— — —


Violin, gadis anti-sosial...Read More >>"> Coneflower (s e c h z e h n :: last) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Coneflower
MENU
About Us  

"Tidak usah pikirkan orang lain, hanya dirimu sendiri. Ingat hal itu."

 

———

 

 

Hari ini adalah hari terakhir ujian di semester dua. Di hari terakhir, kelas mengadakan sebuah acara rujakan, dan beberapa anak sudah membawa buah-buahan serta sambal. Tikar dibuka, semua duduk di bawah dengan hidangan rujak buah di depan mereka yang begitu banyak. Violin menerima dengan senang hati es campur yang diambilkan oleh Aneisha. Bahkan gadis itu tersenyum lebar di tempatnya. Sembari memakan es campur, dia bercanda dengan Meifa yang ada di sampingnya. 

 

Pada akhirnya, walaupun itu beberapa bulan dari hari dia masuk ke sekolah menengah atas. Dia bisa akrab dengan teman sekelasnya. 

 

"Lin! Rujaknya hampir kejatuh itu loh!"

 

"Eh bego! Maaf-maaf!" Jawab Violin sembari membenarkan piring berisi buah yang dia bawa. 

 

Acara tersebut berlangsung dengan cukup menyenangkan. Bu Fatma, guru wali kelas yang duduk di tengah, diperlakukan seperti seorang ratu dengan banyak anak kelas yang memberikannya rujak buah. Sebuah lagu diputar dari sound di dalam kelas, menampilkan sebuah lagu barat yang terdengar menyenangkan. 

 

Violin tersenyum lebar bahkan tertawa di tempatnya. Dia sangat menikmati hari ini dimana dirinya bisa berbicara dengan nyaman tanpa mempedulikan perkataan anak-anak lain. Dengan adanya Aneisha dan Meifa di sampingnya, Violin merasa tidak sendirian. 

 

Sekarang Violin sudah tidak sendirian. 

 

"Manusia itu tidak benar-benar sendirian. Semuanya pasti akan bersosialisasi. Sesusah apapun berkomunikasi dengan orang-orang, pada akhirnya manusia akan bersosialisasi." 

 

Saat ini Violin berada di kamar mandi sendirian. Dia menatap ke atap kamar mandi, pemandangan yang selalu dia lihat sendirian dengan sesosok yang biasanya ada di sampingnya. 

 

Violin menoleh ke samping. Biasanya ada sosok teman ilusinya di sana. Mytha, memandangi dirinya dengan sebuah senyum manis khas miliknya. Rambutnya yang tergerai, dan sudut matanya yang menatap dirinya lembut. 

 

Tangan Violin terangkat, seolah menggapai sebuah ilusi dimana wajah Mytha ada di sampingnya. Tetapi tidak ada apapun, kosong, bahkan Violin tidak merasakan apapun dari Mytha. 

 

Teman khayalannya sudah pergi jauh meninggalkan dirinya. 

 

"Kalau mungkin besok aku menghilang.." Mytha terdiam di tempatnya. "..itu artinya keadaanmu baik-baik saja! Karena kau menginginkan sembuh, maka delusimu menghilang! Mimpimu akan menjadi kenyataan Cheryl!" 

 

Begitu kata-kata Mytha yang terus terputar di telinganya. Masih terdengar sangat jelas, saat Mytha terus mengatakan hal-hal baik untuknya. 

 

Kata-kata yang akan membuat dirinya menjadi lebih baik. 

 

Guru bimbingan konseling membagikan sebuah angket berisi karir, perguruan tinggi, serta penjurusan. Violin yang menerimanya terdiam membaca demi kata angket yang ada di sana. Dia membandingkan nilai-nilainya yang pas pasan dengan impian karir yang dia tuju, walaupun sejujurnya impian tersebut adalah milik orang tuanya. 

 

Pada akhirnya Violin memilih mata pelajaran yang kebanyakan dari jurusan IPA karena dia hendak menuju kedokteran. Setelah hampir sebulan libur panjang kenaikan kelas. Violin mendapatkan kabar bahwa dirinya berada di kelas XI-3. 

 

Setelahnya, masa kelas sepuluh di sekolah menengah atasnya sudah selesai. 

 

 

 

 

4 tahun kemudian. 

 

Violin tengah berjalan-jalan sendirian di pinggir jalan kota dengan langkah santai. Pikirannya melayang-layang ke arah lain. Tatapannya kosong ke depan. Sejujurnya perkataan serta tugas-tugas dari dosen pembimbingnya begitu mengganggu pikirannya. Dia hanya ingin mengistirahatkan kepalanya sejenak, setelah kemarin dirinya salah melakukan praktek dalam mengobati pasien. Violin hanya dapat menghela nafasnya berat saat dia dimarahi oleh dosen pembimbingnya. 

 

Tring!

 

Sebuah bel terdengar cukup lembut di telinganya. Perlahan Violin menoleh. Tatapannya tertuju pada sebuah toko bunga yang ada di sampingnya. Gedungnya terlihat cukup cantik dan bunga-bunganya ditata dengan rapi. Kendaaran lalu lintas di jalan raya di sebelahnya, membuat angin dan menerbangkan rambut pendek Violin. Dia tidak pernah memanjangkannya sekali pun.  

 

Tatapannya hanya tertuju pada sebuah bunga dengan warna dasar merah muda. Tidak seperti bunga yang lain, bunga tersebut berbentuk kerucut. Dengan bagian utama bunga yang menjorok ke atas, lalu mahkota bunga terarah ke bawah. Walaupun berbeda dengan bunga-bunga lainnya, tetapi bunga tersebut terlihat beda daripada bunga yang lain. 

