Semua yang ada di meja itu pun terkejut.
"Ah ngawur lo, Aldy anti banget sama cewek, Fir," ucap Zea.
"Eitss.., cowok yang anti dengan cewek emang susah di tebak. Tapi, sikapnya itu yang menjawab semuanya."
"Bayangin! cowok mana yang mau jemput seorang cewek kalau bukan karena suka? Jemput cewek atau antar cewek ke rumahnya itu butuh effort dan mental yang gede," lanjutnya.
Tiba-tiba Neysha membuka suara.
"Gak mungkin ah sampai segitunya," ucapnya sambil kembali mengunyah makanannya.
"Ehh mungkin aja. Nggak mudah buat cowok buat datang ke rumah cewek loh ya!" ucap Fia. "Harus banyak persiapan. Tapi sebelum dari itu, harus ada rasa rasa yang terpendam, anjayyy keren banget gue."
Zea menghela nafasnya, "Udah-udah, lo jangan mulai!"
"Kenapa? gue cuman bilang sesuai kenyataan aja. Abang sepupu gue rela jauh-jauh ke rumah temannya yang cewek, cuman karena temennya yang cewek itu gak ada kendaraan buat pergi ke kampus." jelas Fia.
"Tapi, terlepas dari itu semua, abang gue emang suka sama tuh cewek makanya mau nganterin temennya yang cewek itu ke kampus," lanjutnya.
"Jadi, dapat di simpulkan kalau seorang cowok yang punya rasa ke cewek akan melakukan apa pun ke cewek yang dia suka demi mendapatkan perhatiannya."
"Kelazz.., soal cinta-cintaan lo deh jagonya," puji Zea.
Syila masih terdiam dan mencerna kata-kata dari Fia. Apakah yang di ucapkan Fia itu benar adanya, atau hanya bohong belaka?
"Hehe, tapi gue ente mulu, heran," lirih Fia.
"Lo gak sendiri, gue juga kok," ucap Zea sambil menepuk pundak Fia pelan.
Fia menoleh, "Makanya jangan suka sama Si Teg-
Belum Fia menyelesaikan kata-katanya, mulutnya sudah di tutup oleh Zea.
"Gak usah cepu!" bisik Zea dan langsung memberi cengiran khas ke Syila dan Neysha.
Zea pun menjauhkan tangannya dari mulut Fia. Dan Fia hanya bisa nyengir.
"Sorry," ucapnya sambil nyengir ke arah Zea.
Neysha merasa ada yang aneh dengan Zea dan Fia.
"Wahh kayaknya ada yang di rahasiain nih," ledek Neysha.
"Ya emang kenapa kalau ada rahasia? kepo banget lo," ucap Fia yang blak-blakan.
Zea langsung menyenggol kaki Fia untuk berbicara yang benar. Fia memang orangnya blak-blakan jadi terkadang ucapannya sering menyakiti orang yang mendengarnya.
"Hehe."
"Ehh udah ya, gue mau ke kelas. Kasian Nata sendiri," ucap Zea sambil mengajak Fia.
Syila pun ternyata sudah menghabiskan makanannya.
"Eh gue juga ikut dong. Makanan gue juga udah habis," ucap Syila.
"Ayok!" ajak Fia.
Saat Syila berdiri, Ia kembali melihat Neysha yang masih saja duduk di bangku.
"Eh, lo gak mau sekalian bareng ke kelas?" tanya Syila kepada Neysha.
"Owh enggak. Gue mau nunggu temen gue yang lain," ucap Neysha.
Syila pun hanya mengangguk dan langsung pergi dari sana.
...
Syila masuk ke dalam kelas bersama dengan Fia dan juga Zea.
"Baru juga masuk udah ngeliat si jangkung aja," gumam Syila yang nampak kesal.
Aldy dan Syila saling bertatapan, mereka saling menyimpan sesuatu yang tersirat dari tatapan mereka.
Rudi langsung menyenggol Bara dan Damar yang ada berada di sampingnya.
"Nohh mereka saling liat-liatan," kode Rudi kepada teman-temannya.
Damar, Bara, Ardi dan Tegar melihat itu juga. Tapi, pandangan Tegar bukan ke Syila melainkan ke Fia.
"Kalau suka nyatain! kalau gk suka tinggalin!" ucap Rudi secara tiba-tiba.
Aldy langsung menoleh ke Rudi. Dan tampak ada Rudi yang cengengesan melihat Aldy.
"Apa lo?!" sentak Aldy. "Ngeledek gue?"
Rudi dengan cepat menggeleng.
"Kagak, kagak. Gue ngeledek..." lama Rudi berpikir.
"... Tegar. Iya, gue ngeledek Tegar" ucapnya sembari menunjuk Tegar.
Tegar yang terpanggil dan tertunjuk itu langsung terkejut.
"Kok gue sih?" tanya Tegar.
"Ya kan lo suka sama Fia tapi gak di nyatakan," ledek Rudi kepada Tegar.
Di situ Tegar langsung terdiam.
"Dan lo aneh, Gar!" ucap Bara.
"Aneh apaan?"
"Lo sukanya sama Fia tapi yang lo deketin malah Zea," ucap Bara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Bara mengatakannya dengan pelan, jadi mustahil kalau ada yang mendengarnya kecuali segerombolan mereka sendiri.
"Tau lo! seenggaknya jangan sakitin satu wanita demi mendapatkan wanita yang lainnya" ucap Ardi memberi nasihat.
"Kelazz," ucap mereka kecuali Tegar.
Dia masih terdiam. Sedangkan yang lain sedang tertawa melihat Tegar yang bingung dengan perasaannya saat ini.
"Tegar yang lebih jahat. Gue mah setia sama satu cewe," ucap Aldy meledek Tegar.
Tegar yang merasa dirinya di ledek pun langsung menendang kaki Aldy yang langsung mendapat umpatan langsung dari Aldy.
"Sakit bangsat!"
"Stt...!" ucap Tegar yang memperingatkan jangan teriak.
Aldy masih mengelus kakinya karena sakit di tendang oleh Tegar.
"Lo ngaca napa, Al!" ucap Tegar.
"Emang kenapa? gue tahu kok kalau gue ganteng," ucap Aldy dengan pedenya
Tegar geram di buatnya. "Bukan itu!"
"Terus? gunanya kaca buat apa kalau bukan buat ngaca?"
"Ya lo ngaca! lo emang suka sama Syila. Tapi ada satu wanita yang selalu merhatiin lo diam-diam, dan kelihatannya Dia suka sama lo!" jelas Tegar.
Aldy dan teman se gang nya langsung terkejut bukan main.
"Siapa yang suka sama Aldy?" tanya Rudi yang terkejut.
"Emang ada yang suka sama kulkas berjalan?" tanya Bara.
"Mustahil ada cewek yang suka sama cowok triplek kek Dia," ucap Ardi yang menunjuk Aldy.
"Keren lo, Al! ada juga yang suka sama lo " ucap Damar memberi apresiasi.
Aldy sendiri tidak percaya dengan omongan Tegar.
"Ngawur lo, Gar!" ucapnya tak percaya.
"Gue emang pendiam, diam-diam memperhatikan sekitar. Gue selalu liat salah satu cewek di kelas ini yang diam-diam ngeliatin lo dari jauh, bahkan pernah fotoin lo diam-diam," jelas Tegar.
Siapakah cewek itu?