 

Seperti dirinya yang berbeda dengan orang lain. 

 

Pada akhirnya, Violin masuk ke dalam toko bunga tersebut. Dia didampingi oleh petugas di sana, dan terus menatap bunga tersebut.

 

"Itu bunga kerucut. Apakah nona berkenan membelinya?" Tanya petugas toko. Seorang wanita muda cantik dengan seragam kasual miliknya. 

 

"Bunga kerucut?" Ulang Violin dengan sedikit bingung. 

 

"Bunga tersebut tergolong Echinacea berasal dari Amerika Utara dan biasanya disebut coneflower." 

 

Violin tersenyum kecil. "Coneflower?" Dia terdengar sedikit tertarik dengan nama barusan. 

 

Petugas tersebut menarik senyum dan mengangguk. "Benar, coneflower. Indah bukan? Kegunaannya obat di Amerika Utara. Bahkan mempunyai sebuah simbolis sendiri."

 

"Apa itu?" 

 

"Karena kegunaan yang begitu bermanfaat bagi orang-orang bunga kerucut dikaitkan dengan kesehatan, kekuatan, dan penyembuhan."

 

Violin menarik senyum begitu senang mendengarnya. "Aku beli satu tangkai saja, apa bisa?" 

 

Selanjutnya, Violin memasukkan kunci pada pintu di depannya. Setelah pintu terbuka, dia memegang daun pintu dan menekannya pelan hingga pintu terbuka sempurna. Tampak kamar kosnya yang kecil tetapi terlihat rapi di dalamnya. 

 

Violin melangkah masuk ke dalam kamarnya sendiri dan tidak lupa untuk menutup pintunya. Dia menaruh satu tangkai bunga coneflower di atas meja belajarnya. Namun, secarik kertas jatuh di bawah dan membuat Violin sedikit terkejut di tempatnya. 

 

Dia mengambil kertas tersebut dan menatap bagian awalnya. Hanya bertuliskan nama toko bunga barusan. Lalu, dia membuka lengkukan kertas satunya. Perlahan sudut bibir Violin tertarik saat membacanya. 

 

Coneflower berkata, "Aku harap kamu merasa lebih baik." 

 

 

The End

 

 

end

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Pertualangan Titin dan Opa
2935      1162     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Aku dan Saya
347      194     1     
Inspirational
Aku dan Saya dalam mencari jati diri,dalam kelabilan Aku yang mengidolakan Saya yang sudah dewasa.
Kepak Sayap yang Hilang
59      55     0     
Short Story
Noe, seorang mahasiswa Sastra Jepang mengagalkan impiannya untuk pergi ke Jepang. Dia tidak dapat meninggalkan adik kembarnya diasuh sendirian oleh neneknya yang sudah renta. Namun, keikhlasan Noe digantikan dengan hal lebih besar yang terjadi pada hidupnya.
Search My Couple
491      265     5     
Short Story
Gadis itu menangis dibawah karangan bunga dengan gaun putih panjangnya yang menjuntai ke tanah. Dimana pengantin lelakinya? Nyatanya pengantin lelakinya pergi ke pesta pernikahan orang lain sebagai pengantin. Aku akan pergi untuk kembali dan membuat hidupmu tidak akan tenang Daniel, ingat itu dalam benakmu---Siska Filyasa Handini.
Warisan Kekasih
620      437     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
Premium
RESTART [21+]
4448      2135     22     
Romance
Pahit dan getir yang kurasa selama proses merelakan telah membentuk diriku yang sekarang. Jangan pernah lagi mengusik apa yang ada di dalam sini. Jika memang harus memperhatikan, berdirilah dari kejauhan. Terima kasih atas semua kenangan. Kini biarkan aku maju ke depan.
Camelia
539      291     6     
Romance
Pertama kali bertemu denganmu, getaran cinta itu sudah ada. Aku ingin selalu bersamamu. Sampai maut memisahkan kita. ~Aulya Pradiga Aku suka dia. Tingkah lakunya, cerewetannya, dan senyumannya. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tak ingin menyakitinya. ~Camelia Putri
SOSOK
84      75     1     
Horror
Dunia ini memang luas begitu pula seisinya. Kita hidup saat sendiri namun bersama sosok lain yang tak terlihat. SOSOK adalah sebuah cerita yang akan menunjukkan sisi lain dunia ini. Sebuah sisi yang tak terduga dan tak pernah dipikirkan oleh orang-orang
Air Mata Istri Kedua
90      79     0     
True Story
Menjadi istri kedua bukanlah impian atau keinginan semua wanita. Begitu juga dengan Yuli yang kini telah menikah dengan Sigit. Seorang duda yang dia kenal satu tahun lalu. Pernikahan bahagia dan harmonis kini justru menjadi bencana bagi Yuli saat dia mengetahui jika Sigit sebenarnya bukanlah seorang duda seperti yang dia katakan dulu. Pria yang diketahui bekerja sebagai seorang pelayan di seb...
Perverter FRIGID [Girls Knight #3]
1088      447     1     
Romance
Perverter FIRGID Seri ke tiga Girls Knight Series #3 Keira Sashenka || Logan Hywell "Everything can changed. Everything can be change. I, you, us, even the impossible destiny." Keira Sashenka; Cantik, pintar dan multitalenta. Besar dengan keluarga yang memegang kontrol akan dirinya, Keira sulit melakukan hal yang dia suka sampai di titik dia mulai jenuh. Hidupnya baik-baik saj...